TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sempat meminta waktu pada saat dilayangkan pemanggilan pertama, polisi layangkan pemanggilan ke-2 oknum dokter B yang diduga lakukan malapraktik gagal operasi usus buntu pasien DA (7) meninggal.
Pasien DA atau Desfa Anjani meninggal setelah menjalani empat kali operasi usus.
Operasi pertama dan ketiga dilakukan oknum dokter B di RS Bari Palembang, operasi keempat dilakukan di RSMH Palembang setelah keluarga meminta rujukan ke RS tipe A tersebut.
Pemanggilan kedua ini dibenarkan oleh Dirkrimsus Polda Sumsel Kombes Pol Agung Marlianto SIK pada saat dikonfirmasi, Kamis (23/03/2023).
"Siap sudah, Mbak," ujarnya singkat.
Baca juga: Jadwal LRT Palembang Ramadhan 2023, Boleh Makan Minum di Kereta Saat Berbuka, Ini Ketentuannya
Dikatakan Agung untuk pemanggilan terhadap Dokter B ini dijadwalkan untuk datang ke Polda Sumsel pada hari Jumat (24/03/2023).
"Masih 5 orang yang baru diperiksa yakni 5 orang tersebut terdiri dari 3 dokter, 1 perawat dan pelapor. Karena ada beberapa orang yang belum memenuhi panggilan," tambahnya.
Dari adanya kasus ini, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Cabang Palembang DR dr. Anang Tribowo Sp.M(K) menerangkan bahwa untuk Dokter B akan diikut sertakan dalam rapat bersama dengan IDI di Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin.
"Rencananya hari Jumat (24/03/2023) kita rapat MKEK di ruang Komite Medik RSMH jamnya belum ditentukan," ujarnya.
Kasus yang menyeret Dokter B ini lantaran sudah tiga kali lakukan operasi usus buntu terhadap DA namun bukannya sembuh tapi luka operasi justru mengeluarkan cairan yang berwarna kuning.
Setelah jalani operasi selama tiga kali di rumah sakit Bari Palembang akhirnya DA dirujuk ke rumah sakit Hermina. Dan yang terakhir dari rumah sakit Hermina, DA dirujuk kembali ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin.
Ayah dari DA mengaku bahwa anaknya juga diduga terkena gizi buruk sehingga pada saat dibawa ke rumah sakit Umum Muhammad Hoesin dilakukan perbaikan gizi sebelum dilakukan operasi ulang untuk keempat kalinya.
Namun nasib malang dialami oleh DA, kurang lebih sepekan ia mendapat perawatan di sana ia menghembuskan nafas untuk yang terakhir.
Edison mengungkapkan, pihak RSMH Palembang telah berupaya maksimal untuk memulihkan kondisi korban yang semakin melemah.
"Namun karena korban memang kondisi sudah parah sebelum dirujuk ke RSMH Palembang membuat kondisi korban terus menurun," ucapnya.