Lonjakan kasus ini pun memantik reaksi kalangan muda. Tokoh pemuda PALI, Edo, menyatakan keprihatinannya dan mendorong peran aktif generasi muda dalam mengatasi penyebaran HIV/AIDS.
“Fakta bahwa hanya dua kecamatan menyumbang 25 kasus adalah lampu merah. Ini artinya kita belum maksimal dalam edukasi dan pencegahan,” tegas Edo, yang juga mantan Ketua BEM STIT Mamba’ul Hikam.
Menurutnya, penanganan HIV/AIDS tak bisa dibebankan sepenuhnya ke Dinas Kesehatan.
Butuh sinergi lintas sektor, termasuk organisasi pemuda, lembaga pendidikan, hingga tokoh masyarakat.
“Kita harus dorong pola hidup sehat, ajak masyarakat periksa HIV tanpa takut, dan yang terpenting, hapus stigma terhadap penderita,” ujar Edo.
Edo optimistis jika semua pihak bersatu dan bergerak bersama, penyebaran HIV/AIDS di PALI bisa ditekan.
“Ini soal menyelamatkan masa depan generasi kita. Akses layanan sudah ada, tinggal kesadaran yang perlu dibangun,” tutupnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com