Ibu Hamil Terinjak Gajah di Musi Rawas

Kata BKSDA Soal Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Kawanan Gajah di Musi Rawas, Sebut Daerah Gajah

BKSDA menurunkan tim ke lokasi Karsini ibu hamil 5 bulan yang tewas terinjak kawanan gajah liar di kebun karet Musi Rawas.

|
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Dok BKSDA
Tim dari BKSDA Sumsel, saat turun ke lokasi insiden seorang IRT yang hamil 5 bulan tewas diinjak kawanan gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel menurunkan tim ke lokasi Karsini ibu hamil 5 bulan yang tewas terinjak kawanan gajah liar di kebun karet di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumsel. 

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Yusmono mengatakan, selain mengecek lokasi kejadian, pihaknya sudah mengumpulkan semua pihak terkait termasuk pihak perusahaan dari PT Musi Hutan Persada (MHP), untuk mencegah dan menanggulangi mitigasi konflik selanjutnya.

Menurutnya, wilayah Sp.5 HTI Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, sebenarnya adalah wilayah kawanan gajah liar. 

"Sebenarnya daerah itu, dari dulu terpetakan dan masyarakat juga sudah tahu kalau itu adalah daerah gajah," kata Yusmono saat dikonfirmasi, Selasa (10/9/2024). 

Untuk itu lanjut Yusmono, diimbau kepada masyarakat di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, agar berhati-hati dan berwaspada saat beraktivitas.

"Kami sudah sering memberikan sosialisasi, termasuk juga pihak PT MHP. Tapi kemudian, kalau sudah terjadi insiden seperti kemarin, itu diluar kendali kita semua," ungkapnya.

Dikatakannya, hanya saja sebenarnya konflik tersebut itu sudah teridentifikasi. Karena memang, wilayah tersebut merupakan tempat atau wilayah gajah.

"Jadi kemarin, sebagai langkah selanjutnya pasca kejadian, kami mengundang beberapa pihak terkait seperti perusahaan, untuk membicarakan langkah selanjutnya seperti apa," ucapnya.

Berdasarkan informasi warga di Des Tri Anggun Jaya sambung Yusmono, kawanan gajah tersebut juga pernah masuk ke pemukiman warga.

"Tapi tidak sering. Maka, kembali dihimbau kepada masyarakat berhati-hati, karena duluan gajah di lokasi itu, sebelum ada pemukiman sudah ada gajah," imbuhnya.

Ditambahkan Yusmono, lantaran keberadaannya yang lebih dulu gajah, ketimbang masyarakat. Maka masyarakat di paksa harus bisa berdampingan dengan kawanan gajah tersebut.

"Kalau ketemu gajah, harusnya lari jangan menyepelekan. Walaupun gajah itu hewan jinak, tapi mereka waspada, kalau merasa terancam, maka gajah itu langsung mengejar, makanya jangan dekat-dekat. Sering kejadiannya seperti itu," tegasnya.

Lebih lanjut Yusmono menjelaskan, kejadian IRT tewas diinjak kawanan gajah di Muara Lakitan, bermula saat pasangan suami dan istri sedang menyadap karet, kemudian datang kawanan gajah liar.

"Kemarin kan suami istri, suaminya sudah lari dan sudah mengingatkan istrinya untuk lari, tapi si istri ini mungkin larinya lambat atau berusaha mengahalau gajah, hingga akhirnya terjadi insiden tersebut," tegasnya.

Terlepas dari itu, pasca kejadian tersebut diingatkan kepada masyarakat untuk tidak memburu ataupun membunuh gajah liar, karena gajah merupakan satwa yang dilindungi. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved