Banjir di PALI

Banjir di Desa Curup PALI Capai 1 Meter, 260 Rumah Terendam Berdampak Ganggu Aktivitas Warga

Banjir di Desa Curup, Kabupaten PALI terjadi akibat tingginya intensitas curah hujan yang menyebabkan meluapnya air Sungai Lematang.

Dokumen BPBD Kabupaten PALI
BANJIR -- Anggota BPBD PALI melakukan Monitoring ketinggian Air di Desa Curup Kecamatan Tanah Abang Kabupaten PALI, Selasa (25/2/2025). Tingginya Intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan meluapnya air Sungai Lematang dan merendam 260 rumah warga, sehingga aktivitas warga terganggu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI -- Tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan meluapnya air Sungai Lematang yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan (Sumsel).

Luapan air Sungai Lematang tersebut mulai menggenangi pemukiman warga di Desa Curup, Kabupaten PALI sejak Sabtu (22/2/2025) beberapa hari lalu.

Sebanyak 260 rumah warga di Desa Curup Kecamatan Tanah Abang terendam banjir akibat luapan air sungai Lematang yang tidak mampu lagi menampung debit air hujan.

Kepala Desa Curup, M Tisar mengatakan banjir yang merendam ratusan rumah warga di Desa Curup tersebut masih berlangsung sampai dengan hari ini Selasa (25/2/2025), dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.

Bahkan ketinggian air saat ini sudah mencapai 1 meter.

Hal tersebut dikarenakan Intensitas hujan masih tinggi, baik di wilayah hulu sungai maupun di Kecamatan Tanah Abang.

"Air naik ke pemukiman penduduk sejak hari Sabtu lalu dan saat ini ketinggian air terus naik karena curah hujan masih tinggi di daerah hulu sungai Lematang," kata M Tisar.

Selain itu, letak geografis Desa Curup merupakan dataran paling rendah di Kabupaten PALI dan juga berada di pinggiran Sungai Lematang.

Hal ini menyebabkan desa tersebut merupakan wilayah langganan banjir dan yang paling parah terendam banjir dengan durasi surutnya air cukup lama.

"Desa kami telah menjadi langganan banjir, dari bulan November 2024 hingga Februari ini sudah empat kali diterjang banjir. Korban banjir ada 260 rumah dengan ketinggian air per hari ini rata-rata satu meteran," ujarnya.

Meski ketinggian air tersebut belum memasuki rumah warga, dikarenakan rata-rata rumah warga di desa Curup merupakan rumah panggung, sehinggah air hanya menggenangi bagian bawah maupun perkarangan rumah.

Namun, M Tisar mengatakan, dampak dari banjir yang melanda Desa Curup, membuat aktivitas warga terganggu dan nyaris lumpuh.

Dikarenakan, selain merendam rumah warga, Ia juga mengatakan banjir juga merendam perkebunan warga yang menyebabkan aktivitas pertanian di desa itu lumpuh, terutama bagi warga yang mempunyai kebun di seberang Sungai Lematang.

Derasnya arus sungai lematang menyebabkan warga tidak memungkinkan untuk pergi ke kebun.

"Sebagian besar warga kami tidak bisa melakukan aktivitasnya, karena selain rumah, ladang tempat penghidupan warga juga turut terdampak banjir," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved