Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

Apa Itu Psikotik Paranoid?, Diduga Diidap MAS Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus

Psikotik Paranoid sama dengan Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa berat seperti keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata dan halusinasi.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Pexels
Ilustrasi anak. Psikotik Paranoid sama dengan Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa berat seperti keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata dan halusinasi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - MAS (14) remaja yang tega membunuh ayah dan neneknya di perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak,  Jakarta Selatan diduga idap psikotik paranoid.
 
Dalam pemeriksaan polisi, MAS mengaku mendengar bisikan sebelum membunuh korban menggunakan sebilah pisau bergagang kayu.
 
Pada momen itu, MAS disebut tidak tahan dengan bisikan yang didengarnya, sehingga mengikuti instruksi itu.
 
“Kalau (psikotik) paranoid itu ditandai dengan waham curiga ya, atau dengan kata lain waham di mana berupa orang yang berbisik-bisik, orang yang menyuruh-nyuruh dia untuk membantai,” kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/12/2024).

"(Bisikan) oang yang mengatakan bahwa di depanmu itu ada musuh, atau di depanmu itu ada kucing yang bisa disembelih," tambah Adrianus.

Baca juga: Penyesalan MAS Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel, Kini Tanya Kondisi Ibunda di Rumah Sakit

Lantas apa itu gangguan Psikotik Paranoid ?

Psikotik Paranoid sama dengan Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa berat seperti keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata dan halusinasi.

Skizofrenia ditandai dengan karakteristik kekacauan pola berpikir, proses persepsi, afeksi, dan perilaku sosial. 

Biasanya pasien dengan skizofrenia menunjukkan gejala halusinasi dan delusi, penarikan diri dari lingkungan sosial, pengabaian diri, dan kehilangan motivasi.

Seorang pernderita skizofrenia bisa mengalami gangguan aktivitas sehari-hari, seperti penurunan produktivitas kerja dan prestasi sekolah.

Sehingga pengidap gangguan tersebut harus dilakuakn pemeriksaan dan perawatan oleh dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. 

Gejala

Dilansir dari Kompas.com dari Psikoislamedia Jurnal Psikologi, gejala utama yang muncul pada penderita skizofrenia adalah 4A, yaitu asosiasi, afek, ambivalensi, dan autisme. 

Asosiasi adalah hubungan antara pikiran-pikiran menjadi terganggu atau asosiasi longgar.
 
Afek adalah respon emosional yang menjadi datar atau tidak sesuai. Ambivalensi adalah individu yang merasakan ambivalen, yaitu benci sekaligus cinta, contohnya kepada pasangan. 

Terakhir autisme, yaitu penarikan diri ke dunia fantasi yang tidak terikat oleh prinsip logika.
 
Selain itu, pasien juga sering merasakan delusi, atau kondisi dimana ia memiliki keyakinan yang tidak masuk akal. 

Misalnya ia memiliki keyakinan bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, ada yang mengendalikan pikirang mereka, dan orang lain berencana menyakiti mereka.

Penderita gejala berat ditandai dengan sulit membedakan alam nyata dan bayangan semata. Ia terjebak dalam fantasinya sendiri dan sering marah atau mengamuk kepada orang sekitar.

Tipe

Secara umum, skizofrenia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu disorganisasi, katatonik, dan paranoid.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved