Berita UMKM

Lestarikan Warisan Leluhur, Sri Masih Aktif jadi Penenun Kain Perlung Khas Lahat

Sri Amala Dewi Warga Desa Rambai Kaca Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat hingga kini masih aktif menenun kain perlung khas Lahat.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Handout
Sri Amala Dewi Warga Desa Rambai Kaca Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat hingga kini masih aktif menenun 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT -- Khawatir warisan leluhur punah, Sri Amala Dewi Warga Desa Rambai Kaca Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat hingga kini masih aktif menenun. 

Tak sekadar menenun, kain yang ditenun menggunaka motif kearifan lokal dengan motif khas besemah. 

"Sudah beberapa tahun ini melakoni tenun. Alasanya ini untuk melestarikan warisan budaya leluhur. Apalagi di era saat ini tidak banyak warga yang masih melakukan aktifitas tenun, " ujarnya, Senin (30/9/2024). 

Diungkapkan perempuan yang akrab disapa Mala ini, motif tenunan yang dibuat berupa motif lawas khas daerah Pasemah atau Besemah yaitu perlung.

Motif ini mengangkat kearifan lokal terutama motif pahatan yang ada di ghumah baghi (Rumah adat) seperti motif pucuk rebung, bunga kunyit, ijat lubai, mate punai, mate langgai, bintang bekurung, bintang betabur dan ulat panggang. 

"Yang pertama kita harus cinta. Melakoninya dengan rasa senang atau hoby. Apalagi saya melakukanya dirumah," Ujar Mala saat ditanya kenapa ia sangat tekun dalam melakukan  Tenun. 

Terpisah, pengamat Budaya Kabupaten Lahat, Mario Andramartik mengungkapkan kain tenun yang berkembang di Kabupaten Lahat, sudah ada sejak masa Hindia Belanda disebut dengan kain perelung atau perlung.

Menurutnya, saat ini kain perlung yang lama sudah tidak ditemukan lagi di Lahat karena sejak masa kolonial kain ini sudah menjadi primadona dan barang koleksi orang-orang Belanda, puncaknya dicari oleh para kolektor orang Indonesia yang datang ke desa-desa di Kabupaten Lahat

"Pada awalnya kain perlung ini hanya dimiliki dan dipakai oleh kalangan tertentu saja karena pembuatannya yang sulit dan rumit juga harganya yang mahal. Selain itu pemakaiannya juga pada waktu tertentu saja, " Ujarnya.

Di sisi lain, aktifitas menenun yang dilakukan Mala, menurut Mala juga bisa menjadi potensi wisata.

Setidaknya wisatawan bisa mengenal kearifan lokal yang ada di Kabupaten Lahat.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved