Karhutla Sumsel
Hari ini 2 Titik Api Karhutla di OKI Muncul, Manggala Agni Berjibaku Hadapi Kendala Saat ke Lokasi
Hari ini tercatat dua hotspot yang terpantau di Desa Jungkal dan Desa Pampangan dan petugas juga sudah turun mengecek di lapangan.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Telah memasuki musim kemarau, dalam kurun waktu sepekan terakhir telah terpantau titik panas (hotspot) yang terjadi di Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Hari ini tercatat dua hotspot yang terpantau di Desa Jungkal dan Desa Pampangan dan petugas juga sudah turun mengecek di lapangan.
"Memang bulan Juli 2025 ini kita sudah masuki musim kemarau dan sesuai prediksi dari BMKG puncak musim kemarau di Agustus mendatang. Hotspot beberapa hari ini terpantau dan hari ini terpantau dua titik hotspot di Kabupaten OKI," kata Kepala Manggala Agni Daops XVII/OKI, Edi Satriawan saat ditemui pada Selasa (22/7/2025) sore.
Setelah mendapat informasi terkait titik hotspot, Edi segera perintahkan anggota di lapangan melakukan pengecekan mengenai hal tersebut.
"Saat pelaksanaan pengecekan titik hotspot ini ada 4 personel yang kita turunkan di masing-masing tempat. Mereka melakukan pengecekan langsung dilapangan dan melaporkan temuan yang terjadi," ujarnya.
Baca juga: Kebakaran Lahan Dekat Tol Kayuagung-Palembang, Satgas Karhutla Cegah Asap Ganggu Lalu Lintas
Menurutnya, terdapat kendala dialami petugas di lapangan seperti akses menuju ke lokasi hotspot. Yang mana kondisinya cukup sulit untuk ditempuh.
"Seperti contohnya di Desa Jungkal, untuk kelokasi titik panas kita tidak bisa menggunakan kendaraan darat. Sehingga kita perlu memakai kendaraan air yaitu perahu," urainya.
Mendapati kondisi cuaca kemarau terus meningkat, Manggala Agni telah menggelar kegiatan patroli mandiri internal yang menyasar 33 target sasaran diseluruh OKI.
"Sampai sekarang sudah 27 desa sasaran yang kita lakukan. Selain itu juga ada kegiatan patroli terpadu dengan petugas gabungan menyisir Desa Cengal dan Desa Deling sudah kita laksanakan. Ke depan masih ada dua desa lagi yaitu Desa Lebuh Rarak dan Desa Jejawi," ujarnya, patroli terpadu terdiri dari 15 orang personil dan peralatan lengkap.
Saat disinggung apa saja kegiatan petugas saat patroli. Edi menyebut personil melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat yang ditemui di jalur kegiatan patroli.
Selain itu, personel juga mengambil data-data di lapangan seperti kondisi vegetasi terkini seperti apa dan tinggi permukaan air tanah.
"Dari laporan petugas dilapangan, untuk dibeberapa tempat vegetasi sudah zona kuning yang artinya ada penurunan muka air tanah dan terpantau wilayah-wilayah rawan yang berpotensi terjadi kebakaran,"
"Sedangkan untuk lahan gambut, dengan memasuki musim kemarau tentunya ada penurunan muka air tanah. Namun belum mencapai dalam ukuran yang tinggi," tegasnya, untuk saat ini masih terbilang aman.
Dikarenakan memang beberapa akses di lahan gambut yang susah dilewati, maka Edi menyiapkan pompa jinjing yang banyak dipakai.
Dalam satu regu ada 15 orang dengan menyiapkan 2 pompa dan peralatan tangan. Ada peralatan manual dan peralatan mekanis seperti mesin.
Karhutla di Muba Hanguskan 5 Hektare Lahan, Petugas Lakukan 32 Kali Water Bombing untuk Jinakkan Api |
![]() |
---|
Sepanjang 2025, 1.416 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar, Wilayah Ogan Ilir dan Muba Terbanyak |
![]() |
---|
4 Titik Karhutla di PALI Muncul Sepanjang Agustus 2025, Sulitnya Akses Jadi Kendala Utama Pemadaman |
![]() |
---|
Muara Enim Masuk Zona Merah Wilayah Karhula di Sumsel Bersama Ogan Ilir dan Musi Banyuasin |
![]() |
---|
Tanggulangi Karhutla, Sumsel Dapat Bantuan Tambahan 1 Helikopter Water Booming |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.