Kopi Sumsel
Prospek Pengembangan Kopi Liberika Tumpang Sari dengan Karet, Tingkatan Pendapatan Petani di OKU
Prospek pengembangan kopi Liberika diantara tanaman karet untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Sebagai informasi, di Baturaja harga beras (biji kupas) harganya antara Rp100.000-120.000 per kg lebih tinggi dari robusta dengan kisaran harga Rp ,85.000 – Rp.90.000 per kg.
Keuntungan semakin meningkat jika kondisinya sudah melalui proses sangrai atau dalam bentuk bubuk.
Dalam kondisi roastbean harga kopi ini berkisar Rp200.000 per kg, sedang kondisi bubuk nilainya meningkat hingga 220.000 per kg.
Menurut Sidiq, potensi pengembangan Kopi Leberika, berdasarkan potensi kopi Liberika dan beberapa jenis tanaman perkebunan, maka pola tanam yang bisa dikembangkan adalah pola tanam campuran; (1). Campuran antara Karet dan Kopi; (2).sistem surjan berupa campuran tanaman kopi dengan tanaman jeruk (3) Campuran antara kopi, pinang dan duku.
Dikatakan Sidiq, dari hasil diskusi dengan petani di Desa Penilikan Kecamatan Peninjauan Kabupaten OKU, praktek budidaya pertanian yang dilakukan oleh masyarakat diketahui bahwa tanaman kopi Liberika ditanam masih bersifat uji coba di sekitar pekarangan rumah yang awal biji kopi Liberika tersebut bawaan kelelawar, tupai ataupun musang.
Pertanaman kopi Liberika menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik dan beberapa sudah berbuah meski tidak banyak.
Pola tanam yang diterapkan adalah campuran dengan tanaman kopi Liberika diantara tanaman Karet.
Lebih jauh Sidiq menjelaskan, Masyarakat petani Kabupaten Ogan Komering Ulu yang memiliki kebun Karet bisa melakukan intercropping /tumpang sari dengan tanaman kopi Leberika sebagai alternatif menambah pendapatan rumah tangga.
Saat ini pasarnya sangat terbuka bahkan masih banyak permintaan daripada produksinya dan prospek pemasaran kopi liberika di Sumatera Selatan khususnya Kota Baturaja sampai Palembang masih sangat menjanjikan.
Di kesempatan itu periset kopi nasional ini juga menyarakan, Pemerintah Kabupaten OKU melalui Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan perlu melakukan pembinaan kepada petani untuk mendiseminasikan Pola tanam kopi Liberika diantara tanaman karet sebagai alternatif untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga tani.
Ke depan melalui Dinas Koperasi perlu membentuk koperasi dalam pemasaran kopi Liberika sehingga para petani bisa ikut menentukan harga jual kopi Liberika.
Kabupaten OKU Gencarkan Sertifikasi Tanaman Kopi
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan saat gencar melakukan sertifikasi tanaman kopi.
Tujuannya untuk memudahkan eksportir memantau asal usul kopi, sejak dua tahun terkahir ini sudah dilakukan prorgam diterbitkan STDB (Surat Tanda Daftar Budidaya) kopi.
Eksportir yang akan melakukan tata niaga kopi di OKU tinggal buka aplikasi dan bisa langsung melihat asal usul kebenaran kopi.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten OKU Husmin SP melalui Kabid Perkebunan, Mirza Sp kepada sripoku.com Sabtu (19/4/2025).
Kabid Perkebunan didampingi Rusdi Ariansah menjelaskan untuk tahun 2024 lalu sudah diterbitkan 700 ha kebun kopi dan tahun 2025 ini kembali mendapat bantuan 500 hakter melalui APBD Kabupaten OKU.
Lebih jauh, Kabid Perkebunan menjelaskan, penerbitan STDB ini bertujuan untuk menertibkan dan mendata perkebunan kopi untuk tujuan ekspor.
Setelah diterbitkan STDB bisa dipantau luas kebun kopi, isi kebun kopi dan siapa nama pemilik kebun kopi.
“Kalau mau ekspo kopi harus dilengkapi STDB , tinggal buk aplikasi,” terang Kabid Perkebunan.
STDB juga diperlukan untuk promosi-promosi produk kopi asal Kabupaten Ogan Komeirng Ulu.
Di kesempatan itu Kabid perkebunan menjelaskan, untuk kopi petik marah (grean Bean) di Kabupaten OKU khusus melayani pesanan saja.
“Saat ini masih tergantung request, biasanya di kawasan Ulu Ogan sudah ada yang melayani kopi petik merah,” terang Mirza.
Untuk harganya juga lebih tinggi di kisaran Rp 85 ribu/kg, sedangkan kpi asalan harga saat ini berkisar Rp 65 ribu/kg.
Kadin Pertanian OKU Husmin SP MM melalui bagian perkebunan Rudi Ariyansyah menyampaikan kalau saat ini harga jual kopi di tingkat petani rata rata Rp 55.000/kg.
Untuk di Kabupaten OKU umumnya petani membudidayakan kopi jenis robusta.
Karena bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi.
Sedangkan untuk pengolahan kopi masih menggunakan sistem kering gabah kopi melalui penjemuran setelah kering baru digiling menjadi biji kopi..
Selain itu Kabupaten OKU juga mulai menggiatkan tumpang sari tanaman kopi dan karet dengan jarak tanam 4 X 6 M dalam 1 hatare bisa diatanam 200 batang kopi.
Tujuannya selama petani karet menunggu pohon karet bisa disadap, kopi sudah muali berbuah dalam usia 3 tahun, sehingga diharapkan dapat menambah pendpatan kelaurga petani.
Setelah pohon kopi tumbuh tinggi kemudian bisa diremajakan di usia 8-9 tahun bisa diremajakan kembali dengan melalui sambung pucuk.
Pada waktu bersamaan karet sudah mulai berproduksi.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Kini Perlahan Kembali Naik, Meski Masih di Bawah Rp 50 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Hasilkan 56 Ribu Ton Pertahun, Bursah Zarnubi Ingin Kopi Robusta Lahat Tembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing, Pemkab Lahat Gelar Bimtek Bagi Petani dan UMKM Kopi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.