Karhutla di Sumsel
Tak Ingin Kebobolan Terjadi Karhutla, Pj Bupati Lahat Minta Camat Dan Kades Turun ke Masyarakat
Selain itu, mereka juga diminta untuk dilakukan pemetaan terhadap titik-titik yang rawan terjadinya karhutla.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Slamet Teguh
Laporan Wartawan Sripoku.com Ehdi Amin
SRIPOKU.COM, LAHAT - Sekitar satu bulan terakhir, wilayah Lahat tak diguyur hujan.
Bahkan cuaca panas yang melanda, berdampak mulai mengeringnya htan dan lahan.
Hal ini dikhawatirkan oleh masyarakat karena berpotensi memicu terjadinya kebakaran.
Menanggapi hal tersebut, Pj Bupati Lahat, Imam Pasli sudah meminta agar camat dan kepala desa selaku pemimpin wilayah bisa aktif untuk memberikan warning kepada masyarakat, akan larangan dan bahaya terjadinya Karhutla.
Selain itu, mereka juga diminta untuk dilakukan pemetaan terhadap titik-titik yang rawan terjadinya karhutla.
"Kita mohon kepada Camat, Kapolsek dan Danramil segera lakukan pemetaan titik rawan terjadinya kebakaran, sekaligus berikan pemahaman ke masyarakat terkait larangan dan dampak dari terjadinya Karhutla," ujar Imam Pasli, saat membuka Apel Siaga Bencana Karhutla di halaman Pemkab Lahat, Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Pekerja Tewas Terlindas Alat Berat di Perusahaan Batubara di Lahat, Polisi Minta Keterangan Saksi
Baca juga: Helper Mekanik Tewas Terlindas Alat Berat Saat Perbaiki Roda Rantai di Perusahaan Batubara di Lahat
Imam Pasli menyebut, pembukaan lahan dengan cara dibakar, nampaknya sudah jadi kebiasaan masyarakat.
Terbukti, dari laporan yang ia terima, sejumlah kasus kebakaran lahan terjadi karena sengaja dibakar untuk membuka lahan.
Karena itu, Imam Pasli berharap, camat bisa meminimalisir terjadinya karhutla di wilayah masing-masing.
"Pola ini sudah berulang-ulang. Tahun 2023 kita boleh kebobolan, tapi jangan sampai berulang. Jika tahun 2023 lalu Kikim Barat terjadi karhutla, tahun 2024 ini kembali terjadi, berarti camatnya tidur saja tidak mampu memitigasi bencana," tegasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat mencatat, tahun 2023 lalu, dari 182 fire spot, hanya 85 titik yang dapat tertangani dengan tuntas. Artinya tidak sampai 50 persen kebakaran hutan yang dapat teratasi, dikarenakan sejumlah penyebab.
Mulai dari unsur daerah dan unsur lokasi.
"Camat, kades, lurah, turun ke lapangan, sampaikan sosialisasi tentang penanggulangan ataupun cara meminimalisir resiko terjadinya karhutla di wilayahnya masing-masing. Buat langkah-langkah strategis untuk mencegah terjadinya kebakaran," sampai Imam Pasli.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Siaga Bencana Karhutla, Pemkab Muba Resmi Tetapkan Status Siaga Darurat Asap 2025 |
![]() |
---|
14 Hotsport Terdeteksi di Musi Banyuasin Selama Mei 2025, Pemkab Kini Percepat Tangani Karhutla |
![]() |
---|
Sepanjang Tahun 2024, 126 Hektare Lahan Terbakar di Tiga Kecamatan di Ogan Ilir |
![]() |
---|
Berulang Terjadi Karhutla, Bayung Lencir Masuk Zona Merah, Puluhan Hektare Lahan Sudah Terbakar |
![]() |
---|
9 Haktare Lahan di Empat Lawang Terbakar, Kebun Karet dan Sawit Milik Warga Ikut Terdampak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.