Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior

Tangis Keluarga Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Minta Pelaku Dihukum Berat

Inilah tangis keluarga Putu Satria Ananta Rustika (19) tau sang mahasiswa STIP Jakarta tewas dianiaya seniornya, minta pelaku agar dihukum berat..

Kolase Istimewa dan Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Tangis Keluarga Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Minta Pelaku Dihukum Berat 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Tangis keluarga Putu Satria Ananta Rustika (19) kini tak dapat terbendung tau sang mahasiswa STIP Jakarta tewas dianiaya seniornya.

Untuk itu, pihak keluarga Putu Satria kini meminta pelaku agar dihukum berat atas penganiayaan yang mengakibatkan sang pemuda tewas.

7 Fakta Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dipukul di Ulu Hati Perkara Baju
7 Fakta Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dipukul di Ulu Hati Perkara Baju (IST Tribun Jakarta / Tribun Bali)

Ayah Putu Satria, I Ketut Suastika tampak berusaha menahan tangis sekaligus amarahnya ditengah kepergian sang putra.

Selama bertahun-tahun membesarkan sang putra, justru ia harus kehilangan putra sulungnya dengan cara yang tragis.

"Keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini. Terlebih kematian anak saya dengan cara seperti ini," ujar Suatika sembari terisak berusaha menahan tangis dilansir dari Tribun Bali.

Pilunya, Ketut Suastika mengatakan, Putu Satria sejak lama ingin masuk sekolah kedinasan.

Cita-citanya pun tercapai setelah diterima di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran).

Sebagai orangtua, ia tentu mendukung keinginan anaknya.

"Dia bilang ingin sekolah kedinasan, kami sebagai orangtua hanya mendukung. Apalagi ia memiliki tekad yang kuat," ungkap Ketut Suastika.

Baca juga: Kronologi Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Berawal Bubarkan Jalan Santai

Baca juga: Sosok Putu Satria, Mahasiswa STIP Jakarta Asal Bali Tewas Dianiaya Senior, Alami Luka Dalam

Putu Satria yang akrab disapa Rio itu, mulai masuk ke STIP pada bulan September 2023 lalu.

Selama beberapa bulan di kampus tersebut, Putu Satria sering memberi kabar ke keluarga.

"Biasanya lebih sering berkabar ke ibunya. Kalau dengan saya terakhir chat beberapa hari lalu, ini masih ada chatnya," kenang Suastika kepada Tribun Bali.

Selama ini, Putu Satria tidak pernah mengeluh dan bercerita apa yang dialaminya di kampus.

"Saya sering tanya bagaimana keadaan di kampus, dia selalu bilang aman," ungkap Suastika sembari terisak.

Baginya putra sulungnya itu anak yang polos, dan penyayang keluarga.

Ia juga sosok anak cerdas dengan tekad yang kuat.

"Orangnya tidak neko-neko. Keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini," ungkapnya.

Suastika tidak bisa ke Jakarta, karena menjaga keluarga yang sakit.

"Istri, anak kedua saya dan kakak saya yang berangkat ke Jakarta. Istri saya berangkat ke Jakarta dengan kondisi syok," jelasnya.

Putu Satria merupakan anak sulung, yang memiliki 2 adik yang masih duduk di bangku SMA dan yang paling kecil masih kelas 6 SD.

Kini, ayah Putu Satria menuntut agar aparat wewenang bisa membuka kasus ini secara terang benderang.

Serta hukum bisa ditegakan.

"Saya harap pelaku mendapat ganjaran setimpal untuk memberi efek jera, dan tidak ada lagi kekerasan di dunia pendidikan," ungkapnya.

Sementara itu, pihak keluarga juga menyayangkan, ada statement dari pihak STIP, yang seakan-akan "cuci tangan" dengan kekerasan yang ada di lingkungan kampus tersebut.

"Mudah-mudahan kedepannya sekolah kedinasan tidak ada lagi korban. Cukup yang terakhir anak saya yang menjadi korban," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.


Dianiaya Senior

Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tingkat I dipanggil oleh senior di tingkat II.

Seniornya yang berinisial T asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.

Penyebab Putu Satria Taruna STIP Diduga Dianiaya Senior hingga Tewas, Ternyata Cuma Masalah Sepele
Penyebab Putu Satria Taruna STIP Diduga Dianiaya Senior hingga Tewas, Ternyata Cuma Masalah Sepele (Kolase Tribunnews)

Baca juga: Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Diduga Dianiaya Senior, Rekaman Korban Dibawa dari Toliet jadi Bukti

Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.

Kemudian Tegar alias T memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.

Pasca penganiayaan itu, korban terkapar di toilet dekat kelas.

Dari rekaman CCTV, Putu Satria dibawa dari toilet ke klinik kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.

Saat itu diduga jika Putu Satria mengalami penganiayaan hingga meregang nyawanya.

"Pada saat diperiksa oleh klinik kesehatan sekolah setempat sudah tidak dalam kondisi tidak bernadi," ucap Gidion.

"Nadinya sudah berhenti dan mungkin tanda-tanda hilangnya nyawa," sambungnya.

Dikutip dari tribunnews.com, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan membenarkan informasi adanya mahasiswa meninggal dunia di STIP.

Diduga mahasiswa itu meninggal karena dianiaya seniornya.

"Jadi awalnya, kami Polres Metro Jakarta Utara menerima LP (laporan) meninggalnya seseorang berinisial P. Pada waktu kondisi meninggal ini ada di RS Tarumajaya. Yang bersangkutan adalah salah satu siswa tingkat 1 di STIP," kata Gidion kepada wartawan, Jumat (3/5).

Ia menambahkan, meninggalnya mahasiswa tingkat 1 itu, akibat kekerasan yang dilakukan oknum seniornya tingkat 2.

"Kegiatan ada di kamar mandi. Ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga. Ini kegiatan perorangan mereka. Jadi tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum ya," ucap dia.

"Kami masih mendalami secara utuh bagaimana rangkaian peristiwanya," jelasnya.


Keluarga Terbang ke Jakarta

Perbekel Desa Gunaksa I Wayan Sadiarna membenarkan, Putu Satria Ananta Rustika merupakan warganya. Sore tadi, pihak keluarga sudah ke Jakarta untuk memastikan informasi tersebut.

"Tadi ibu, adik, serta paman dari anak itu (Putu Satria Ananta Rustika) berangkat ke Jakarta. Katanya mengecek informasi tersebut," jelas Sadiarna, Jumat (3/5).

Sadiarna mengaku mengenal warganya tersebut. