PT Sritex Pailit
Mengenal PT Sritex, Raksasa Tekstil Indonesia yang Pailit hingga PHK Massal Ribuan Karyawan
PT Sritex atau Sri Rejeki Isman Tbk, salah satu perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia harus gelar tikar permanen per 1 Maret 2025
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Selain itu, perusahaan ini juga melayani pesanan dari berbagai negara seperti Inggris, Papua Nugini, serta merek-merek fashion terkenal seperti Guess dan H&M.
Meski menghadapi krisis moneter 1998 yang mengguncang Indonesia, PT Sritex mampu bertahan dan bahkan mengalami pertumbuhan yang luar biasa, hingga delapan kali lipat pada awal 2000-an.
Pada tahun 2013, PT Sritex resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham SRIL, menjadi salah satu pemain utama di pasar saham Indonesia.
Seiring dengan keberhasilannya di industri tekstil, PT Sritex juga melakukan ekspansi ke sektor lainnya.
Pada 2000-an, perusahaan ini memasuki bisnis serat rayon melalui PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Sukoharjo, yang memiliki kapasitas produksi hingga 90 ribu ton per tahun.
Baca juga: Kronologi Sritex Pailit Hingga Harus PHK Massal 10.965 Karyawan per 1 Maret 2025
Namun, perusahaan sempat menghadapi masalah lingkungan akibat limbah cair pabrik yang mengganggu warga sekitar.
Selain itu, PT Sritex juga melakukan diversifikasi ke industri tambang dengan mendirikan Ultra Tech Mining Indonesia, yang mengelola pabrik batu gamping di Wonogiri, Jawa Tengah.
Di dunia olahraga, PT Sritex juga terlibat dalam dunia basket. Pada 1966, HM Lukminto bersama Halim Sugiarto mendirikan klub basket Bhinneka Solo, yang pada 1999 berganti nama menjadi Bhinneka Sritex Solo setelah perusahaan menjadi sponsor utama.
Klub ini sempat berjaya pada awal 2000-an sebelum akhirnya bubar pada 2009 akibat krisis keuangan.
Namun, perjalanan PT Sritex yang sebelumnya penuh keberhasilan kini berakhir.
Setelah hampir enam dekade beroperasi, perusahaan yang pernah menjadi kebanggaan industri tekstil Indonesia ini menghadapi tantangan besar.
Kejatuhan PT Sritex menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi ribuan pekerjanya, tetapi juga bagi dunia bisnis dan manufaktur Indonesia secara keseluruhan.
Produksi dan bisnis Sritex
Divisi produksinya meliputi:
- Pemintalan (Spinning): Mengolah kapas menjadi benang dengan kapasitas produksi mencapai 1.405 bale per hari.
- Penenunan (Weaving): Mengubah benang menjadi kain mentah (greige) dengan kapasitas produksi harian sebesar 229.766 meter.
- Penyempurnaan (Finishing): Proses pewarnaan dan pencetakan kain dengan kapasitas produksi mencapai 306.358 yard per hari.
- Garmen (Garment): Memproduksi pakaian jadi, termasuk seragam militer dan pakaian fashion, dengan kapasitas produksi harian sebesar 38.295 potong.
Selain memenuhi kebutuhan domestik, Sritex juga memiliki basis pelanggan internasional yang tersebar di lebih dari 100 negara, dengan pasar utama di Eropa, Amerika Serikat, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Kabar Terbaru Eks Karyawan PT Sritex Ngadu Belum Dapat THR Jelang Lebaran, Kurator Tunggu Dana Cukup |
![]() |
---|
Kabar Baik 5000 Eks Karyawan PT Sritex Bakal Kembali Direkrut, Investor Baru Bakal Operasikan Pabrik |
![]() |
---|
PT Sritex Pailit Ternyata Punya 11 Anak Perusahaan, Anggota DPR Minta Pemilik Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Gegara Ketidakpasian Informasi, Buruh Sritex Terancam Tidak Terima THR dan Pesangon |
![]() |
---|
Update PT Sritex Ternyata Bakal Diakuisisi Perusahaan BUMN, Menaker: Ada Beberapa Kandidat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.