Pilgub Sumsel 2024

RA Anita Noeringhati Santai Melihat Hasil Survei LSI di Pilgub Sumsel 2024 'Nanti Ada Pembuktiannya'

Menurut Anita yang menjabat Ketua DPRD Sumsel ini, hasil keunggulan di survei bisa berbalik seiring waktu dan bergeraknya tim. 

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Arief Basuki Rohekan
Bakal Calon Wakil Gubernur (Balon Wagub) di Pilgub Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 RA Anita Noeringhati Santai Melihat Hasil Survei LSI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bakal Calon Wakil Gubernur (Balon Wagub) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) RA Anita Noeringhati, mengaku tak mempermasalahkan hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), jika dirinya bersama Mawardi Yahya dan kandidat lainnya masih dibawah jauh elektabilitasnya, dari mantan Gubernur Sumsel Herman Deru saat ini. 

"Gak apa- apa, itu hak yang meminta survei, jadi itu silahkan saja, apakah survei itu bisa dijadikan acuan, nantinya ada pembuktiannya, " kata Anita, Senin (27/5/2024) di DPRD Sumsel. 

Menurut Anita yang menjabat Ketua DPRD Sumsel ini, hasil keunggulan di survei bisa berbalik seiring waktu dan bergeraknya tim. 

Hal ini menurutnya, pernah terjadi pada Pilkada Sumsel 2008 lalu, dimana incumbent atau petahana saat itu surveinya paling tinggi, nyatanya kalah akhirnya. 

"Karena sudah dapat dibuktikan survei tinggi, kenyataan di 2008 seperti apa, survei incumbent tinggi masih ada waktu (menyusulnya) ternyata Incumbent itu kalah. Kita akan buktikan saja, yang pasti semua mempunyai kesempatan yang sama, " ucapnya. 

Diterangkan wanita yang juga menjabat Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumsel ini, dirinya bersama Mawardi Yahya terus bergerak untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat, untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. 

"Yang pasti, kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan apa yang jadi  program kami tidak muluk- muluk, kita ingin sesuai dengan tagline yang ada 'Sumsel Bangkit Bersama'. InsyaAllah sampai nanti deklarasi, kami akan menyampaikan program-programnya, " beberapa Anita. 

Mengenai program kedepan, pastinya hal itu akan disampaikan setelah  deklarasi dirinya bersama Mawardi Yahya. 

"Tapi saat ini, saya mengajak kepada masyarakat bagaimana tentang Sumsel, Sumsel adalah provinsi kelima yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) luar biasa, namun apa yang didapatkan kita hanya menerima DBH (Dana Bagi Hasil) yang tidak sesuai porsi dari kita, bagaimana nanti kita menggali semua SDA ini menjadi PAD (Pendapatan Asli Daerah) agar PAD kita tinggi, untuk belanja kita juga tinggi," tuturnya. 

Hal itu dilakukan, menurut Anita karena kebutuhan dasar yaitu pendidikan dan kesehatan itu masih banyak yang harus dicover, walaupun saat ini sudah ada Universal Health Coverage (UHC) .

Tetapi pada kenyataannya di lapangan, masih banyak masyarakat yang kurang mampu pakai KTP, untuk berobat tetap sulit. 

"Artinya, sistem itu juga harus kita benahi  dan anggaran pun harus kita siapkan. Seperti dahulu pada zaman berobat gratis gubernur sebelumnya (Alex Noerdin) tidak perlu repot, cukup dengan KTP langsung ditangani dan itu kewenangan kabupaten kota itu, harus bersinergi dan duduk bersama, " capnya. 

Hal lain diungkapkan Anita, tentang sekolah atau pendidikan yang banyak mengeluhkan tentang PSG (Pendidikan Sistem Ganda) atau mungkin lebih akrab dikenal dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang tidak merata saat ini karena menyangkut anggaran.

