Berita Viral

Dulu Langganan Mertua, Respati Wali Kota Solo Kecewa Ayam Goreng Widuran Ternyata Non Halal

Keluarga Wali Kota Solo Respati Ardi kecewa setelah warung makan legendaris Ayam Widuran di Solo baru mencantumkan label non-hahal, padahal langganan

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSOLO.COM/Ahmad Syarifudin
AYAM WIDURAN NONHALAL- Keluarga Wali Kota Solo Respati Ardi kecewa setelah warung makan legendaris Ayam Widuran di Solo baru mencantumkan label non-hahal, padahal langganan 

Respati datang bersama pejabat dari Dinas Perdagangan, Satpol PP, Kemenag, dan aparat keamanan.

Namun, pemilik restoran Ayam Goreng Widuran ini tidak berada di tempat saat sidak berlangsung.

"Menurut informasi, pemilik Ayam Goreng Widuran sedang berada di luar kota," ujar Respati.

"Saya mengimbau untuk ditutup dulu dilakukan assessment ulang oleh OPD-OPD terkait kehalalan dan ketidakhalalan," kata Wali Kota Solo lagi.

Baca juga: Sosok Indra Pemilik Ayam Goreng Widuran di Solo Viral Baru Ngaku Nonhalal usai Puluhan Tahun Berdiri

Respati juga menyatakan bahwa pihak pemilik bisa mengajukan sertifikasi halal maupun nonhalal secara resmi.

"Saya tawarkan apabila mau menyatakan halal, silakan ajukan. Kalau tidak, ya silakan ajukan tidak (halal). Hari ini bisa ditutup terlebih dahulu dilakukan assessment ulang," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, menilai kasus ini serius dan harus diproses hukum.

"Maka pihak penegak hukum harus memproses kasus Ayam Goreng Widuran tersebut sebagaimana mestinya," tegas Anwar.

"Ketidaktahuan pelaku terhadap hukum tidak dapat menjadi alasan untuk membebaskan seseorang dari tanggung jawab hukum," kata dia.

Menurutnya, pengelola restoran yang sudah berjualan selama lebih dari 50 tahun seharusnya transparan terhadap status kehalalan makanannya.
 
Kasus ini mencuat di media sosial setelah dibagikan akun @pedalranger di Thread, yang mengaku baru mengetahui bahwa menu ayam goreng kremes di restoran tersebut menggunakan bahan nonhalal.
 
Hal itu juga dapat dilihat dari review pelanggan yang disampaikan pada 2-3 tahun lalu di Google Review.

"Saya berjilbab dan Muslim. Saya datang bertanya kepada pemilik dan karyawannya, 'Apakah halal?', lalu dijawab 'Halal'. Lalu saya beli dan makan terhitung 3-5 kali setelah dapat jawaban Halal," kata seorang reviewer.

Si reviewer menambahkan, "Namun setelah saya konfirmasi by WhatsApp, dia bilang Non Halal. Harusnya saya beli di situ dikasih tahu. Ada saksi hidup keluarga saya yang saya ajak makan di sana. Kecewa." 

Dia bukan satu-satunya yang curhat mengaku kecewa dengan ketidakjujuran pihak restoran. 

Karyawan Ungkap Alasan

Ranto, salah satu karyawan rumah makan tersebut mengakui bahwa label nonhalal baru disematkan setelah isu ini viral.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved