Sidang TNI Tembak Mati Polisi Lampung

'Suami Saya Jangan Difitnah' Istri AKP Lusiyanto Bantah Uang Setoran Sabung Ayam: Izin Orgen Tunggal

Tangis Sasnia (45) istri almarhum AKP Anumerta Lusiyanto kembali pecah saat dihadirkan sebagai saksi tambahan dalam sidang kasus Kopda Bazarsah.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
TANGIS KELUARGA KORBAN -- Sasnia, istri AKP Anumerta Lusiyanto dan istri Petrus Apriyanto, dan Ibu M Ghalib Surya Ganta, hadir sebagai saksi di sidang Kopda Bazarsah di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025), siang.. Sasnia tidak tahan menahan tangis saat menceritakan kepergian suami tercinta. 

Di depan majelis hakim, Suryalina mengatakan Ghalib merupakan anak keduanya.

"Ghalib ini merupakan anak kedua saya pak. Satu-satunya lelaki. Dan setiap ada permasalahan pasti bercerita kepada saya," katanya .

Lanjut Suryalina, dirinya tidak mempunyai keluarga polisi, hanya Ghalib sendiri. 

"Semenjak masuk polisi dan berdinas di Polsek, Ghalib sesekali pulang ke rumah. Karena selama di Polsek Ghalib dia ngekos dekat Polsek, arah kanan," ungkapnya sambil mengatakan jika memberikan kabar melalui telepon.

Suryalina mengungkapkan, dirinya mendapatkan kabar anak meninggal dunia karena ditembak saat sabung ayam digelar, sekitar pukul 18.00, usai berbuka puasa dan solat magrib.

"Saya ditelepon dan dikabarkan anak saya meninggal dunia karena tertembak saat penggerbekan sabung ayam," ungkapnya.

Mendengar kabar duka, sambung Suryalin, dirinya langsung kaget.

"Saya lemas dan pingsan. Ya Allah tidak mungkin terjadi. Anak satu-satunya laki-laki bisa tertembak. Karena Ghalib merupakan tulang punggung keluarga," ucapnya, pelaku bunuh diri biadab.

Mendapati kabar tersebut, membuat Suryalin langsung menuju Way Kanan.

"Saya langsung menuju Way kanan. Sedang jenazah anak saya langsung dibawa ke Bhayangkara. Setelah itu dibawa pulang, meski sudah dikafani," katanya.

Hal ini membuat Suryalin betambah bersedih, meski sudah dikafani, jenazah anaknya masih banyak darah keluarga, dari mata, hidung dan mulut.

"Masih banyak darah pak keluar dari mata, hidung dan mulut anak saya," bebenya.

"Saya sangat hancur. Masa depan anak saya hancur, saya mohon keadilan di sini. Hukum mati tersangka," katanya.

Ditambahkan Suryalin, 3 hari sebelum peristiwa ini, Ghalib sempat pulang ke bandar Lampung.

"Tidak ada pesan pesan. Dia pamit saya untuk kerja. Dan saya bilang hati-hati di jalan dan bawa mobil," tutupnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved