Kopi Sumsel

Kisah Owner Kopi Limas, Rela Banting Setir dari Pegawai Kantoran, Kini Lebarkan Sayap ke Luar Sumsel

Di balik label "Kopi Limas" yang mulai dikenal penikmat kopi, tersimpan dedikasi Iqbal dalam memahami seluk beluk dunia perkopian.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
KOPI LIMAS -- Muhammad Iqbal (32), owner Kopi Limas sibuk melakukan proses roasting atau sangrai kopi robusta di rumahnya, Kompleks Griya Jakabaring, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Minggu (18/5/2025). 

Kualitas bahan baku menjadi prioritas utama Kopi Limas. Biji kopi pilihan dari petani langsung diolah dan disortir dengan ketat untuk memisahkan biji kosong atau rusak.

Proses roasting dilakukan dengan kapasitas 3 kilogram per sesi selama 30-40 menit, menghasilkan sekitar 2,5 kilogram kopi sangrai.

Proses ini bertujuan untuk mengembangkan rasa dan aroma, mengubah komposisi kimia biji kopi, mengurangi kelembaban, serta meningkatkan kualitas secara keseluruhan.

Setelah roasting, kopi diistirahatkan atau didinginkan selama satu hingga dua malam (resting) untuk menghilangkan karbon dioksida dan gas beracun yang bisa meningkatkan asam lambung, sekaligus memperkuat aroma.

Proses ini dilanjutkan dengan pembersihan menggunakan blower (kipas angin) untuk memisahkan ampas dan biji kopi yang kopong atau gosong.

Kopi sangrai kemudian digiling sesuai permintaan konsumen, mulai dari gilingan kasar hingga halus, atau bahkan dijual dalam bentuk biji utuh.

"Tidak tiap hari kak, pas stok biji sangrai habis aja, baru sangrai lagi. Aku juga stok yang dikemas tapi tidak banyak, sedangkan stok biji kopi sangrai banyak biar kualitas untuk pelanggan nya terjaga, sebab yang beli kadang juga kopi bulat yang sudah diroasting," ungkap pemuda yang pernah tinggal di Perumahan TABA Kertapati ini.

Respon konsumen terhadap Kopi Limas terbilang positif.

Iqbal menceritakan pengalamannya mengirim produk hingga ke Tangerang dan Lubuklinggau, di mana pelanggan memberikan testimoni positif dan ingin menjadi pelanggan setia.

Pemasaran menjadi tantangan tersendiri bagi Kopi Limas, mengingat kopi adalah produk yang nilai jualnya terletak pada rasa dan aroma yang sulit disampaikan secara daring.

Iqbal memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Promo bebas ongkos kirim untuk pembelian awal menjadi strategi untuk menarik minat konsumen di luar Palembang.

Kopi Limas menawarkan dua varian utama: Kopi Limas Pagaralam dengan harga Rp 132.000 per kilogram dalam berbagai kemasan (60 gram, Rp 9.000), (145 gram, Rp 20.000), dan (250 gram, Rp 33.000), serta Kopi Limas Petik Merah dengan kemasan 250 gram seharga Rp 45.000.

Dikatakan Iqbal, harga biji kopi hijau dari petani saat ini berkisar antara Rp 73.000 hingga Rp 78.000 per kilogram, tergantung kualitas.

Iqbal menyambut baik kenaikan harga kopi asalkan menguntungkan para petani sebagai tulang punggung industri kopi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved