Pasutri Lansia Tewas di Bogor

Sosok Bradley Anak Kedua Opa Hans dan Oma Rita, Disebut Rajin Komunikasi dengan Orangtua

Bradley, anak kedua opa Hans dan oma Rita yang disebut paling sering komunikasi dengan orangtua sebelum tewas.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Facebook @Vina Zerenesia
Hans Tomasoa dan Rita semasa hidup berfoto bersama dua anaknya. Diketahui, Opa Hans dan Oma Rita ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Bogor beberapa waktu lalu. Opa dan Oma disebut tak pernuh dijenguk oleh anaknya. Namun baru-baru ini anak pertamanya muncul dan sebut anak kedualah yang sering berkomunikasi dengan Hans dan Rita. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Bradley, anak kedua opa Hans dan oma Rita yang disebut paling sering komunikasi dengan orangtua sebelum tewas.

Hal ini diungkap anak pertama opa Hans, Aris yang muncul didampingi pengacaranya.

Aris Tokra Tomasoa membantah menelantarkan kedua orang tuanya.

Aris menyebut bahwa memang dirinya yang paling jarang komunikasi dengan kedua orangtua.

Namun, adik keduanya disebut sering berkomunikasi dengan opa Hans dan oma Rita.

Anak kedua opa Hans bernama Bradley.

Dikatakan pengacara Aris, kini kondisi perekonomian adiknya tidak stabil sehingga jarang menjenguk kedua orangtuanya.

"Anak kedua yaitu Pak Bradley juga sedang dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil," kata Andreas Sapta Finady, kuasa hukum Aris lewat TikTok @storywartawanhiburan.

Bradley ternyata yang kerap berkomunikasi dengan Opa dan Oma termasuk tahu sedikit soal makanan mereka.

"Selama ini yang komunikasi dengan orang orang di sana, itu anak yang kedua, si Bradley," kata Aris.

Baca juga: Sosok Aris Tokra Tomasoa Anak Pertama Opa Hans Bantah Terlantarkan Orangtua, Bekerja Sebagai Sopir

Sementara anak bungsu bernama Ciro Juliano disebut sering menjenguk kedua orangtuanya.

"Dan juga di sini Ciro lah yang memang banyak sering (berkunjung) karena tinggal di jakarta dan anak terakhir," sambungnya.

Diketahui, ketiga anaknya tinggal di Jakarta, Bandung, dan Bogor.

Aris Tokra Tomasoa, anak pertama pasutri lansia yang tewas di Bogor bantah terlantarkan orangtua.
Aris Tokra Tomasoa, anak pertama pasutri lansia yang tewas di Bogor bantah terlantarkan orangtua. (TikTok@storywartawanhiburan)

Aris Akui Salah

Aris mengakui kesalahannya karena jarang berkomunikasi dengan orangtuanya hingga meninggal.

"Saya mengaku salah karena saya jarang komunikasi dengan orangtua, itu kesalahan saya," kata Aris lewat TikTok @storywartawanhiburan, Minggu (21/7/2024).

Lebih lanjut, Aris meminta utuk tidak menyalahkan kedua adik-adiknya.

Baca juga: Ingin Tempati Rumah Orangtua, Aris Anak Pertama Opa Hans Ngaku Tak Bisa Masuk Dihalangi Pengurus RT

Diakui Aris kedua adiknya kerap berkomunikasi dan menjenguk orangtuanya.

Adapun adik kedua Aris bernama Bradley dan bungsu bernama Ciro Juliano.

"Tapi jangan disalahkan ke adik-adik saya karena adik-adik saya yang paling rutin komunikasi, yang paling rutin komunikasi itu adik nomor dua, cuma yang sering kesana itu adik yang bungsu," jelasnya.

Aris pun mengakui bahwa dirinya lah yang paling jarang menjenguk dan berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Disini yang paling jarang datang kesana itu saya, di tahun 2012 ibu saya stroke, selama saya rawat," jelasnya.

Bahkan terakhir ia menjenguk orangtuanya pada tahun 2022 lalu.

"Saya antar ibu saya ke rumah sakit rutin itu sekitar tahun 2022, cek up, kondisi biasa-biasa aja," katanya.

Meski begitu diakui Aris hubungan keluarganya baik-baik saja.

"Untuk saat ini hubungan keluarga biasa-biasa aja, yang jelas saya jarang komunikasi," terangnya.

"Silahkan serang saya jangan adik-adik imbuhnya.

Selain itu, Kata Andreas, pihak keluarga mendiang tetap memberikan atensi baik kepada orang tua dengan melibatkan orang lain.

"Yang menjadi atensi disini bahwa keluarga tetap memberikan atensi baik kepada kedua orangtua yaitu dengan tokoh teh Eka dan Pak Suanda yang sering dimintakan oleh keluarga atau anak-anak mendiang ini untuk mensupervisi keadaan sehari-hari di sana," jelasnya.

Lebih lanjut, Andreas menyebutkan sebelum pasutri meninggal dunia, anaknya sudah meminta pengurus gereja dan pengurus RT.

Namun setelah kejadian ini viral oknum tersebut justru menceritakan hal-hal yang tidak sesuai denghan faktanya.

"Pada tanggal 13 Juli 2024 klien kami telah menemui salah satu pengurus gereja dan juga pengurus RT yang memang awalnya baik-baik saja, tapi setelah viral oknum ini bekerja sama dengan salah satu media akhirnya menceritakan hal-hal yang tidak benar, bahkan fitnah," kata Andreas.

Bahkan kata pengacara Aris setelah orangtuanya meninggal kliennya dihalang-halangi untuk masuk ke rumah orangtuanya.

"Yang salutnya adalah kami dihalang-halangi untuk masuk kedalam rumah karena alasan tidak jelas, yang kami pertanyakaan apakah oknum tersebut adalah saudara dari mendiang," katanya.

Kendati begitu, ia menegaskan jika pihaknya kembali menemukan adanya unsur fitnah dan kebohongan, maka pihaknya akan segera menempuh jalur hukum.

"Jika kami menemukan adanya unsur fitnah, kebohongan maka kami tidak akan segan-segan menempuh jalur hukum sesuai undang-undang berlaku," tegasnya.

"Kami sebagai kuasa hukum memohon dan menghimbau untuk pemilik akun segera mungkin mentakedown foto-foto dan video mendiang," imbuhnya.

Diketahui, pasutri lansia yang ditemukan tewas membusuk didalam kamar rumahnya pada Selasa (16/7/2024) di Jonggol, Bogor, Jawa Barat tengah viral di media sosial.

Disebut-sebut tak tak pernah menjenguk orangtuanya dan warga sekitar pun tak pernah melihatnya.

Bantah Terlantarakan Orangtua

Anak pertama opa Hans dan oma Rita akhirnya muncul bantah terlantarkan orangtua hingga tewas.

Aris, anak pertama yang tinggal di Bogor muncul didampingi oleh pengacaranya, Andreas Sapta Finady.

"Kita sangat menyayangkan kepada oknum-oknum memberikan narasi pencemaran nama baik, memfitnah tanpa mengkonfirmasi kepada keluarga ini sangat disayangkan," kata Andreas lewat TikTok @storywartawanhiburan, Minggu (21/7/2024).

Andreas membantah bahwa anak-anak paustri lansia ini menelantarkan orangtuanya.

"Adapun narasi-narasi yang dimaksud tentang anak-anak mendiang yang telah menelantarkan mendiang, itu pada faktanya tidak benar," ujar Andreas.

Selain itu, ia juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak merespon dengan kabar meninggalnya orangtua.

"Narasi terkait dengan tidak adanya respons dari anak-anak mendiang atas berita meninggalnya mendiang di kediaman mendiang itu adalah tidak benar," tegasnya.

Tak hanya itu, Andres juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017.

"Narasi terkait anak-anak mendiang tidak pernah menemui mendiang sejak tahun 2017 itu tidak benar," jelasnya.

Andreas mengatakaan bahkan kliennya itu sempat tinggal bersama mendiang orang tuanya.

Ia menjelaskan, Aris bersama anak-anaknya tinggal bersama dalam satu atap sejak rumahnya dibeli pada 2018 silam.

Namun beberapa tahun setelahnya, Aris memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut karena mendapatkan pekerjaan.

"Berdasarkan fakta-fakta yang ada, klien kami tidak tinggal serumah dengan mendiang sejak rumah dibeli oleh mendiang pada tahun 2018," bebernya.

Anak Disebut Tak Pernah Jenguk Orangtua

Sebelumnya, dari keterangan warga setempat, tiga anak Hans dan Rita itu sebelumnya diketahui tidak pernah menjenguk orang tuanya.

Padahal, anak-anak Hans dan Rita tinggal tidak jauh, yakni di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Rita diketahui sudah menderita stroke cukup lama, sementara Hans sudah tampak tertatih saat berjalan.

Namun, tidak ada anak-anaknya yang datang untuk sekadar menjenguk dan merawat mereka.

Sehingga, pasutri lansia itu hanya hidup berdua saja dengan dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.

Setelah orang tuanya meninggal, ketiga anak tersebut baru datang.

Ketiga anak ketiga pasutri ini disebut-sebut tak pernah menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017

Hal ini diakui oleh Jonathan Tobing, selaku pengurus RT setempat.

"Sejauh sepengetahuan saya memang betul anak dari almarhum tidak pernah, atau kalaupun memang pernah saya tidak tahu, atau mungkin menjenguknya hanya sebentar, tapi menurut pengakuan temen-temen yang lain itu tidak pernah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).

Jonathan Tobing mengatakan, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa menempati rumah tersebut antara akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 hanya berdua.

Sedangkan tiga anaknya tinggal di luar kota, ada yang di wilayah Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

"Saya engga tau apakah ada warga lain yang bukan jajaran pengurus pernah melihat (berkunjung), tapi dari sesama kita, kita tidak pernah melihat ada kunjungan dari anak-anaknya," terangnya.

Namun, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ketiga anaknya pun akhirnya muncul.

Jonathan mengatakan anak bungsu opa dan oma muncul saat proses pemakan sedang berlangsung.

Sementara anak pertama dan anak kedua dari pasangan lansia tersebut baru muncul pada malam harinya.

"Jujur saya pertama kali melihat anak-anak dari almarhum itu setelah kejadian, sebelumnya saya tidak pernah melihat sama sekali," katanya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved