Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
Kapuspen TNI Ungkap Dugaan Penyebab 9 Warga Sipil Turut Tewas Dalam Ledakan Amunisi di Garut
Kristomei mengatakan, amunisi kedaluwarsa yang diledakkan di Garut berupa granat dan mortir.
“Nah ini nanti yang kita akan dalami kenapa bisa terjadi seperti ini. Namanya juga amunisi bekas, itu pasti ada yang sudah tidak sesuai dengan apa yang seharusnya,” tambahnya.
Baca juga: Ngadu ke Dedi Mulyadi, Tangis Anak Korban Ledakan Amunisi di Garut: Bapak Saya Kerja Sama Tentara
Apa kata warga soal ledakan amunisi di Garut?
Salah satu warga Desa Sagara, Andi (54) mengatakan, pemusnahan amunisi biasanya menjadi “berkah” bagi warga di sekitar lokasi kejadian. Sebabnya, sisa-sisa logam amunisi yang sudah dimusnahkan dapat dijual sebagai rongsokan lalu menghasilkan uang.
Andi mengatakan, TNI sudah melakukan dua kali pemusnahan amunisi kedaluwarsa pada bulan ini, tepatnya Selasa (6/5/2025) dan Senin (12/5/2025).
Namun, salah satu agenda pemusnahan menjadi petaka setelah terjadi ledakan tidak terduga yang menewaskan empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.
“Biasanya (pemusnahan amunisi) jadi berkah dan sekarang malah jadi musibah,” kata Andi dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/5/2025).
Baca juga: Pilu Dede Tak Percaya Suami Tewas Ledakan Amunisi di Garut, Pertama Kali Kerja, Tak Pernah Pulang
“Lalu, tidak berselang lama, banyak ambulans datang ke lokasi. Saya pikir itu suara ledakan biasa terjadi. Tapi, mendengar informasi ternyata banyak korban meninggal,” sambungnya.
Anak Korban Minta Tolong ke Dedi Mulyadi
Sejumlah anak korban yang tewas akibat ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut mengadukan kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal keberatan dengan narasi yang beredar soal ambil sisa material.
Diketahui, tragedi ledakan terjadi saat proses pemusnahan bom kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menimbulkan 13 korban jiwa.
Dari 13 korban tewas tersebut tercatat, ada 9 warga sipil dan 4 personel TNI.
Kepada Dedi Mulyadi, anak-anak korban menangis mengungkapkan bahwa keluarga mereka hanya membantu TNI, tidak ada maksud mengambil sisa material ledakan.
“Saya perwakilan dari keluarga. Saya minta pertanggungjawaban. Bapak saya kerja sama tentara, Bapak saya tidak (seperti yang dikatakan orang-orang) mulung,” ujar salah seorang remaja putri sambil menangis, dikutip dari Kompas TV, Selasa (13/5/2025).
“Dari zaman sekolah, saya tahu, bapak saya kerja (sama tentara) sudah ke Manado, Makassar, Bali, ke Mabes,” tambah dia ke Dedi Mulyadi.
Remaja ini pun dengan tegas menolak ayahnya disebut nyelonong ke lokasi peledakan untuk memulung amunisi.
Gugur dalam Ledakan Amunisi, Ini Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo, Sempat Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Tewas Terkena Ledakan, Kisah Tragis Pratu Afrio Setiawan Batal Nikahi Kekasih Bulan Depan |
![]() |
---|
Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo Sebelum Gugur Ledakan Amunisi di Garut, Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Dinamai "Daerah Peledakan", Warga Ungkap Fakta Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang |
![]() |
---|
Chat Terakhir Mayor CPL Anda Rohanda Sebelum Gugur Dalam Ledakan Amunisi Garut, Kini jadi Kenangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.