Mayat Siswi SMP di Kuburan Cina

Direhabilitasi, 3 Pembunuh Siswi di Palembang Bakal Mendapat Pelatihan Mengelas dan Perbaiki Motor

Diketahui, Para pelaku yakni berinisial MZ usia 13 tahun, NS 12 tahun dan AS berusia 12 yang mulai menjalani rehabilitasi sejak Sabtu (7/9/2024) lalu.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana
Tiga pelaku pembunuhan AA, siswi SMP yang ditemukan tewas di TPU Talang Kerikil Palembang saat menjalani rangkaian rehabilitasi di PSRABH di Ogan Ilir 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Tiga dari empat pembunuha AA (13), siswi SMP yang ditemukan tewas di TPU Talan Kerikil (Kuburan Cina) Palembang yang kini tengah menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PSRABH) Indralaya, Ogan Ilir bakal mendapat pelatihan khusus.

Diketahui, Para pelaku yakni berinisial MZ usia 13 tahun, NS 12 tahun dan AS berusia 12 yang mulai menjalani rehabilitasi sejak Sabtu (7/9/2024) lalu.

Kepala UPTD PSRABH, Dian Arif mengatakan ketiga pelaku direhabilitasi selama menunggu proses pengadilan. 

"Kami melakukan pembinaan baik fisik, mental, keagamaan, keterampilan, kedisiplinan," kata Dian kepada wartawan di Indralaya, Rabu (11/9/2024).

Khusus mental dan keagamaan para pelaku diarahkan mengikuti seluruh kegiatan selama di panti seperti salat lima waktu berjamaah dan mengaji.

Dian memastikan kondisi para pelaku dalam keadaan baik dan siap mengikuti rehabilitasi di panti.

"Kami juga memberikan materi keterampilan (bengkel) las dan sepeda motor," terang Dian.

Pada kesempatan sama  Kasi Rehabilitasi PSRABH Darwin Mokodongan mengatakan, ketiga orang tersebut dilakukan assessment terlebih dahulu.

"Jadi untuk awal, anak-anak dilakukan assessment terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa ditentukan treatment apa yang tepat untuk mereka," jelas Darwin.

Baca juga: Dipastikan Masih Bersekolah, 4 Pembunuh AA, Siswi SMP di Palembang Kini Terancam Bakal Diberhentikan

Baca juga: Polisi Pastikan N Tak Terlibat Kasus Pembunuhan AA, Siswi SMP di Palembang, Hanya Sebagai Saksi

Dilanjutkannya Darwin, setiap anak memerlukan assessment kurang lebih selama tiga hari, untuk selanjutnya dilakukan pembinaan fisik, mental, sosial dan spiritual.

"Karena kami menggunakan terapi komunitas, maka di dalamnya ada bimbingan fisik, mental, sosial. Tentunya yang paling penting bimbingan spiritual agar anak paham betul tentang nilai-nilai kemanusiaan," jelas Darwin.

Selama berada di PSRABH, ketiga orang tersebut menjalankan aktivitas sesuai peraturan yang berlaku.

Diantaranya salat lima waktu, mengaji dan kegiatan-kegiatan spiritual lainnya serta mendapatkan hak seperti makan tiga kali sehari, minum, kebutuhan mandi cuci kakus dan lain-lain.

Menurut Darwin, bisa dibilang ketiganya dipesantrenkan selama berada di PSRABH.

"Kalau pesantren itu 90 persen kegiatan keagamaan, di sini kegiatan anak-anak juga demikian. Namun ditambah dengan kegiatan bimbingan sosial," terang Darwin.

 

Baca Berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung Dalam Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved