Berita UMKM
Makanan yang Pas Bagi Penderita Diabetes yang Doyan Ngemil, Ada Olahan Tepung Mocaf Dari Ogan Ilir
Adalah Mirna Wisanti, seorang pelaku UMKM asal Desa Beti di Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Bagi penderita diabeters namun doyan ngemil makanan, ini salah satu solusi yang pas.
Berbagai macam olahan dihadirkan dari tepung Mocaf di Ogan Ilir.
Tak banyak pelaku usaha yang sekadar mencari laba atau keuntungan, namun juga mempertimbangkan kesehatan konsumen.
Seorang pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Ogan Ilir, Sumatera Selatan ini salah satunya.
Dia menawarkan produk tepung Mocaf dan makanan olahan yang tak hanya nikmat, namun juga menyehatkan.
Adalah Mirna Wisanti, seorang pelaku UMKM asal Desa Beti di Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir.
Sejak 2021 lalu, Mirna merintis usaha produk tepung Mocaf beserta makanan olahannya.
Mirna menjelaskan, Mocaf merupakan kependekan dari Modified Cassava Flour atau modifikasi tepung ketela pohon.
"Produk yang kami jual adalah tepung Mocaf beserta produk turunannya," kata Mirna ditemui di kediamannya Desa Beti, Minggu (11/8/2024).
Untuk mendapatkan bahan baku pembuatan tepung Mocaf, menurut Mirna sangat mudah karena singkong terdapat di seputaran tempat tinggalnya.
Dalam seminggu, sebanyak 50 hingga 75 kilogram singkong diolah menjadi tepung Mocaf.
Mirna merincikan, setiap tiga kilogram singkong dapat diolah menjadi satu kilogram tepung Mocaf.
"Jadi dalam seminggu, bisa 15 kilogram lebih kami memproduksi tepung Mocaf," jelas wanita 45 tahun ini.
Cara pembuatan tepung Mocaf, mula-mula bahan baku singkong atau ubi kayu dikupas, dipotong-potong, dicuci, direndam air larutan ragi di dalam wadah tertutup selama tiga hari.
Baca juga: Ricuh! Emak-emak Saling Dorong Dengan Polwan Saat Ekseskusi Lahan di Pasar Indralaya Ogan Ilir
Baca juga: Pulang Kampung Setelah 6 Bulan Buron, 2 Pelaku Bobol Rumah di Ogan Ilir Ditangkap Polisi
Setelah itu potongan singkong kembali dicuci bersih, ditiriskan, dijemur selama dua atau tiga hari hingga benar-benar kering.
Singkong yang kering tersebut lalu dimasukkan ke mesin penggiling, dihaluskan, diayak dan jadilah tepung Mocaf yang siap dikemas.
Untuk harga tepung Mocaf yang diproduksi Mirna yakni Rp 35 ribu per kilogram.
Bagi yang ingin membeli setengah atau seperempat kilogram, juga bisa.
"Harga tepung Mocaf seperempat kilogram itu Rp 10 ribu. Memang lebih mahal dibanding harga tepung terigu karena produk dari singkong ini punya keunggulan," ujar Mirna.
Keunggulan tepung Mocaf antara lain mengandung kalsium, fosfor dan serat yang lebih tinggi daripada tepung terigu,
Kaya vitamin C, mengandung fitoestrogen, suatu hormon yang berfungsi untuk mencegah menopause dini yang biasa terjadi pada kaum wanita.
Kemudian rendah gula, aman dikonsumsi oleh semua orang dan cocok bagi penderita diabetes, autis serta celiac disease.
"Penderita diabetes yang pantang makan makanan olahan tepung, bisa coba produk tepung Mocaf ini karena nutrisinya lebih tinggi dibanding tepung terigu," jelas Mirna.
Selain kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh, lama proses pengolahan dan kemasan juga menjadikan harga tepung Mocaf lebih mahal dibanding produk sejenisnya.
Di samping menjual tepung Mocaf, beberapa produk makanan yang diolah dari tepung tersebut diantaranya keripik bawang, peyek, stik bawang.
Keripik bawang dijual Rp 85 ribu per kilogram, sementara peyek dan stik bawang dijual masing-masing Rp 100 ribu per kilogram.
Ada juga kue basah seperti brownies, putu ayu, lapis nanas, lapis legit dan berbagai macam makanan olahan tepung lainnya.
"Harga brownies Rp 100 ribu per loyang lapis nanas dan lapis legit harganya sama, Rp 200 ribu per loyang," kata Mirna.
"Mau pesan kue dengan kemasan setegah kilo atau setengah loyang juga bisa," imbuhnya.
Tepung Mocaf beserta produk turunan buatan Mirna ini dipasarkan ke wilayah Indralaya dan sekitarnya.
Dikirim juga ke Palembang, Pagaralam, Jakarta, bahkan pernah ke Bali melalui Expo yang diikuti Pemkab Ogan Ilir.
Promosi produk UMKM satu ini dilakukan Mirna lewat berbagi platform media sosial yakni Facebook dan Instagram.
Sebagai satu dari segelintir produsen tepung Mocaf di Sumatera Selatan, Mirna ingin produk tersebut terus menjangkau pasar yang lebih luas.
"Harapannya kepada pemerintah daerah, pelaku UMKM dapat diarahkan untuk menjangkau pasar produk yang lebih luas. Dan produk tepung Mocaf ini salah satunya yang harus terus didukung," ucap Mirna.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Inovasi Baru NR Florist Linggau, Sediakan Ucapan Lewat Bibit Tanaman Buah |
![]() |
---|
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.