Karhutla Sumsel
Meski Masih Hujan, Pemprov Sumsel Mulai Lakukan Modifikasi Cuaca di Daerah Rawan Karhutla
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mulai melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) menghasilkan hujan buatan di beberapa daerah rawan karhutla.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Masuki pergantian musim kemarau, ancaman bencana alam kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin terasa.
Maka dari itu, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mulai melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menghasilkan hujan buatan di beberapa daerah rawan kebakaran.
Dikatakan Dandim 0402/OKI, Letkol Inf Yontri Bhakti tujuan kegiatan ini untuk membasahi lahan gambut yang mulai mengering agar kondisi udara tetap sejuk dan basah.
"Meskipun diprediksi hujan masih turun hingga akhir bulan Juli ini, tetapi sebagian daerah sudah mulai dilakukan modifikasi cuaca. Supaya lahan gambut dan rawa lebak tetap basah dan menampung air," katanya saat dikonfirmasi disela kegiatan di Desa Celikah, Kecamatan Kayuagung pada Rabu (17/7/2024).
Baca juga: Puncak Musim Kemarau 2024 di Sumsel Diperkirakan Juli Hingga Agustus, Tak se-Ekstrem Tahun Lalu
Menurutnya, dalam waktu dekat ini pemerintah provinsi Sumatera Selatan akan mengundang seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota dan forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda).
"Nanti akan dilakukan pembahasan terkait mitigasi bencana karhutla di setiap daerah. Karena mengingat musim kemarau yang akan datang," ujarnya.
Mengenai pola pencegahan, Letkol Inf Yontri mengatakan cenderung melakukan kegiatan preventif dengan sosialisasi melalui dakwah agama.
"Saat ini kami sedang membuat draf maklumat, rencananya setiap hari Jum'at akan disampaikan di masjid-masjid di OKI dan OI,"
"Maklumatnya berisikan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang berhubungan dengan bencana karhutla. Mudah-mudahan kodim bisa bekerjasama dengan alim ulama dan zero karhutla," harapnya.
Selain itu, pihaknya sudah disiapkan juga kurang lebih 400 personil yang akan diterjunkan kelokasi saat nanti terjadi peristiwa karhutla.
"Kami juga sudah menyiapkan alat pemadam yang dapat di gendong (portabel). Untuk menyemprotkan air yang dihubungkan dengan mesin jinjing. Saat memasuki kemarau nanti seluruh Babinsa akan diterjunkan bersama petugas lainnya," ungkapnya.
Guna mencegah peristiwa karhutla, terdapat juga program optimasi lahan (oplah) yang telah dilakukan disejumlah daerah rawan seperti Air Sugihan dan Tulung Selapan.
"Ya, program oplah ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang kurang produktif menjadi produktif. Sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu solusi mengurangi karhutla," tutupnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Dalam 3 Minggu Terakhir, 1.518 Hektare Lahan Terbakar di Sumsel, Muba Jadi Penyumbang Tertinggi |
![]() |
---|
Kebakaran Lahan Terjadi Lagi di Dekat Tol Palindra KM 11, Asap Pekat Membumbung Tinggi |
![]() |
---|
Baru Selesai Padamkan 3 TItik Api, Kembali Terjadi Karhutla di 2 Lokasi di Ogan Ilir Hari Ini |
![]() |
---|
Masuk Zona Oranye, Tercatat Ada 29 Kasus Karhutla di PALI Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
179 Hektare Lahan di Ogan Ilir Terbakar, BPBD Sebut 90 Persen Sengaja Dibakar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.