Ibu Hamil Terinjak Gajah di Musi Rawas

Pasca Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Gajah di Kebun Karet Musi Rawas, Warga Takut Beraktivitas

Tewasnya Karsini wanita hamil 5 bulan yang terinjak gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya KMusi Rawas, Sumsel membuat warga sekitar takut beraktivitas.

|
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Dok Humas Polres Musi Rawas
Pasca Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Gajah di Musi Rawas, Warga Takut Beraktivitas di Kebun 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS --  Tewasnya Karsini wanita hamil 5 bulan yang terinjak gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumsel membuat warga sekitar kini takut beraktivitas. 

Hal ini diungkap Sekretaris Desa (Sekdes) Tri Anggun Jaya, Parsono saat dikonfirmasi, Rabu (11/09/2024) pagi. 

Sebelumnya, Karsini, ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang sedang hamil 5 bulan, warga Desa Talang Jaya Indah Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumsel tewas usai diserang kawanan gajah liar. 

Insiden tersebut, terjadi pada Minggu, 08 September 2024 pagi sekira pukul 06.00 Wib di kebun karet di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas.

Menurut Sekdes, pasca kejadian, jenazah korban langsung dipulangkan ke desa orang tuanya di Banyuasin. Kemudian ada tindakan dari pihak kepolisian untuk olah TKP, didampingi Kades dan masyarakat.

"Hasilnya dibenarkan ada kejadian tersebut, di lokasi kejadian jug ada hp yang ketinggalan dan alat nyadap karet yang sudah patah dan jejak gajahnya," kata Sekdes. 

Baca juga: Kata BKSDA Soal Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Kawanan Gajah di Musi Rawas, Sebut Daerah Gajah

Dikatakan Sekdes, jarak lokasi kejadian dengan pemukiman warga kurang lebih mencapai 1,5 Km.

Sedangkan untuk kondisi masyarakat saat ini pasca kejadian, hampir semua masyarakat di Desa Tri Anggun Jaya yang masih takut berkebun, akhirnya melumpuhkan ekonomi masyarakat.

"Masyarakat disini, aktivitas sehari-hari menyadap karet dan mau ke ladang takut. Bahkan saat ini gajah masih ada diareal perkebunan, ada warga yang liat jejaknya. Apalagi di sini habis hujan, jadi kelihatan sekali jejaknya," jelasnya.

Bahkan menurut Sekdes, warga tidak akan beraktivitas, sampai adanya tindakan dari pemerintah yang berwenang untuk mengusir gajah tersebut dari areal perkebunan warga.

"Permohonan masyarakat, agar pemerintah ini bisa menjauhkan gajah dari pemukiman dan perkebunan warga, sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan. Gajah hidup di tempatnya dan masyarakat hidup di desa dan berkerja dengan aman," ungkapnya.

Tak hanya berkeliaran di areal perkebunan warga. Kawanan gajah tersebut juga pernah terlihat melintas di ditengah-tengah pemukiman warga.

"Yang masuk ke pemukiman warga itu tidak gerombolan banyak, paling hanya 1 ekor. Itu pernah jam 08.00 Wib pagi. Tapi kalau yang gerombolan itu hanya di areal perkebunan dan ladang warga saja," ucapnya.

Dikatakan Sekdes, gajah tersebut masuk ke perkebunan warga, lantaran diduga stok makanannya di daerah konservasi yang tidak memenuhi. 

"Jadi setelah pulang seminggu atau sebulan pasti kembali lagi ke kebun warga," imbuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved