Speedboat Cagub Maluku Utara Terbakar

Sherly Tjoanda Istri Benny Laos Ungkap Detik-detik Speedboat Terbakar, Bau BBM Menyengat

Istri Benny Laos, Sherly Tjoanda dalam kondisi berbaring di ranjang tidur pasien dengan tangan kanan yang masih diinfus menemui jenazah suaminya

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube The Hermansyah A6
Istri Benny Laos, Sherly Tjoanda dalam kondisi berbaring di ranjang tidur pasien dengan tangan kanan yang masih diinfus menemui jenazah suaminya 

TRIBUNSUMSEL.COM - Istri mendiang Benny Laos, Sherly Tjoanda dalam kondisi berbaring di ranjang tidur pasien, dengan tangan kanan yang masih diinfus, menemui jenazah suaminya di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada Senin (14/10/2024) malam.

Sherly  masih mengenakan pakaian pasien dan penutup kepala medis warna hijau terang, memberi kata sambutan mengucapkan terima kasih kepada kerabat atas dukungan moral yang amat berharga bagi keluarga.

Didampingi tiga anaknya, Edberd, Edelin dan Edrick, Sherly mengungkapkan detik-detik kejadian insiden speedboad milik sang suami terbakar di Taliabu yang menewaskan Benny Laos.

Baca juga: Pilu Anak Benny Laos Mengunci Diri di Kamar usai Dengar Ayah Tewas Dalam Insiden Speedboat Terbakar

Sherly sempat memperlihatkan kedua kakinya yang dibalut perban dari telapak kaki sampai lutut. 

"Mohon maaf suara saya bicaranya agak lambat karena ada pain killer," ucap Sherly yang terlihat menahan tangis seraya membuka kain penutup kedua kakinya.

Perjalanan tersebut adalah rangkaian giat kampanye Benny Laos pada perhelatan Pilgub Malut 2024.

Mulanya Sherly membujuk sang suami agar membatalkan niat berkampanye di Taliabu.

Alasannya karena Kabupaten Taliabu tidak memiliki cukup sumber daya dan fasilitas umum yang memadai, bahkan apoteknya pun tidak memiliki obat-obatan seperti panadol.

Usai membujuk kedua kalinya, almarhum Benny Laos setuju dengan Sherly pulang lebih cepat dari semula 4 hari menjadi hanya 2 hari di Taliabu.

Rombongan mampir untuk mengisi stok bahan pangan di Bobong, Kecamatan Taliabu Barat.

Ketika bersandar, speedboat dengan nama lambung Bela 72 mengisi bahan bakar minyak.

Almarhum Benny Laos dan Sherly sedang berada di atasnya. 

Saat di atas kapal, mulanya Sherly berada di area luar dan duduk di sisi almarhum Benny Laos.

 Lantaran lama menunggu ia memilih beristirahat sendiri di kamar dan sempat tertidur.

Baca juga: Isak Tangis Edbert Putra Benny Laos di Samping Peti Ayah Usai Terbang dari Amerika, Janji Jaga Mami

Ketika bangun Sherly mendapat informasi bahwa kapal sudah selesai mengisi BBM.

Namun rasa janggal muncul ketika tercium bau BBM hingga masuk ke dalam kamar.

Baunya tidak seperti BBM biasa, ada bau yang menyengat hidung katanya.

 Saat ingin keluar, asistennya meminta Sherly tetap di dalam kamar karena bau bensin di bagian luar lebih menyengat.

Tak berselang lama dari itu, kapal tiba-tiba meledak.

Sisi kamar terbuka imbas ledakan dan Sherly terpental ke depan kapal. 

"Biasanya BBM diisi kita di kapal juga baik-baik saja, nggak tahu kenapa kali ini kapalnya meledak," ucap Sherly, dilansir dari @blue.sky1353.

Saat itu ia berusaha mau menyelam untuk mencari suaminya. 

Namun kakinya tidak bisa digerakkan karena luka bakar imbas ledakan.

Dirinya kemudian ditarik naik ke daratan. 

Sherly dilarikan ke puskesmas terdekat, sementara suaminya dibawa ke rumah sakit. 

Edbert Laos terisak tangis setelah melihat jenazah ayahnya terbujur kaku di dalam peti di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada Senin (14/10/2024) malam.
Edbert Laos terisak tangis setelah melihat jenazah ayahnya terbujur kaku di dalam peti di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada Senin (14/10/2024) malam. (tiktok/widiyanf)

Nadi Benny Laos Masih Berdenyut

Sewaktu menghampiri suaminya yang sedang dirawat, denyut jantung Benny Laos masih ada. Seketika itu Sherly berdoa agar suaminya bisa selamat.

Tapi rumah sakit tempat Benny Laos dirawat tidak memiliki fasilitas darurat apapun. Alat bantu pernapasan hanya sebatas pompa manual, tanpa ada inkubator atau alat darurat kesehatan lainnya.

"Pak Benny masih punya nadi, tapi dia nggak bisa bernapas sendiri. Seandainya ada alat picu jantung mungkin semua akan berbeda," tutur Sherly.

"Saya berdoa nggak mungkin pak Benny selesai di sini nggak mungkin," lirih Sherly menahan tangis.

Sherly sempat punya harapan ketika dijanjikan ada helikopter yang akan menjemput. 

Tapi hari sudah gelap dan Taliabu tak punya landasan yang layak, sehingga kiriman helikopter baru bisa ke lokasi keesokan harinya.

Ia cemas lantaran sang suami hanya dibantu alat pompa sederhana. Sementara mereka harus menunggu sekitar 15 jam lagi untuk helikopter bisa menjemput.

Baca juga: Momen Sherly Tjoanda Berhasil Ditarik Keluar Saat Speedboat Meledak, Benny Laos Terjebak Dibawah

Selama 3 jam berlalu, tubuh Benny Laos yang hanya dibantu alat pompa sederhana mulai mengeras dan wajah membiru. Dokter menyatakan tak bisa melakukan penanganan apapun karena minimnya alat kesehatan di rumah sakit tersebut.

"Di Taliabu mereka tidak punya apapun tidak ada apapun dan jalannya semua rusak," ujar Sherly.

Ia bercerita selalu berpikir suaminya yang selama ini baik kepada orang lain akan punya umur panjang.

"Saya selalu berpikir pak Benny punya umur yang panjang, karena dia hatinya baik, selalu menolong orang, selalu berikan, bahkan orang yang tidak kenal sebisa mungkin dia membantu," katanya sambil memegang peti jenazah. 

Sebagai penutup, Sherly berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dirinya dan almarhum hingga bisa tiba kembali di Jakarta. 

Ia berterima kasih dan mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat Maluku Utara. Sherly berterima kasih atas sambutan masyarakat Maluku Utara yang antusias selama giat kampanye.

Sherly juga berterima kasih kepada para kerabat, termasuk Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang jadi partner bermain golf menemani almarhum, di mana almarhum juga pernah menjabat staf khusus KSP.

"Saya mewakili pak Benny Laos mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya telah menjadi bagian hidup pak Benny Laos," kata Sherly.

Selepas 50 menit, Sherly dipandu untuk kembali ke rumah sakit. Ketika melintasi halaman luar, Sherly kembali disemangati para kerabatnya. 

Lagi-lagi dia membalas dengan mengucap terima kasih seraya memberi gestur tangan hingga menuju mobil ambulans.

Isak Tangis Anak-anak Benny

Putra sulung Benny Laos, Bennet Edbert Laos akhirnya tiba di Indonesia setelah dikabarkan sang ayah meninggal dunia akibat insiden speedboadnya meledak.

Diketahui, pihak keluarga menunggu kepulangan Edbert Laos, yang sedang kuliah di Amerika Serikat sebelum Benny dimakamkan di San Diego Hills, Jakarta, pada Selasa (15/10/2024). 
 
Edbert Laos terisak tangis setelah melihat jenazah ayahnya terbujur kaku di dalam peti.

Putra sulung Benny yang mengenakan baju putih itu tampak tertuduk sambil berusaha menahan tangis mengungkapkan isi hatinya.

Ia menarik nafas panjang sambil terus meletakan satu tangannya di atas kepala.

"Aku melihat betapa jauh lebih besar duniamu adalah duniaku, hal-hal yang kau lakukan dan aku ingin begitu banyak hal yang ingin kukatakan padamu tapi sulit mengatakannya bahwa aku sangat luar biasa bangga aku bisa memanggilmu ayahku," ungkapan pilu Edbert dengan bahasa Inggris terdengar sesak menahan tangis.

Edbert meminta maaf kepada mendiang ayahnya karena masih memiliki ego yang tinggi untuk mengatakan banyak hal.

"Papi maafin Edbert jika banyak salah. I know relationships cannot always be perfect and I can understand you. There are many things I want to say to you but my ego won't let me tell you," kata Edbert.

Edbert berjanji akan menjaga ibu dan adik-adiknya selepas sang ayah tiada.

"Aku janji akan menjaga dan melindungi mami dan Edrick and Edylin," ucap Edbert kemudian ditenangkan oleh salah satu rekannya.

"Papi also proud of you Koko, kamu akan menggantikan papi menjadi kepala keluarga, i love you Koko," kata Sherly Tjoanda yang turut hadir masih terbaring di ranjang.

Selain itu, Benneisha alias Lyn putri kedua Benny juga menyampaikan ungkapan hatinya merasa kehilangan sang ayah.

"Papi cici belum merasa layak untuk bikin papi bangga, cece janji bakal bikin papi bangga, cece gak mau percaya gak ngerti kenapa Tuhan harus ambil papi," ungkap Benneisha Edelyn sambil menangis.

 9 Saksi Diperiksa

9 saksi diperiksa atas insiden terbakarnya kapal speedboat Bela 72 yang menewaskan cagub Maluku Utara Benny Laos dan rombongan.

Melansir dari Tribunternate, Minggu (13/10/2024) Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Malut Kombes Pol Asri Effendy mengatakan, pihaknya juga telah meminta keterangan para korban yang mengalami luka ringan.

Untuk keperluan penyelidikan itu, Polda Malut telah mengerahkan empat personel Ditreskrimum dan Polres Pulau Taliabu

"Kita juga dibantu Puslabfor Bareskrim Mabes Polri dan 3 personel dari Bidlabfor Direskrimum Polda Sulut," kata Asri Effendy di Kota Ternate, Minggu (13/10/2024). 

Pria berpangkat tiga melati itu menyebut bahwa personel yang dikirim Mabes Polri dan Polda Sulut langsung ke Pelabuhan Bobong untuk memeriksa. 

Polisi juga akan meminta keterangan ahli soal penyebab terbakarnya speedboat tersebut. 

Diharapkan polisi mendapatkan fakta yang sebenarnya.

"Hal ini agar kesimpulan kita sesuai dan didukung dengan alat-alat bukti, baik keterangan saksi, keterangan ahli dan alat bukti lainnya di lapangan,” terang Asri Effendy.

Speedboat Bela 72 terbakar saat berada di Pelabuhan Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, Sabtu (12/10/2024) siang. 

Insiden itu mengakibatkan enam orang meninggal. Termasuk Benny Laos.
 
Berikut daftar korban meninggal:

1. Benny Laos (Calon Gubernur Maluku Utara)
2. Mubin A. Wahid (Ketua PPP Maluku Utara)
3. Bripka Hamdani Buamonabot (Anggota Polres Kepulauan Sula / Walpri Cabu Hendra Thes)
4. Ester Tantri (Anggota DPRD Malut)
5. Nasrun SPd (masyarakat Desa Sahu)
6. Mahsudin Ode Muisi (masyarakat Desa Jorjoga)

Korban selamat dan sempat jalani perawatan

1. Mariana (RSUD Bobong)
2. Susianto (Purn TNI AU - RSUD Bobong)
3. Irsan (RSUD Bobong)
4. Faisal (RSUD Bobong)
5. Pangerang Amir (Klinik dr Ama)
6. Hendrata Thes (Cabub Sulawesi - Klinik dr Ama)
7. Ibu Nursangkirung (Klinik dr Ama)
8. Irvan (Klinik Dr Rudi)
9. Sherly Tjoanda Laos (perawatan di rumah H Sail)

Korban Selamat
1. Sarah (Jurkam)
2. Alimin (jurkam)
3. Nurjanah (Tim pemenangan)
4. Jamil Ibrahim (Adc Cagub)
5. Sukarno (Adc Sagub)

6. Kamal (Adc Cagub)
7. Rivai (Adc Cabup Sula)
8. Nursita Tata (Sespri)
9. Iren (Media)
10. Eno (Media)

11. Adjam (Media)
12. Nursam (pembantu)
13. Ikbal (Media)
14. Sance (Tukang masak)

15. Vega
16. Fadli (Adc)
17. Rahmat Sudarsono (Kep)

18. Ardin (Motoris)
19. Robi (Motoris)
20. Sudarwis Sujono (Motoris)
21. Faisal


Sebagian korban telah dipulangkan. (*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved