Berita Nasional

Mengenal BUMN PT Produksi Film Negara yang Baru Melantik Ifan Seventeen Jadi Direktur Utama

Mengenal Perum Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berkiprah di bidang perfilman, kini menunjuk Ifan Seventen

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
IG/ivolks_creative
SEJARAH PT PFN. Ifan Seventeen (tengah) di depan kantor PT PFN di Jatinegara, Jakarta Timur dilantik jadi Direktur Utama, pada Selasa, (11/3/2025). Mengenal Perum Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berkiprah di bidang perfilman, kini menunjuk Ifan Seventen jadi Direktur Utama 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal Perum Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berkiprah di bidang perfilman.

PT PFN merupakan badan usaha milik negara Indonesia (BUMN) yang bergerak di di bidang industri audiovisual perfilman Indonesia.

Baru-baru ini, Ifan vokalis band Seventeen disorot usai ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), pada Senin (10/3/2025).

Baca juga: Profil Ifan Seventeen, Musisi jadi Direktur Utama PT PFN, Pernah Aktif Dukung Prabowo saat Kampanye

Melansir dari Tribunnewswiki.com, PFN berawal dari perusahaan Java Pacific Film (JPF) yang didirikan oleh Albert Balink di Batavia.

JPF mengalami beberapa pergantian nama sebelum akhirnya menjadi PFN pada tahun 1975.

Berdiri pada 6 Oktober 1945, Perum PFN berkomitmen menjadi panutan dalam industri film nasional.

Berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1988, Perum PFN didirikan untuk turut serta membangun ekonomi dan ketahanan nasional melalui penyelenggaraan usaha produksi film serta usaha pelayanan jasa teknik film perfilman nasional, sebagai salah satu sarana penerangan, sejarah, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang perlu dikembangkan dalam rangka pembentukan karakter bangsa dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Sebelum bernama Perum Produksi Film Negara (Perum PFN), perusahaan ini bernama Java Pacific Film yang didirikan oleh Albert Balink pada tahun 1934 dan berganti nama menjadi Algemeene Nederlandsch Indische Film (ANIF) pada tahun 1936.

Pada masa penjajahan Jepang, ANIF diakuisisi dan berganti nama menjadi NIPPON EIGASHA (1941) yang diketuai oleh T. Ishimoto dan berfungsi sebagai alat propaganda Jepang.

R.M. Soetarto menginisiasi pengambil alihan Nippon Eiga Sha dari kekuasaan Jepang dan mengganti nama perusahaan menjadi Berita Film Indonesia (BFI) pada 6 Oktober 1945, yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Perum PFN.

Serah terima disaksikan langsung oleh Mr. Amir Syarifudin, Menteri Penerangan saat itu dan berganti nama menjadi Perusahaan Film Negara di tahun 1950.

Baca juga: Viral Video Anggota DPR Terima Amplop Saat Rapat dengan Pertamina, Herman Khaeron: Itu Fitnah Keji

Perusahaan ini berjasa besar dalam pendokumentasian perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan dalam bentuk film.

Produksi Film Negara berganti nama menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN) di tahun 1975 sesuai dengan Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 55B/MENPEN/1975 sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Kementerian Penerangan Republik Indonesia.

Pusat Produksi Film Negara (PPFN) kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Umum (Perum) Produksi Film Negara sesuai dengan PP Nomor 05 Tahun 1988 pada 7 Mei 1988 hingga saat ini.

Pada 27 Januari 2014, Perum PFN berganti identitas perusahaan (logo). Perum PFN tercatat memiliki 46.000 lebih judul film yang terarsip di Biro Arsip Nasional.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved