Pembacokan di Ogan Ilir
Jadi Korban Pembacokan di Ogan Ilir, Keluarga Iskandar Bantah Punya Utang, Sebut Semua Sudah Dibayar
Pada awal 2024 lalu, pelaku menawarkan jasa sewa alat pertanian untuk menggarap sawah dengan biaya Rp 800 ribu per jam.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Keluarga Iskandar, korban pembacokan di Desa Sungai Lebung, Kecamatan Pemulutan Selatan, Ogan Ilir, angkat bicara perihal tudingan utang pada pelaku bernama Mahrin yang tak lain adalah tetangganya sendiri.
Diketahui, kejadian pembacokan ini berlangsung pada hari Kamis (23/1/2025) lalu sekira pukul 14.00 WIB.
"Tidak ada utang. Memang benar dulu sekitar satu tahun lalu, korban punya kewajiban kepada pelaku bayar Rp 800 ribu dan sudah lunas," kata RH dihubungi TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Jumat (24/1/2025).
RH menerangkan, korban dan pelaku saling mengenal satu sama lain.
Pada awal 2024 lalu, pelaku menawarkan jasa sewa alat pertanian untuk menggarap sawah dengan biaya Rp 800 ribu per jam.
Pelaku menawarkan sewa dua jam lebih kepada korban.
"Korban awalnya tidak mau dan bilang kalau sewa dua jam bisa Rp 1 juta lebih kan. Korban mau sewa satu jam saja. Akhirnya pelaku bilang tidak apa-apa dua jam, bayar Rp 800 ribu saja" ungkap RH.
Singkat cerita, korban lalu menggarap sawah tersebut dengan alat pertanian yang disewa.
Usai menggarap sawah, biaya sewa alat sebesar Rp 800 ribu dibayar dua hari setelahnya.
Menurut RH, uang pembayaran diantar langsung ke rumah pelaku.
"Di situ ada istri pelaku menyaksikan pembayaran itu. Tapi memang karena kebiasaan kami di desa, pembayarannya itu tidak pakai kwitansi," jelas RH.
"Sudah dibayar, ya sudah waktu itu selesai. Tidak ada cerita keributan," imbuhnya.
Namun beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak September 2024 lalu, pelaku mengklaim bahwa korban belum membayar sewa alat pertanian.
"Dibilang katanya pelaku belum dibayar, padahal sudah. Orang tua kami tidak mau seperti itu, kan sudah dibayar. Pelaku ngotot bilang kalau itu belum dibayar," jelas RH.
"Mohon maaf, kami memang bukan orang kaya. Tapi uang segitu Rp 800 ribu pasti dibayar lah, tidak mungkin kami biarkan," kata RH menegaskan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.