Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Segini Bayaran 9 Warga Sipil yang Tewas Bantu TNI Preteli Amunisi Sebelum Ledakan di Garut, KDM Syok

9 warga sipil yang tewas akibat ledakan amunisi kedaluwarsa itu mempunyai tugas khusus dari anggota TNI, dibayar upah Rp150-200 ribu, kerja autodidak

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ig/dedimulyadi71
WARGA TEWAS DI GARUT- Seorang warga bernama Agus mengungkap bayaran yang diterima para korban yang tewas dalam ledakan amunisi di  Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.  

Agus mengaku menerima upah Rp150-200 ribu dari TNI.

"Bapak diupah sehari Rp150 ribu. Tiap hari itu kerjanya?" tanya Dedi lagi.

"Enggak lama pak, paling lama 15 hari," akui Agus.

"Sebulan (kerja) 15 hari?" tanya Dedi.

"Maksudnya tiap kesatuan, yang sekarang kesatuan dari Jakarta, itunya (kerjanya) 15 hari, kadang enggak sampai 15 hari," jawab Agus.

Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi sempat terdiam.

Terkait dengan keahlian membongkar selongsong peluru, Agus mengaku tak punya bukti sertifikasi.

"Posisi bapak bukan mulung, bukan berburu besi bekas? bukan berburu selongsong?" tanya Dedi Mulyadi.

"Bukan bapak," beber Agus.

"Posisi di situ bekerja, kuli dengan upah sehari Rp150 sampai Rp200 ribu. Yang dapat gaji Rp200 siapa?" tanya Dedi lagi.

"Almarhum pak Iyus, sesepuh," jawab Agus.

TNI GUGUR DALAM LEDAKAN AMUNISI - Postingan terakhir Pratu Afrio Setiawan sebelum gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) sekira pukul 09.30 WIB jadi sorotan.
TNI GUGUR DALAM LEDAKAN AMUNISI - Postingan terakhir Pratu Afrio Setiawan sebelum gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) sekira pukul 09.30 WIB jadi sorotan. (Tangkapan layar Ig @AfrioSetiawan Nod)

Meski begitu, beberapa pekerja yang membantu TNI dalam memreteli amunisi itu juga ada yang bekerja mengumpulkan serpihan peluru yang diledakkan.

Hasilnya pun bakal dijual.

"Kan di sana bukan posisi mulung tapi posisi kerja. Pertanyaannya di antara ini suka bawa besi dijual enggak?" tanya Dedi Mulyadi.

"Dijual bapak," akui Agus.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved