Baca tanpa iklan
Ketika ditanya, jadi bisa dikatakan Ateng dan Abdullah belum tentu juga ditempatkan di sini? Ia belum tentu, karena nunggu hasil dari pimpinan. Bisa saja Kapoldanya berkoordinasi dengan Kakanwil.
"Kalau saya ini sebagai pelakasanan siap perintah saja, kalau memang diperuntukkan di sini ya silakan. Namun memang kita kondisinya over kapasitas," katanya.
Ketika ditanya, image orang atau masyarakat, bahwa bertugas di lapas Narkotika merupakan sebuah ladang yang basah. Dengan tertangkapnya bandar narkoba itu masih ada rasa pesimis, karena bisa saja tumbuh kampung-kampung baru dan bahkan di dalam lapas. Ini seperti sudah menjadi rahasia umum, ketika disidak aman. Namun nyatanya masih ada praktek-praktek seperti itu.
"Memang itu rumor yang terjadi di masyarakat, itu hanya dilihat dari kulit luarnya saja. Tapi mereka belum merasakan bagaimana rasanya jadi petugas," katanya.
Ia pun menceritakan, bahwa dulunya penempatan pertama di Pontianak, dulu malam-malam naik pos ada kuntilanak. Apalagi daerah itu dikenal seperti texas. Pada saat itu benar-benar berpikir bagaimana caranya bertahan.
"Masalah narkoba memang jadi pembicaraan dimana-mana. Namun saya sebagai Kalapas pada prinsipnya saya melaksanakan tugas sebaik mungkin dan melaksanakan pelayanan publik dengan semampu kita, sebaik mungkin," cetusnya.
Wawan mengatakan, Lapas Narkoba Kelas IIB Banyuasin ini juga sudah kedua kalinya yang diusulkan oleh WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani) . Tentunya untuk nenuju WBK banyak yang harus disiapkan seperti sarana dan prasarana, administrasi, pelayanan dan lain-lainnya.
Baca juga: Mudik Lokal di Sumsel Dilarang, Bupati OKU Timur Lanosin:Dari Hati Paling Dalam Ingin Sekali Mudik
Baca juga: Pemkot Palembang Tiadakan Salat Ied Fitri 1442 H, Ini Respon Pengurus Masjid Agung Palembang