Paslon di Pilgub Sumsel 2024 Banyak Manfaatkan Platform Digital Untuk Gaet Milenial dan Gen Z

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pilgub Sumsel 2024 kurang dari 70 hari, yang mana puncaknya bakal digelar pada 27 November 2024.

Tim pemenangan atau tim sukses ketiga pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel sendiri, semakin memperbanyak strategi dan pendekatan dengan komunitas anak muda. 

Salah satunya, mereka rata- rata memanfaatkan platform digital pada media sosial yang ada, sebagai wadah untuk sosialisasi pasangan calon dengan sasaran anak muda. 

Di Pilgub Sumsel 2024 ini, pemilih generasi milenial dan generasi Z dipastikakemenangann masih cukup tinggi bisa diangkat 50 persenan dari total pemilih Sumsel diangka 6,3 juta.

Hal ini membuat suara mereka diperebutkan dan para pemilih muda bisa menjadi kunci penentu hasil pemilu.

Tim pemenangan pasangan calon Herman Deru- Cik Ujang (HDCU) Alfrenzi Panggarbesi mengatakan, platform digital dibuat untuk memonitor dan menjemput atau mengajak pemilih muda secara bersama-sama menggunakan hak pilih pada 27 November 2024. platform ada yang digerakkan tim ataupun relawan yang tersebar di Sumsel. 

"Semua cara sosialisasi kita lakukan, dengan luasnya wilayah Provinsi Sumsel  tidak bisa hanya melulu melakukan pertemuan- pertemuan dengan masyarakat, apalagi dengan waktu tinggal 68 hari lagi. Makanya kita optimalkan sosialisasi HDCU melalui media sosial dengan segala platformnya," kata Alfrenzi, Kamis (19/9/2024). 

Menurut Ojie sapaan akrab Alfrenzi Panggarbesi, hingga saat ini sudah hampir segala platform media sosial digunakan pasangan HDCU, mengingat pengguna platform media sosial di Sumsel sudah cukup banyak. 

"Karena pengguna media sosial ini sangat banyak di Sumsel, dan flatformnya juga banyak kategori- kategori, misal Facebook penggunanya diatas umur 30 tahun. Sementara untuk Gen Z mereka lebih familiar pakai instagram atau tiktok. Jadi hampir semua flatfom itu kita pakai untuk sosialisasi program- program dan mengenalkan HDCU dan itulah cara menyapa mereka, " jelasnya. 

Diterangkan anggota DPRD Sumsel terpilih ini, suara kalangan anak muda sangat penting bagi HDCU, sehingga pihaknya akan fokus mengharap suara- suara tersebut di Pilgub Sumsel. 

"Penting, meski belum tahu persis jumlahnya tapi pastinya sangat besar  jumlahnya apalagi pemilih baru, karena era digital. Informasi paling cepat sampai ke mereka melalui flatfom media sosial itu," ucapnya. 

Dijelaskan Ojie, pihaknya pasti mendaftarkan flatfom itu ke KPU, karena semua harus didaftarkan yang resmi harus dilalorkan sesuai PKPU. 

"Yang official kita laporkan karena cukup banyak, belum lagi flaty dari relawan HDCU, karena kita tidak mungkin membatasi karena mereka buat sendiri, tapi yang resmi official, dan paling gampang melihatnya Herman Deru- Cik Ujang atau HDCU, " tandasnya.

Hal senada diungkapkan tim pasangan Eddy Santana Putra- Riezky Aprilia (ERA) Ronny B Puruhita, jika pihaknya memanfaatkan flatfom digital yang ada untuk sosialisasi pasangan ERA ke masyarakat Sumsel. 

"Pada dasarnya untuk memudahkan perangkat- perangkat ataupun mesin media sosial pastinya kita manfaatkan,  dan untuk sosok Riezky sendiri adalah kelompok orang muda," capnya. 

Selain itu diterangkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP Sumsel ini, sosak Eddy Santana Putra (ESP) sendiri memiliki daya tarik sendiri bagi kalangan Gen Z dan milenial selama ini. 

"Makanya kita yakin kelompok usia Gen Z dan milenial ini akan memiliki ketertarikan dengan pasangan ERA baru ini, dan pastinya kita memaksimalkan, ' Paparnya. 

Diakui Robby, kalangan Gen Z dan milenial biasanya memiliki tingkat seleksifitas yang cukup tinggi, dalam menentukan pilihannya nanti dengan mereka menilai dari latar belakang pendidikan, kinerja dan historis calon selan ini seperti apa.