"Maka kita harus mengembalikan hak- hak dari masyarakat, yang menjadi kebutuhan dasar yaitu pendidikan dan kesehatan. Kita mempunyai Raperda tentanf tugas belajar, kita mempunyai beasiswa namun sampai sekarang belum berjalan. Jadi masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) yang harus kita perjuangkan untuk kedepan lebih baik lagi, " paparnya. 

Selain itu, meski Sumsel khususnya kota Palembang mempunyai kompleks olahraga JSC (Jakabaring Sport City), nyatanya selama ini tidak bisa menggelar event dan menjadi sumber PAD bagi Sumsel. 

"Saya selaku Ketua DPRD Sumsel belum pernah melihat yang diberikan JSC, artinya aset yang luar biasa ini kalau kita maksimalkan, bahkan bisa menambah PAD. Paling tidak JSC dijadikan tempat event- event nasional dan internasional, dengan begitu perekonomian rakyat atau UMKM akan muncul, " jelasnya. 

Disisi lain, Anita mengungkapkan semua kandidat pastinya memiliki tujuan sama untuk masyarakat Sumsel kedepan lebih baik. 

"Saya nilai bukan rival (banyak kandidat) saya anggap, tetapi kepentingan yang sama ini untuk kepentingan masyarakat Sumsel, " tukasnya. 

Sekedar informasi, RA Anita Noeringhati yang merupakan kader Golkar akan berpasangan dengan Mawardi Yahya (kader Gerindra) di Pilgub Sumsel 2024. Dari perolehan kursi hasil Pileg 2024 lalu, Golkar merupakan Partai pemenang di Sumsel dengan 12 kursi dan Gerindra 11 kursi dari 75 kursi diperebutkan, atau minimal 15 kursi untuk diusung di Pilgub Sumsel. 

Baca juga: 56 Persen Pemilih Gerindra Disebut Dukung Herman Deru Meski Mawardi Diusung Maju Pilgub Sumsel 2024

Baca juga: Penjelasan Hanura dan PAN Soal Penugasan Balongub di Pilgub Sumsel 2024, Belum Rekomendasi Resmi

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei mereka soal elektabilitas bakal calon Gubernur wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). 

Hasilnya, elektabilitas Gubernur Sumsel Herman Deru periode 2018-2023 mendominasi daripada calon lainnya. 

"Survei LSI digelar sejak 10 sampai 20 Mei 2024 dengan responden sebanyak 1.200 orang. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error lebih-kurang 2.9 persen ," kata Direktur LSI Djayadi Hanan Jumat (24/5/2024) di Bukit Golf Palembang 

Dikatakan Djayadi, elektabilitas Herman Deru  tertinggi dalam simulasi semi terbuka atau banyak nama. Elektabilitasnya  itu jauh di atas calon calon gubernur  lainnya seperti Mawardi Yahya, Heri Amalindo, dan calon- calon lainnya. 

"Kita melakukan survei hampir seluruh calon yang ada " ungkapnya 

Diterangkannya, Herman Deru masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumatera Selatan, dalam kontestasi pemilihan Gubernur yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang. 

"Ini terlihat dari beberapa simulasi elektabilitas calon dan nama Herman Deru, masih mendominasi diatas 60 persen. Jadi siapapun lawan selisinya masih diatas 50 persen, " imbuhnya.

Menurut Djayadi, tingginya elektabilitas Ketua DPW Partai NasDem Sumsel tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya popularitas paling tinggi, dan kepuasan masyarakat saat beliau menjabat gubernur 2013-2018 lalu. 

"Apakah akan berubah? Bisa saja, tapi jarak yang dominan tidak mudah karena tinggal 5 bulan lagi, lain kalau masih tersisa 2 tahun ada perubahan drastis, " tandasnya. 

Djayadi juga menerangkan, yang bisa menghalangi Herman Deru kedepan menjadi gubernur Sumsel, yakni tidak mengikuti konstelasi Pilgub mendatang.

"Ini akan terjadi kompetesi yang sangat ketat karena calon lain-lain hanya selisih 1-2 persen saja," pungkasnya.

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved