Mayat Mutilasi di Sumbar
'Gampang Sekali Bunuh Orang', Kagetnya Perwira Polisi Temui Wanda Pembunuh Berantai Padang Pariaman
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir dibuat tak habis fikir dengan perbuatan sadis SJ alias Wanda, pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Diketahui, pelaku sehari-hari bekerja sebagai satpam di salah satu pabrik di Padang Pariaman.
"Dia kerja sebagai satpam di sekitar sini," tambah Suji.
Tak hanya itu, Suji juga menyebut Wanda dikenal sangat dekat dengan keluarga korban. Ia merupakan kekasih Siska dan dikenal sebagai pribadi yang baik.
"Selama ini dia dikenal baik. Saat Lebaran kemarin, bahkan setelah Siska dinyatakan hilang, dia masih sempat datang ke rumah dan memberikan THR ke adik-adik Siska," katanya.
Menurut Suji, hubungan asmara antara Wanda dan Siska sudah berlangsung cukup lama.
"Mereka pacaran sejak tahun 2019, jadi sudah hampir enam tahun," ujarnya.
Ia menambahkan, lokasi ditemukannya jenazah Siska diduga kuat berada di rumah milik Wanda sendiri.
"Tempat Siska dikubur itu rumah Wanda sendiri. Kami benar-benar tidak percaya kejadian seperti ini bisa terjadi," ucapnya.
Suji juga menyebut bahwa Siska mengenal korban mutilasi lain yang juga diduga dibunuh oleh Wanda.
"Korban mutilasi itu temannya Siska. Bahkan sering menginap di rumah kami," tegasnya.
Ibunda Siska dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (19/6/2025) pagi, setelah mengalami serangan jantung usai mendengar kabar bahwa putrinya menjadi korban mutilasi.
"Iya, ibu Siska meninggal dunia. Beliau kena serangan jantung setelah tahu Siska jadi korban mutilasi," kata Suji.
Menurut Suji, ibunda Siska sempat pingsan di dekat lokasi penggalian jenazah, yang diduga tempat dikuburkannya Siska.
"Beliau pingsan sekitar pukul 07.00 WIB di dekat lokasi penggalian. Diduga karena syok berat. Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," terangnya.
Suji juga mengungkapkan bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia akibat stres karena memikirkan keberadaan anaknya yang tak kunjung ditemukan.
"Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal karena terus memikirkan Siska yang hilang. Sekarang ibunya menyusul," ungkapnya.
Diketahui, Siska dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari satu tahun menghilang.
"Dia hilang sejak Januari 2024. Jadi sudah lebih dari satu tahun," pungkas Suji.
Awal Mula Ditemukan
Penemuan tersebut membuat geger masyarakat sekitar karena sehari sebelumnya juga ditemukan potongan tubuh tanpa kepala, tangan dan kaki di aliran sungai yang sama.
Adapun potingan tubuh tersebut ditemukan nelayan yang hendak melaut.
Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, mengatakan bahwa potongan tubuh dievakuasi oleh petugas dari BPBD dan kepolisian.
Kata dia, potongan tubuh manusia tersebut selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Padang.
Iptu Wadriadi menyebutkan potongan tubuh tersebut diduga berjenis kelamin laki-laki.
"Kalau secara kasat mata, kami lihat indikasi jenis kelaminnya, laki-laki,” ujarnya.
Ia menceritakan, potongan tubuh ini pertama kali ditemukan oleh nelayan yang hendak pergi ke laut sekitar pukul 10.27 WIB.
“Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi mengapung di dekat sejumlah kapal nelayan yang sedang bersandar,” sebutnya.
Kali pertama melihatnya, nelayan tersebut melihat seperti boneka sedang mengapung, namun saat didekati ternyata jenazah manusia.
Melihat itu, warga langsung melapor ke pihak kepolisian, untuk melakukan evakusasi dan identifikasi.
“Saat sampai di lokasi, kondisi mayat itu mengapung. Kondisinya tanpa tangan, kaki, kepala dan kelamin,” ujarnya.
Potongan tubuh yang ditemukan mengapung tersebut belum diketahui identitasnya.
Kesaksian Nelayan
Sudirman (63), salah seorang warga di sekitar lokasi penemuan mengatakan bahwa yang pertama kali menemukan potongan kepala tersebut seseorang yang sedang mencari barang bekas di tepi pantai sekira pukul 09.30 WIB.
"Karena dia takut, lalu dia memanggil saya untuk membantu memindahkan," katanya kepada TribunPadang.com.
Selanjutnya, kata Sudirman, saat ia menuju lokasi penemuan itu, ia melihat potongan kepala tersebut terguling-guling oleh ombak.
"Kalau kondisinya sudah bengkak, tidak ada rambut, jadi mukanya tidak terlaku jelas, tapi jika dilihat sekilas sepertinya laki-laki, tapi tentu pihak kepolisian yang bisa memastikan," katanya.
Kemudian, Sudirman mengambil sebuah kantong plastik dan memindahkannya.
Saat hendak memindahkan, lanjut Sudirman, salah seorang temannya yang sedang mengambil pasir pantai memanggil menemukan potongan tangan.
"Tenyata teman saya ini juga menemukan potongan tangan orang tidak jauh dari tempatnya menambang pasir," ujarnya.
"Lalu ia menitipkan tangan tersebut kepada saya dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang sama dengan potongan kepala untuk dibawa ke tempat lebih aman," sambungnya.
Kemudian Sudirman membawa potongan kepala dan tangan tersebut ke lapak penjualan ikan yang berada di sekitar lokasi.
Setelah itu, warga pun melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian.
Saat tiba di lokasi, polisi langsung mengevakuasi potongan kepala dan tangan tersebut untuk dibawa ke RS Bhayangkara Padang.
Proses tersebut tampak disaksikan oleh ratusan orang yang penasaran dengan penemuan potongan tubuh manusia tersebut.
Melalui penemuan tersebut, sudah terkumpul bagian kaki, tangan dan kepala, yang terindikasi merupakan satu kesatuan dengan potongan badan yang ditemukan kemarIn.
Sementara, Kapolres Ahmad Faisol Amir menegaskan bahwa kuat dugaan adanya unsur pidana dalam kasus ini, meskipun lokasi penemuan potongan tubuh yang berbeda-beda.
"Melihat dari potongan tubuh dari kemarin, sangat kuat unsur pidana dalam penemuan jenazah ini," tegasnya.
Meski demikian, pihak kepolisian tetap menunggu hasil autopsi resmi sebelum melangkah lebih jauh.
Hasil autopsi diharapkan dapat memberikan petunjuk krusial untuk mengungkap motif dan pelaku kejahatan keji ini.
Dalam upaya mempercepat identifikasi korban, Kapolres juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melapor jika ada anggota keluarga yang hilang atau belum pulang hingga saat ini.
"Sampai sekarang baik di Polres maupun Polsek belum ada laporan masuk," ungkapnya.
Menurut Faisol sekecil apapun informasi, bisa jadi kunci untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Kapolres Padang Pariaman
AKBP Ahmad Faisol Amir
Wanda
Padang Pariaman
Pembunuh Berantai Tiga Wanita
Kabar Terbaru Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman, 2 Korban Dirudapaksa sebelum Dibuang ke Sumur |
![]() |
---|
Sadisnya Wanda Mutilasi Mayat 3 Wanita di Padang Pariaman, Diduga Rudapaksa, Dicor Dalam Sumur |
![]() |
---|
Kecurigaan Keluarga Dinda Tuding Wanda Pembunuh Berantai Habisi Korban Pakai Mesin Pemotong |
![]() |
---|
Pekerjaan Wanda Pelaku Pembunuhan Berantai 3 Wanita di Padang Pariaman, Satpam Dikenal Pendiam |
![]() |
---|
Nasib Satpam Pelaku Mutilasi di Padang Pariaman dan Bunuh 3 Orang, Kini Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.