'Nah, kalau dilihat secara objektif dari sisi itu tadi, kami menyakini pasangan ERA jauh mengguli dari pasangan lain dan mudah-mudahan ini akan menjadi daya tarik sendiri pemilih Sumsel khususnya dari kalangan Gen Z dan milenial," harapnya.

Ditambahkan Robby, suara Gen Z dan milenial itu dianggapnya sangat penting, karena menempatkan porsi yang sangat besar secara proposional dengan jumlah pemilih yang ada, sehingga sangat signifikan suaranya.

"Selain itu kita menyakini mereka ini anti money politic dan pro pada rasionalitas. Jadi kita harapkan mereka memilih objektif pasangan calon Eddy- Aprilia, " tukasnya, seraya pihaknya sedang melakukan traning tim pemenangan termasuk tim untuk flatfom digital ini. 

Sementara Tim pasangan Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (Matahati) Amrah Muslimin menganggap platform digital sangat diperlukan, untuk menyampaikan kegiatan atau program visi misi pasangan Matahati kepada masyarakat luas, termasuk kalangan milenial dan Gen Z. 

"Ini bisa untuk merekrut dan mencari simpatik Gen Z dan milenial, dimana kita ada relawan yang memiliki konten menarik, dengan melibatkan konten kreator yang kita ajak dan bersedia.

"Jadi itu cara kami mengajak kalangan gen Z dan milenial dengan mengandalkan relawan yang tergabung dalam konten kreator, yang kita pakai, "paparnya.

Mantan Ketua KPU Sumsel ini pun menganggap suara kaum muda sangat penting, dan saat ini fokus membidiknya agar suara dari kalangan anak muda itu ke pasangan Matahati. 

"Justru kita saat ini memfokuskan mengajak kelompok gen Z dan milenial, dimana salah satu program visi misi pasangan Matahati itu menyiapkan dan memfasilitasi lapangan pekerjaan bagi kelompok Gen z dan milenial. Sehingga itu jadi fokus kita memaksimalkan gen Z dan milenial dengan potensi yang ada untuk diajak bersama- sama membangun Sumsel, " pungkasnya.

Baca juga: Maju Pilgub Sumsel 2024, Didepan Warga Lahat Cik Ujang Janji Bakal Selesaikan Jalan Khusus Batubara

Baca juga: Heri Amalindo Tegaskan Dukung HDCU di Pilgub Sumsel 2024, Bukan Pasangan yang Lain

Belum Tentu Efektif

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Nur Aslamiah Supli BIAM. M. SC mengungkapkan, pemanfaatan platform digital pada media sosial yang ada, untuk sosialisasi pasangan calon dengan sasaran anak muda belum tentu efektif. 

Sebab menurutnya, diperlukan konten- konten interaktif yang disajikan, sehingga anak muda yang melek teknologi bisa melihatnya. 

"Secara umum, ini apakah efektif atau tidak itu bergantung dengan bagaimana para calon, menggunakan platform digital tersebut. Kalau konten yang disajikan umum, tidak interaktif atau hanya fokus pada pencitraan si calon dari pada substansi, tentu saja tidak akan efektif " kata Nur Aslamiah,  Kamis (19/9/2024). 

Sebaliknya, diungkapkan Nur kalau dimanfaatkan seinteraktif mungkin akan terjalin hubungan yang otentik, membentuk solusi nyata apalagi merespons aspirasi pada anak muda ini tentu hasilnya dapat sangat efektif.

"Jadi kunci kampanye melalui media sosial ada pada konsistensi, relevansi isu dan gaya komunikasi yang cocok dengan anak muda seperti interaktif, " paparnya. 

Selain itu, mengenai isu relevan, para calon juga harus mengerti bahwa isu yang menarik anak muda saat ini adalah isu yang relevan dengan masa depan. 

Seperti akses pendidikan dan peluang ekonomi, kesehatan mental, perkembangan teknologi, dan masih banyak lagi yang berhubungan dengan keadilan sosial, keberlanjutan dan perkembangan teknologi. 

"Jadi, jangan hanya karena ingin menarik minat anak muda, sampai merendahkan diri berlebihan biar terkesan dekat dengan anak muda, mengikuti trend-trend  seperti tarian, challenge, meme atau kata-kata gaul. Kami anak-anak muda itu sebenarnya lebih suka yang otentik, sederhana, interaktif dan berorientasi pada solusi nyata, " ungkap Nur yang masih kalangan milenial ini. 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com