Mata Lokal Desa

Inovasi Desa Talang Lubuk, Ubah Buah Nipah Jadi Tepung Bernilai Ekonomis Tinggi

Desa Talang Lubuk merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin. Desa Talang Lubuk, bisa ditempuh dengan per

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/M Ardiansyah
ANGGOTA TP PKK : Unsur Kades dan perangkat Desa Talang Lubuk Kacamatan Sumber Marga Telang berfoto bersama di depan kantor desa. Selain itu, ibu-ibu yang diketua Ketua TP PKK Desa Talang Lubuk menunjukan produk tepung yang terbuat dari buah nipah. 

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN --  Desa Talang Lubuk merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin. Desa Talang Lubuk, bisa ditempuh dengan perjalanan darat dan sungai selama dua jam setengah.

Desa Talang Lubuk, memiliki 416 kepala keluarga dengan 1.485 jiwa. Di dalam Desa Talang Lubuk, ada 8 rukun tetangga terdiri dua dusun. Desa Talang Lubuk yang berada dipinggiran sungai ini, banyak tumbuh batang nipah. 

Melihat  adanya potensi banyaknya nipah di wilayahnya, Kades Talang Lubuk Sanusi dan Ketua TP PKK Talang Lubuk May, berinovasi untuk memanfaatkan buah nipah menjadi nilai ekonomis tinggi. 

"Bersama ibu-ibu yang ada di desa, kami rangkul untuk memproduksi buah nipah menjadi tepung. Memang, untuk saat ini belum maksimal hasil produksi tepung nipah, karena keterbatasan modal dan pemasaran," kata Kades Talang Lubuk Sanusi, Jumat (4/7/2025).

Hasil produksi tepung nipah dalam sehari, ibu-ibu di Desa Talang Lubuk bisa memproduksi 20 kg tepung nipah. Namun, tepung nipah yanag dihasilkan juga bisa lebih banyak, karena bisa menyesuaikan jumlah pesanan yang datang. Selain dibuat tepung, buah nipah juga diproduksi menjadi manisan yang nilai jualnya juga terbilang tinggi. 

Tepung buah nipah yang diproduksi ibu-ibu dari Desa Talang Lubuk pimpinan Ketua TP PKK Desa Talang Lubuk, saat ini sudah menjadi brand unggulan asli desa ini. Bahkan, susah dipatenkan dan ada rekome dasi dari BPOM serta sertifikasi halal dari MUI. 

"Muncul ide pembuatan tepung dari buah nipah ini tahun 2020, karena melihat potensi batang nipah yang ada di Desa Talang Lubuk. Dulu diproduksi secara manual, namun sekarang setelah mendapatkan bantuan alat dari Bupatu Askolani pada periode pertama, sudah bisa lebih cepat memproduksi tepung nipah ini," ungkapnya. 

Meski memiliki nilai jual yang sangat tinggi, dalam perkilonya bisa dihargai Rp 100 ribu, namun memang masih terkendala dengan pemasaran dan juga modal usaha. 

Saat ini, baru bisa beredar di Banyuasin, Palembang, Lampung dan juga beberapa wilayah di pulau Jawa. Akan tetapi, itu semua berdasarkan pesanan yang masuk dan baru akan di produksi. 

Produksi tepung nipah ini sesuai pesanan, dikarenakan ketahanan dari tepung nipah ini hanya selama tiga bulan saja. Lantaran, tepung nipah produksi Desa Talang Lubuk berasal dari buah yang segar dan juga bebas pengawet.

"Kami juga berharap, ada lagi bantuan dari pemkab Banyuasin agar dapat meningkatkan produksi dan juga pemasaran. Karena, selama ini hasil dari penjualan tepung nipah dan juga turunannya diputarkan lagi menjadi modal. Semua ibu-ibu yang terlibat produksi, secara sukarela bekerja agar bisa membesarkan tepung buah nipah asli Desa Talang Lubuk," jelasnya. 

Maka dari itulah, besar harapan dari ibu-ibu yang ada di Desa Talang Lubuk ini bisa mendapatkan bantuan modal. Sehingga, bisa meningkatkan produksi dan juga memperluas pemasaran dari tepung buah nipah.

Disisi lain, ketika disinggung mengenai pembangunan Desa Talang Lubuk, selama dua periode menjabat, Kades Sanusi bersama perangkat desa juga terus berupaya melakukan pembangunan desa. Dari dana desa, harapannya kedepan bisa digunakan untuk pembangunan Desa Talang Lubuk. Haraoan lain juga kepada pemerintahan Kabupaten Banyuasin, agar bisa membantu pembangunan dermaga  kantor desa. 

"Karena  mengingat  dermaga kantor desa saat ini berbahan dari kayu yang tingkat bangunan tidak permanen. Dermaga ini sangat penting sekali, karena aktivitas yang dilakukan baik untuk kedinasan dan kunjungan kerja dari dinas-dinas termasuk masyarakat melalui jalur laut atau menggunakan speedboat. Ya, karena berada di tepi sungai, semua aktivitas baik untuk pergi kedinasan dan berbagai acara baik  mau  kecamatan,   Kota Palembang dan ke Kabupaten Banyuasin melalui jalur transportasi laut yaitu speedboat," jelasnya. 

Dengan dibangun dermaga dan dibuat permanen, bila  ada kunjungan dari dinas-dinas terkait baik dari intansi kecamatan  maupun pemerintahan Kabupaten Banyuasin dan juga masyarakat bisa aman dan tenang untuk beraktivitas. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved