Korupsi Pengadaan Tanah Tol Betung

Awal Mula Crazy Rich Sumsel Haji Halim Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Tol Betung-Tempino

Awal mula terbongkarnya Direktur PT Sentosa Mulia Bahagia (SMB) Kemas Haji Halim kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pemalsuan buku

Dok Kejati Sumsel
HAJI HALIM TERSANGKA - Haji Halim saat digiring dari Kejati Sumsel menuju Rutan Pakjo Palembang, Senin (10/3/2025). Begini awal mula kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pemalsuan buku atau daftar khusus dalam pemeriksaan administrasi pengadaan tanah jalan Tol Betung-Tempino Jambi Tahun 2024 terbongkar. 

Resmi Ditahan

Informasi dihimpun setelah ke Kejati Sumsel H Halim dibawa ke Rutan Klas I Palembang (Rutan Pakjo).

Pantauan Tribunsumsel.com di depan pintu masuk Rutan Klas I Palembang tampak beberapa kendaraan yang terparkir, diduga adalah kendaraan milik kerabat ataupun keluarga H Halim, Senin (10/3/2025).

Salah satunya ada Rush warna hitam BG 1120 OF.

Ada tiga orang pria paruh baya yang keluar dari rutan langsung bergegas masuk untuk menghindari kejaran awak media.

"Ada di dalam (pak Haji). Kami hanya membesuk, " ujar salah satu kerabat yang membesuk H Halim.

Saat ditanya petugas sipir penjaga pintu Rutan membenarkan Haji Halim sudah masuk menggunakan kursi roda ke dalam sel tahanan.

"Iya tadi sudah masuk pakai kursi roda," ujar petugas tersebut.

Haji Halim Ajukan Pembantaran

Kini pihak Haji Halim, resmi mengajukan pembantaran atau izin agar dirawat di rumah sakit, Selasa (11/3/2025). 

Alasan pembantaran alias pengalihan penahanan H Abdul Halim karena kondisi kesehatannya yang sudah tidak memungkinkan dan sakit.

"Sudah diajukan surat pembantaran, tinggal menunggu dari Rutan ke Kejaksaan. Beliau sakit sudah lanjut usia penyakitnya itu tidak mungkin disembuhkan. Sakitnya itu sudah komplikasi," ujar kuasa hukum H Abdul Halim, Lisa Merida SH saat dijumpai di depan Rutan Kelas I Palembang, Selasa (11/3/2025).

Lisa menilai tuduhan Kejaksaan atas dugaan korupsi yang diarahkan ke kliennya masih prematur sebab, H Abdul Halim hanya menanam pohon sawit dan belum menerima ganti rugi, sehingga tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan.

"Perkara dituduhkan ke pak Haji adalah dokumen palsu, itu tidak ada, pak Haji hanya menanam karena dia punya izin. Sekarang tanaman itu diratakan dengan tanah, belum terima ganti rugi sepeser pun. Bukan masalah kerugian negara, masalahkan dulu kepemilikannya. Makanya kami bilang ini prematur," tuturnya.

Selain itu, jemput paksa dan penahanan terhadap H Halim pun terkesan dipaksakan dan sangat tidak manusiawi, mengingat kondisi kesehatan dan usianya yang sudah lanjut. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved