Sidang TNI Tembak Mati Polisi Lampung

'Saya Hancur' Tangis Ibu Briptu Anumerta M Ghalib Saat Tahu Anak Lelaki Satu-satunya Tewas Ditembak

Suryalina, ibu Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta tak kuasa menahan tangis saat memberi kesaksian di hadapan hakim Pengadilan Militer I-04 Palembang

Penulis: andyka wijaya | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
TANGIS KELUARGA KORBAN -- Dari kanan ke kiri; Suryalina ibu Briptu Anumerta Ghalib, Milda Dwiyani istri almarhum Aipda Anumerta Petrus Ariyanto, dan Sasnia, istri almarhum Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto saat hadir memberi kesaksian di Pengadilan Pengadilan Militer I-04 Palembang. Suryalina terus mengelus dadanya sambil menangis saat memberi kesaksian di hadapan majelis hakim. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Suryalina, ibu Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta tak kuasa menahan tangis saat memberi kesaksian di hadapan hakim di Ruang Garuda Sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (30/6/2025), siang.

Diketahui, Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta merupakan satu dari tiga personel Polsek Negara Batin Lampung yang tewas ditembak Kopda Bazarsah saat menggerebek judi sabung ayam. 

Di depan majelis hakim, Suryalina mengatakan Ghalib merupakan anak keduanya.

"Ghalib ini merupakan anak kedua saya pak. Satu-satunya lelaki. Dan setiap ada permasalahan pasti bercerita kepada saya," katanya .

Lanjut Suryalina, dirinya tidak mempunyai keluarga polisi, hanya Ghalib sendiri. 

"Semenjak masuk polisi dan berdinas di Polsek, Ghalib sesekali pulang ke rumah. Karena selama di Polsek Ghalib dia ngekos dekat Polsek, arah kanan," ungkapnya sambil mengatakan jika memberikan kabar melalui telepon.

Suryalina mengungkapkan, dirinya mendapatkan kabar anak meninggal dunia karena ditembak saat sabung ayam digelar, sekitar pukul 18.00, usai berbuka puasa dan solat magrib.

"Saya ditelepon dan dikabarkan anak saya meninggal dunia karena tertembak saat penggerbekan sabung ayam," ungkapnya.

Baca juga: Tulang Punggung Keluarga Polisi yang Tewas Ditembak di Lampung, Minta Kopda Bazarsah Dihukum Mati

Mendengar kabar duka, sambung Suryalin, dirinya langsung kaget.

"Saya lemas dan pingsan. Ya Allah tidak mungkin terjadi. Anak satu-satunya laki-laki bisa tertembak. Karena Ghalib merupakan tulang punggung keluarga," ucapnya, pelaku bunuh diri biadab.

Mendapati kabar tersebut, membuat Suryalin langsung menuju Way Kanan.

"Saya langsung menuju Way kanan. Sedang jenazah anak saya langsung dibawa ke Bhayangkara. Setelah itu dibawa pulang, meski sudah dikafani," katanya.

Hal ini membuat Suryalin betambah bersedih, meski sudah dikafani, jenazah anaknya masih banyak darah keluarga, dari mata, hidung dan mulut.

"Masih banyak darah pak keluar dari mata, hidung dan mulut anak saya," bebenya.

"Saya sangat hancur. Masa depan anak saya hancur, saya mohon keadilan di sini. Hukum mati tersangka," katanya.

Ditambahkan Suryalin, 3 hari sebelum peristiwa ini, Ghalib sempat pulang ke bandar Lampung.

"Tidak ada pesan pesan. Dia pamit saya untuk kerja. Dan saya bilang hati-hati di jalan dan bawa mobil," tutupnya.

Sujud ke Hakim 

 Tiga keluarga anggota Polsek Negara Batin Lampung yang tewas ditembak Kodpa Bazarsah bersujud di hadapan majelis hakim meminta terdakwa divonis mati. 

Hadir di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Sasnia, istri AKP Anumerta Lusiyanto, Hilda, istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto dan Ibu Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta, tak kuasa menahan tangis dan langsung bersujud di hadapan hakim seusai memberi kesaksian kepada hakim. 

Awalnya, istri Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto merespon pertanyaan hakim terkait apakah masih ada yang ingin disampaikan dalam persidangan ini. 

"Kami keluarga dari ketiga almarhum, kami meminta keadilan yang seadil-adilnya. Kami mohon (terdakwa) dihukum sampai mati pak," ujarnya sambil menangis dan tiba-tiba bersujud di hadapan ketiga majelis hakim militer.

Tindakan itu kemudian diikuti istri AKP Anumerta Lusiyanto dan Ibu Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta.

Sambil menangis, ketiganya bersujud di hadapan hakim.

Melihat hal tersebut, ketua majelis hakim meminta agar ketiganya segera berdiri. 

Menambahkan pernyataan, Sasnia, istri AKP Anumerta Lusiyanto dengan suara terisak menangis kembali menyampaikan harapannya kepada hakim. 

"Kami meminta keadilan, karena kami tidak tahu harus melanjutkan hidup ke depan seperti apa. Kami sudah kehilangan tulang punggung keluarga," ujarnya tersedu menangis. 

Kopda Bazarsah Minta Maaf

Kopda Bazarsah oknum TNI yang terancam hukuman mati karena insiden penembakan anggota Polsek Negara Batin Lampung saat penggerebekan judi sabung ayam terlihat menahan tangis saat menyampaikan permintaan maaf ke keluarga korban, Senin (30/6/2025).

Pernyataan ini disampaikannya usai Sasnia, istri AKP Anumerta Lusiyanto, Hilda, istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto dan Ibu Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta bersujud di hadapan hakim setelah menyampaikan kesaksian dalam sidang di Pengadilan Militer I-04 Palembang.

Keluarga korban memohon agar hakim menjatuhkan vonis mati kepada Kopda Bazarsah yang sudah melakukan penembakan hingga tiga personel Polsek Negara Batin termasuk Kapolsek meregang nyawa. 

Mendengarkan langsung harapan keluarga korban, dengan suara bergetar, Kopda Bazarsah memohon kepada hakim agar diizinkan berbicara.

"Saya sudah dengar tadi, walaupun tidak memakan, tapi saya dari hati yang paling dalam, saya meminta maaf sebesar-besarnya," ujarnya dengan suara bergetar.

Masih dengan suara bergetar menahan tangis, di hadapan semua orang di ruang sidang, Kopda Bazarsah mengaku siap mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

"Saya juga siap menerima hukuman," tutupnya. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved