"Pada waktu itu, anak saya tidak ikut kumpulan itu," kata Novia Tri Handayani, ibu G.
Dikatakan Novi, anaknya tak mengikuti kegiatan rohani karena berada di ruang perpustakaan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) atas sepengetahuan wali kelasnya.
Setelah istirahat selesai, G bertemu dengan guru kesiswaan.
Kemudian, guru kesiswaan itu menyarankan oknum guru untuk menghukum G.
G tak sendiri, ada lima siswa lain yang juga tak mengikuti kumpulan kerohanian.
Oknum guru itu lantas menyuruh enam siswa tersebut, termasuk G berlari mengelilingi lapangan basket tanpa alas kaki.
Padahal, kondisi cuaca siang itu sedang panas terik.
Sementara para siswa yang mendapat hukuman itu baru boleh berhenti berlari setelah oknum guru itu menyatakan untuk berhenti.
"Tetapi anakku baru lima putaran telapak kakinya sudah melepuh."
"Bahkan, satu telapak kakinya sobek dan sampai berdarah." jelas Novi.
Baca juga: Sosok F Guru SMP di Madiun Hukum Siswa Lari Tanpa Sepatu hingga Kaki Melepuh, Terancam Disanksi
Baca juga: Perbedaan Hari Guru Sedunia dan Hari Guru Nasional di Indonesia, Siswa Wajib Tahu
Pihak sekolah yang mengetahui kondisi G lantas memberikan pertolongan dengan memberi obat merah.
Selanjutnya, oknum guru itu menghubungi Novi dan memberitahukan soal kondisi G.
F mengatakan, kaki G mengalami lecet setelah dihukum.
"Saya ditelepon oknum guru bahwa anak saya setelah dihukum kakinya lecet, kemudian diantarkan ke rumah."
"Karena saya tidak berpikir negatif, saya minta maaf langsung kepada oknum guru tersebut atas kesalahan yang dibuat anak saya," bebernya, dikutip dari Kompas.com.