Kopi Sumsel
Prospek Pengembangan Kopi Liberika Tumpang Sari dengan Karet, Tingkatan Pendapatan Petani di OKU
Prospek pengembangan kopi Liberika diantara tanaman karet untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Tipe ke-4 ; ukuran daun sedang dengan bagian ujung yang runcing. Buahnya berbentuk bulat besar, diskus menonjol, ruas antar dompolan pendek dengan pertumbuhan yang lebat.
Tipe ke-5; ukuran daun dan buah sedang dengan diskus menonjol tinggi, dompolan buah rapat, serta kelebatan buah yang juga sedang.
Sejarah, Habitat dan Persebaran Kopi Liberika
DALAM sejarahnya, kopi Liberika masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda pada abad 19.
Saat itu, bangsa kolonial Belanda menghadirkan kopi ini untuk mengganti kopi arabika yang sedang terserang hama dan penyakit daun karat.Dari habitatnya.
Hal itu dituturkan kembali oleh persiet Kopi Sidiq Hanapi SP MSc (Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular, Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam bincang-bincang dengan awak sripo di beberapa kesempatan.
Lebih jauh periset nasional ini mengatakan, para ahli meyakini jika tanaman Leberika berasal dari Liberia.
Namun tanaman kopi Liberika ini juga bisa temukan di daerah Afrika lain, seperti Angola, Ghana, Kongo dan sebagainya.
Di Indonesia, kopi Liberika ini oleh warga masyarakat ditanam di lahan basah atau gambut di sepanjang pantai timur Sumatera, mulai dari Jambi sampai ke Kepulauan Riau dan Kepulauan Meranti dan juga dataran rendah sampai medium di Kabupaten Ogan Komering Ulu sampai Semendo Muara Enim.
periset yang juga aktif mendamping petani kopi di dataran tinggi bukit barisan yang ada di Sumatera Selatan yang meliputi Lengkiti, Ulu Ogan, Semendo Darat, Semendo Lembak menuturkan, bagi sebagian masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu, menyebutkan beberapa Keunggulan Kopi Liberika dan potensi pengembangan di Kabupaten OKU.
Pada dasarnya kopi Liberika ini mempunyai potensi ekonomi yang tinggi.
Para konsumen (khususnya pecinta kopi) pun mulai mencari produk tersebut karena cita rasa yang unik dan aromanya yang khas.
Karakter rasa kopi Liberika sendiri tidak sepahit robusta, namun ada sensasi aroma nangka asam yang hampir menyerupai kopi arabika dan buah coklat.
Bila masuk masa berbuah, dalam kondisi ideal jenis kopi Liberika ini dapat dipanen setiap 20 hari sekali.
Di dalam satu batang pohonnya, liberika mampu menghasilkan sekitar 15-20 kg buah kopi.
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Kini Perlahan Kembali Naik, Meski Masih di Bawah Rp 50 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Hasilkan 56 Ribu Ton Pertahun, Bursah Zarnubi Ingin Kopi Robusta Lahat Tembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing, Pemkab Lahat Gelar Bimtek Bagi Petani dan UMKM Kopi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.