Karhutla Sumsel

Muratara Mulai Turun Hujan, Kabut Asap Karhutla Dirasa Berkurang, Sebelumnya Ganggu Kualitas Udara

Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mulai diguyur hujan dengan waktu agak lama tadi malam.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT AIZULULLAH
Udara terasa agar segar setelah wilayah Kabupaten Muratara mulai diguyur hujan tadi malam, Kamis (5/9/2024). 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah 


TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mulai diguyur hujan dengan waktu agak lama tadi malam.

Pagi ini, Kamis (5/9/2024), udara terasa agak segar berbeda dari hari-hari sebelumnya dalam dua pekan terakhir. 

Sebab, warga mulai merasakan aroma asap terutama di waktu subuh hingga terbitnya matahari. 

"Alhamdulillah ada hujan tadi malam, lumayan lama, udara pagi ini agak segar, aroma asap tidak tercium lagi," kata salah seorang warga Muratara, Rebi Saputra. 

Dalam dua pekan terakhir, dia mengaku merasakan udara kurang enak dihirup saat membuka pintu rumah subuh-subuh.

Baca juga: Warga Muratara Mulai Rasakan Dampak Karhutla, Kabut Asap Ganggu Kualitas Udara

Aroma asap tersebut diyakini berasal dari aktivitas pembakaran lahan untuk membuka kebun yang dilakukan oknum warga secara diam-diam.

Pasalnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah ini mulai terjadi di beberapa titik walaupun belum terlalu parah.

"Sudah banyak titik kebakaran lahan, walaupun kabut asap belum terlalu parah, tapi sudah terasa, nah alhamdulillah tadi malam hujan, jadi udara sudah agak segar," katanya. 

Pemerintah, kepolisian, dan TNI sudah berulang kali mengingatkan warga agar jangan membakar lahan.

Apalagi saat musim kemarau seperti ini memang biasanya dimanfaatkan oleh warga untuk membuka kebun dengan cara dibakar.

Pemerintah, TNI, Polri diharapkan tidak lengah mengantisipasi bahaya karhutla memasuki musim kemarau ini.

Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Muratara, Sumedi mengatakan karhutla menjadi ancaman serius bagi daerah ini. 

"Karena itu kita sangat mengharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk turut serta membantu mencegah," katanya. 

Pihaknya terus mengimbau agar masyarakat jangan melakukan pembakaran hutan dan lahan karena ada banyak dampak buruk dari peristiwa tersebut. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved