Mata Lokal Desa
Mengenal Adok, Jajuluk dan Gelaran dalam Adat Komering di OKU Timur, Jadi Warisan Tak Benda
Tradisi ini bukan sekadar pemberian nama, melainkan simbol identitas, garis keturunan, dan nilai kehormatan yang mengikat antar generasi.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
Mereka yang telah menerima gelaran ini telah menjadi bagian dari keluarga besar, yang saling memahami dalam suka maupun duka.
“Hal inilah yang dapat menjaga miskomunikasi yang bisa menyebabkan konflik atau niatan buruk, termasuk tindak kriminalitas,” ucapnya.
Pemberian adok, jajuluk, atau gelaran merupakan bentuk pelestarian warisan budaya tak benda yang mengakar kuat dalam masyarakat Komering. Tradisi ini mengandung nilai-nilai moral, etika sosial, dan rasa hormat terhadap leluhur.
Di saat banyak budaya lokal mulai memudar, adat Komering justru menunjukkan vitalitasnya sebagai identitas yang tak lekang oleh zaman.
“Dengan menjaga tradisi pemberian adok, kita tidak hanya mempertahankan jati diri sebagai Jolma Komering, tetapi juga membangun jejaring sosial lintas suku yang lebih harmonis dan penuh penghargaan,” tegas Ketua Lembaga Pembina Adat H Leo Budi Rachmadi, SE.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Mengenal Larung Telaga, Tradisi Warga Sugihwaras Musi Rawas, Digelar di Muharram di Danau Gegas |
![]() |
---|
Cerita Warga Desa Remayu Musi Rawas, Banyak Temukan Pecahan Piring-Gelas Peninggalan Belanda & China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.