Uang Palsu di Palembang

Respons Polisi Soal Nenek Penjual Pisang di Palembang Dibayar Pakai Uang Palsu, Minta Segera Lapor

Polrestabes Palembang merespons soal viral nenek Husna (83) penjual pisang yang mengaku sudah dua kali dagangannya dibeli pakai palsu.

Penulis: andyka wijaya | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/ANDYKA WIJAYA/TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
UANG PALSU -- Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Terbaru, dalam wawancara hari ini, Jumat (18/7/2025). Andrie mengatakan pihaknya sudah mengetahui soal nenek Husna (kiri) penjual pisang yang dibayar pakai uang palsu. Nenek Husna diimbau melapor. 

"Ada yang beli pakai uang palsu, pria masih muda. Dia belanja Rp 10 ribu, uangnya Rp 100 ribu dan saya beri kembalian Rp 90 ribu," kata Nenek Husna, Jumat (18/7/2025). 

Nenek Husna yang sudah berusia 83 tahun ini mengatakan, awalnya memang sempat ragu dengan uang pecahan Rp 100 ribu tersebut.

Namun pria tersebut meyakinkan nenek Husna bahwa yang tersebut asli. 

"Saya sudah bilang ke pria tersebut, ini palsu ya? Dia (pria yang beli pisang) bilangnya asli. Iya saya percaya saja dan saya beri kembalian Rp 90 ribu, karena dia belanja pisang putri Rp 10 ribu," ungkapnya

Husna menceritakan, setelah itu pria yang beli pisang tersebut pergi dengan mengendarai motornya.

Nenek Husna kemudian bertanya pada ibu-ibu yang lewat, menanyakan apakah uang Rp 100 ribu ini asli atau palsu. Ibu-ibu yang lewat bilang itu palsu. 

"Ini sudah kedua kalinya dagangan saya dibayar dengan uang palsu. Sebelumnya pernah juga ada cewek belanja Rp 20 ribu, pakai uang Rp 100 ribu dan saya berikan uang kembalian Rp 80 ribu," kata Husna dengan nada sedih. 

Padahal menurut Husna ia harus memberi makan anak dan cucunya, karena suaminya sudah meninggal satu tahun lalu.

"Dulu saya jualan dengan bapak (suami), keliling. Tapi karena sudah tua jadi jualan di sini," katanya. 

Menurut Husna ia memiliki enam orang anak, namun anak-anaknya sudah berkeluarga dan mempunyai kehidupan masing-masing.

Tinggal anak bungsunya yang menemaninya, karena suami anak bungsunya sudah meninggal dan meninggalkan lima orang anak. 

"Jadi saya menghidupi lima anak yatim (cucu saya). Sehari-hari jualan pisang hanya cukup untuk makan, bahkan kadang hanya bisa untuk makan nasi saja. Sebab nenek sudah tua, jadi belanja pisang dan ke sini ongkosnya paling tidak butuh Rp 50 ribu per hari," katanya. 

Nenek Husna berjualan pisang dari pagi sampai sore.

Pisang yang dijual ada pisang putri, lilin, dan pisang Ambon. Harganya bervariasi mulai dari Rp 7.000 per kg. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved