Berita Lahat

Harga Tak Kunjung Naik, Banyak Petani Karet di Lahat Beralih ke Sawit dan Kopi

Luas kebun karet di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan saat ini terus berkurang. 

|
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/M. ARDIANSYAH
Ilustrasi -- Petani karet di Lahat kini mulai beralih menanam sawit karena harga karet yang terus anjlok. 

"Pertama pasti soal harga. Untuk harga saat ini sebenarnya sudah diangka Rp 12.000 perkilogram di pabrik, tapi petani menjual ke pengepul bisa dibawah Rp 10.000 perkilogram. Belum lagi masih banyak petani karet kita yang terjerat sistem ijon, buat harga jual karet semakin rendah," jelas Vivi.

Sementara itu, dari luasan tersebut, kecamatan yang miliki lahan karet terluas ialah Kecamatan Kikim Selatan, seluas 4.287 hektar, dengan 890 TBM, 3.397 TM, tanpa ada (TT/TR), dimiliki 3.275 KK dengan total hasil 3.791 ton pertahun.

Posisi terluas kedua ialah Kecamatan Pseksu seluas 3.553 hektar, dengan 192 TBM, 3.290 TM, 71 (TT/TR), dimiliki 2.611 KK dengan total hasil 3.711 ton pertahun. Lalu Kecamatan Gumay Talang seluas 2.927 hektar, dengan 300 TBM, 2.617 TM, 71 (TT/TR), dimiliki 1.746 KK dengan total hasil 2.983 ton pertahun.

Dari 24 kecamatan yang ada, hanya lima kecamatan yang tidak miliki kebun karet.

Diantaranya Kecamatan Jarai, Muara Payang, Sukamerindu, Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu.

Karena lima kecamatan itu merupakan wilayah perkebunan kopi. 

"Kita tidak bisa melarang petani lakukan alih fungsi komuditi. Namun kita tetap berupaya terus menambah luasan lahan pertanian karet, karena karet salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Lahat," sampai Vivi.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved