Dugaan Bayi Tertukar di Jakarta

Hasil Tes DNA Pastikan Tak Ada Bayi Tertukar di RS Jakpus, Rauf Tak Terima : Saya Tes DNA Mandiri

Hasil tes deoxyribonucleic acid (DNA) terhadap bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih, terungkap di Mapolres Metro Jakarta

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
KOMPAS.com/Shela Octavia
(kanan) Kondisi makam bayi usai diekshumasi, TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024). (kiri)Rauf dan Feni, orang tua bayi diduga tertukar. Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus menyatakan bahwa hasil tes DNA menunjukkan bayi tersebut adalah anak biologis pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Hasil tes deoxyribonucleic acid (DNA) terhadap bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih, terungkap di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus menyatakan bahwa hasil tes DNA menunjukkan bayi tersebut adalah anak biologis pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti.

Alhasil, bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat dipastikan tidak ada yang tertukar.

Baca juga: Saya Kurang Puas, Reaksi Rauf Soal Bayinya Meninggal di RS Islam Cempaka Putih Tidak Tertukar

Rauf dan Feni, orangtua bayi meninggal sehari dilahirkan di rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih mengaku kurang puas dengan hasil tes DNA terhadap buah hatinya tidak tertukar
Rauf dan Feni, orangtua bayi meninggal sehari dilahirkan di rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih mengaku kurang puas dengan hasil tes DNA terhadap buah hatinya tidak tertukar (KOMPAS.com/Febryan Kevin)

Adapun hasil tes DNA itu diperoleh pada Jumat (20/12/2024) lalu.

"Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA, telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik mister X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti," ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus, saat membacakan kembali surat dari Pusdokkes Polri dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat pada Selasa (24/12/2024) dilansir dari Kompas.com.

Firdaus menegaskan, pemeriksaan DNA dilakukan secara ilmiah dan transparan. 

Sampel untuk tes DNA diambil dari tulang femur dan scapula bayi, sesuai prosedur yang ditentukan.

Hingga hasil tes DNA diumumkan, Rauf mengaku belum bisa mengakses rekam medis maupun rekaman CCTV yang kini berada dalam penguasaan polisi.

Pada kesempatan yang sama, Dirut RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jack Pradono Handojo mengaku bersyukur atas hasil tes DNA itu.

"Alhamdulillah, bahwa secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi," kata dia.

Baca juga: Nasib RS Islam Cempaka Putih Pasca Heboh Bayi Tertukar, Dinkes DKI Jakarta Ambil Tindakan Ini

Jack Pradono Handojo, mengungkapkan bahwa rekam medis baru ditawarkan kepada keluarga bayi pada mediasi ketiga.

“Tapi, permintaannya itu ya secara bilateral. Saya minta, ‘Pak, bisa enggak videonya itu diredam dahulu, kami akan memberikan data-data tiga yang disepakati (termasuk CCTV dan rekam medis),’” ujar Jack.

Jack juga mengatakan, meskipun tim rumah sakit meyakini SOP telah dijalankan dengan benar, dirinya baru terlibat langsung dalam mediasi ketiga setelah kasus ini viral.

Ia bahkan menawarkan untuk mengirimkan rekam medis ke tempat kerja Rauf di Cikarang, namun tidak mendapat tanggapan.

Orangtua Bayi Akan Tes DNA Mandiri

Rauf dan Feni, orangtua bayi meninggal sehari dilahirkan di rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih mengaku kurang puas dengan hasil tes DNA terhadap buah hatinya.

Diketahui, Polisi mengumumkan hasil tes deoxyribonucleic acid (DNA) terhadap bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih, di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).

Ia meyakini buah hatinya tertukar saat dilahirkan  rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dan masih hidup.

"Saya merasa kurang puas dengan apa yang disampaikan hari ini hasilnya, saya rasa ada permainan disini, kami yakin anak kami masih hidup," ungkap Rauf, dilansir dari Youtube tvOneNews.

Menurutnya, ia belum diberi hasil hasil rekam medis serta rekaman kamera CCTV saat kejadian.

Merasa kurang puas, Rauf pun akan melakukan tes DNA mandiri.

"Saya pingin tes DNA mandiri nanti," bebernya.

Rauf juga merasa ada kejanggalan dari pihak rumah sakit yang tak sesuai dengan SOP.

"Menurut saya tidak sesuai SOP, karena saya disibukkan dengan ngurus administrasi jadi saya enggak fokus kemana-mana," terangnya.

"Watku bayi saya dilahirkan kan itu saya sempat mengadzani tuh, terus anak dibawa buru-buru, terus disibukkan dengan administrasi segala macem, jadi saya gak dikasih tau ada gelang," sambung Rauf.

Baca juga: 3 Tahun Menanti Buah Hati, Rauf dan Feni Pilu Bayi Dilahirkan Sehari Meninggal diduga Tertukar di RS

Sepanjang setelah persalinan, Rauf menemukan ada kejanggalan terkait identitas bayinya.

Rauf yang merasa janggal menilai bahwa adanya manipulatif yang dilakukan pihak rumah sakit.

Ia dan sang istri hingga kini tetap memperjuangkan keadilan bagi buah hatinya.

"Identitas anak saya tuh tidak ada tai lalatnya dan pas diukur setelah dibongkar makam itu panjangnya beda, enggak mungkinlah hasilnya positif, itu ada manupulasi kayaknya, harus diperjuangkan," ungkap Rauf.
 
Duduk Perkara

Sebelumnya, pria berinisial MR (27) menduga bahwa bayinya tertukar di RS Islam Cempaka Putih setelah membandingkan kondisi bayi yang ia lihat saat mengazani dengan jasad bayi yang dimakamkan.

Peristiwa ini bermula ketika istri MR, FS (27), melahirkan pada 16 September 2024 pukul 09.05 WIB. 

Pada sore hari, bayi mengalami kondisi kritis, dan MR diminta untuk menandatangani surat tanpa sempat membacanya. 

"Katanya, 'Pak tanda tangan dulu aja, Pak'. Ini surat izin untuk memasang oksigen," ucap MR.

Pada 17 September 2024, MR menerima kabar bahwa bayinya telah meninggal dunia. 

Jenazah bayi diserahkan dalam kondisi sudah dibungkus kain kafan, sehingga MR dan istrinya tidak sempat melihat tubuh anak mereka. 

Keesokan harinya, keluarga memutuskan untuk membuka makam bayi di TPU Cilincing karena FS belum pernah melihat anaknya. 

Saat makam dibongkar, MR mengaku terkejut melihat jasad bayi yang berbeda dari yang dia azani. 

"Setelah lihat foto dokumentasi, saya curiga. Badannya besar, panjangnya tidak sesuai dengan surat keterangan lahir yang menyebutkan 47 cm," jelas MR. 

MR kemudian meminta klarifikasi dari pihak rumah sakit, namun pihak rumah sakit menyangkal adanya bayi yang tertukar. 

Mediasi telah dilakukan tiga kali, tetapi hingga saat ini belum mencapai kesepakatan.

(*)

Baca berita lainnya di google news

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved