IDUL ADHA

Hukum Takbiran, Bertakbir di Hari Raya Idul Adha Bagi Muslim Muslimat, Sampai Kapan Dikumandangkan?

Jadi jelasnya, takbir yang dilakukan di Hari Raya Idul Adha dilaksanakan usai shalat dalam rentang waktu 5 hari mulai tanggal 9-13 Dzulhijjah. 

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM
HUKUM TAKBIRAN -- Ilustrasi memukul bedug salah satu ciri khas takbiran, berikut hukum bertakbir di Hari Raya Idul Adha Bagi Muslim Muslimat. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Hukum bertakbir, tahmid dan tahlil di hari Raya Idul Adha adalah dihukumi Sunnah. Artinya dianjurkan bagi umat Islam untuk mengamalkanya, baik bagi muslimin (laki-laki) maupun muslimat (perempuan), insyaallah mendapat pahala dan kebaikan.

Takbir tahmid dan tahlil sebagai wujud mengakui, memuji kebesaran dan keagungan Allah SWT serta sebagai wujud syukur kepada Allah.

Berikut adalah bacaan takbir Idul Adha versi pendek:

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Latin: Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd.


Artinya:

"Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."

 

Bacaan takbir Idul Adha dalam versi panjang, sebagai berikut:

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ

 

Latin:
Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd.

Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa. Laailaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu.

Mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun. Walau karihal munafiqun. Walau karihal musyrikuun. Laailaahaillallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah. Laailaahaillallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahilhamd.

 

Berapa Hari Takbiran atau sampai kapan takbir dikumandangkan?

Takbir ini dilakukan sejak hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu shalat Ashar pada hari Tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah)

 Ustadz Ahmad Mundzir dari laman nu.or.id menjelaskan bahwa takbir yang dilantunkan di Hari Raya Idul Adha dinamakan sebagai Takbir Muqayyad. 

Ia menukil pendapat Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib. “Takbir Muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.

Waktu pembacaannya adalah setelah sembahyang shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Jadi jelasnya, takbir yang dilakukan di Hari Raya Idul Adha dilaksanakan usai shalat dalam rentang waktu 5 hari mulai tanggal 9-13 Dzulhijjah. 

Ada satu jenis takbir lainnya yakni Takbir Mursal yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardu maupun sunnah.

 “Takbir Mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya,” jelasnya.


 Waktu melakukan Takbir Mursal ini lanjutnya, dimulai dari terbenamnya matahari malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, meliputi Idul Fitri maupun Idul Adha.  

Sehingga jika dilihat bahwa takbir itu dilaksanakan pada malam hari raya Id, takbir malam Hari Raya Idul Adha ini juga termasuk Takbir Mursal. Yang berarti, takbir pada Hari Raya Idul Adha menyandang dua istilah, Mursal dan Muqayyad sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibrahim Al Bajuri. 

Mengapa kita mengumandangkan takbir di hari raya Idul Adha?

Hukum membaca takbir adalah sunnah. Terdapat banyak keberkahan dan pahala di dalamnya.
Mengumandangkan takbir merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT.

Keutamaan mengumandangkan takbir telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 28, di mana Allah SWT berfirman:

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ

Latin:
liyasy-hadụ manāfi'a lahum wa yażkurusmallāhi fī ayyāmim ma'lụmātin 'alā mā razaqahum mim bahīmatil-an'ām, fa kulụ min-hā wa aṭ'imul-bā`isal-faqīr

Artinya:

"Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah (berdzikir) pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."

Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Makna Kisah Bilal bin Rabah dan Ibnu Abbas Sahabat Nabi Menyembelih Ayam pada hari Raya Idul Adha

Baca juga: Doa Haji Mabrur Sepulang Haji untuk Orang yang Menunaikan Ibadah Haji Bacaan Arab, Latin dan Arti

Baca juga: Doa Menyambut Idul Adha yang Dibaca Rasulullah : Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa Anta Birohmatika

Baca juga: Dzikir dan Doa Hari Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah Sesuai Sunnah, Amalan Sehari Sebelum Idul Adha 2025

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved