Berita Musi Rawas
Tercatat Ada 642 Kasus TBC di Musi Rawas Sepanjang Tahun 2024, Alami Penurunan Dibanding 2023
Penderita Tuberkulosis atau sering disebut TBC, di Kabupaten Musi Rawas Sumsel masih cukup tinggi.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Penderita Tuberkulosis atau sering disebut TBC, di Kabupaten Musi Rawas Sumsel masih cukup tinggi.
Bahkan di 2024 ini, total ada 642 kasus yang terdeteksi.
Data tersebut diketahui dari hasil pendataan dan penanganan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas dan turunnya termasuk di Puskesmas.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Musi Rawas, Iwan Joko mengatakan, jumlah kasus tersebut mengalami penurunan dibanding jumlah kasus di tahun 2023 lalu.
"Kasus TBC di Musi Rawas masih tinggi, tapi kalau dibanding tahun lalu jumlah kasusnya turun, dari 800 kasus di 2023 menjadi 624 kasus di 2024 ini," kata Iwan kepada Sripoku.com, Jumat (15/11/2024).
Dijelaskan Iwan, penyakit TBC merupakan jenis penyakit yang menyerang organ paru-paru, yang akibat infeksi bakteri.
Sedangkan untuk penularannya melalui kontak langsung.
"Penyakit ini penularannya begitu cepat bisa melalui kontak langsung, bisa juga lewat pernapasan," jelasnya.
Untuk gejala penderita TBC lanjut Iwan, biasanya yang paling dominan adalah batuk lebih dari dua minggu, penurunan badan yang drastis, nafsu makan menurun, keringat malam, lemah, letih dan lesu.
"Untuk itu, kepada masyarakat yang kiranya memiliki gejala-gejala seperti itu, agar kiranya segera melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes OKU Timur Ajak Warga Deteksi TBC Sedini Mungkin, Imbau Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Baca juga: Seluruh Faskes di OKU Layani Pengobatan TBC Gratis, Berikut Sebaran Kasus Hingga September 2024
Ditambahkan Iwan, sehingga ketika nantinya hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan positif menderita kasus TBC, maka bisa segera dilakukan penanganan sesuai tata laksana yang berlaku.
"Penyakit ini sangat menular, karena setiap satu satu orang yang kena, maka 15 yang akan terinfeksi," tegasnya.
Dari banyaknya kasus yang terjadi di Musi Rawas sambung Iwan, didominasi masyarakat dengan usia produktif antara 30 sampai 50 tahun. Sebab diusia tersebut, mereka sering berinteraksi keluar rumah.
"Setiap penderita harus langsung dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, karena butuh perawatan. Apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bisa menyebabkan kematian," imbuhnya.
Ditambahkan Iwan, untuk pengobatan TBC ada dua jenis pengobatan yakni yakni TBC yang sensitif dan TBC yang resisten.
Tak Masuk Usulan PPPK Paruh Waktu, Honorer Non Database di Musi Rawas Bakal Diajak Temui KemenPANRB |
![]() |
---|
Tak Masuk Usulan PPPK Paruh Waktu, Puluhan Honorer Non Database Ngadu ke DPRD Musi Rawas |
![]() |
---|
Masa Jabatan Habis, 13 Kades di Musi Rawas Bakal Menjabat Lagi Hingga 2 Tahun Ke Depan |
![]() |
---|
2.300 Honorer di Musi Rawas Jadi Prioritas Pengusulan PPPK Paruh Waktu, Non Prioritas Ada 800 Orang |
![]() |
---|
Baterai dan Panel Surya Alat Pengamatan Hujan Milik BMKG di Musi Rawas Dicuri, Penting Pantau Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.