Banjir di Palembang

LAGI, Banjir di Palembang Rendam Pemukiman Setelah Hujan Deras, Warga AAL: Hujan 1 Jam Pasti Banjir

Banjir kembali merendam kawasan pemukiman warga di Jalan Taman Murni Lr Family, Kelurahan Alang Alang Lebar Palembang, Senin (14/4/2025).

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
BANJIR DI PALEMBANG -- Kondisi pemukiman warga di Jalan Taman Murni Lr Family, Kelurahan Alang Alang Lebar, Kecamatan Alang Alang Lebar, Palembang KM 11, Senin (14/4/2025). Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Banjir mereka rasakan sejak 2014. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Banjir kembali merendam kawasan pemukiman warga di Jalan Taman Murni Lorong Family, Kelurahan Alang Alang Lebar, Kecamatan Alang Alang Lebar (AAL), Palembang KM 11, Senin (14/4/2025). 

Hujan deras yang mengguyur selama satu jam saja langsung merendam sedikitnya 15 rumah dengan ketinggian air mencapai 70 hingga 80 sentimeter.

Kondisi ini bukan lagi hal baru bagi warga setempat, pasalnya banjir sudah menjadi momok sejak tahun 2014.

Ketua RT 016, Sulton (43), dengan nada pasrah mengungkapkan kekesalannya.

"Setiap hujan satu jam pasti banjir. Surutnya bisa sampai seharian. Kami terus mengimbau warga untuk mengamankan aliran listrik, dan mereka sudah paham karena ini sudah sering terjadi," ujarnya di tengah genangan air yang merendam lingkungannya.

Bahkan, Sulton melontarkan pernyataan yang menggambarkan betapa frustrasinya warga menghadapi situasi ini. 

"Ya kami minta kalau bisa jangan banjir lagi lah, karena kami sudah capek menghadapi banjir ini," keluhnya.

Ia menambahkan bahwa berbagai upaya penanganan seperti pengerukan dan pembersihan sampah telah sering dilakukan oleh pihak terkait, namun solusi permanen tak kunjung datang.

Lebih lanjut, Sulton menyinggung janji pembangunan parit baru yang telah direncanakan sejak era tiga wali kota sebelumnya, namun hingga kini belum terealisasi. 

Akibat banjir ini, aktivitas warga lumpuh total.

"Warga tidak bisa keluar. Motor pasti mogok," imbuhnya.

Senada dengan Sulton, Budi (43), salah seorang warga yang rumahnya terendam, menuturkan betapa lamanya air surut.

"Air surut lama, hingga sore pun airnya masih tinggi," ujarnya sambil menambahkan bahwa ia dan keluarganya memilih untuk tetap bertahan di rumah. 

"Tidak ngungsi. Ya kami tunggu sampai rendah. Panik tapi sudah biasa," katanya dengan nada getir.

Ia juga menceritakan bagaimana air mulai masuk ke dalam rumahnya sekitar pukul 23.00 WIB dini hari tadi, dan jalan raya semalam bak lautan, terutama di kawasan Simpang Kades.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved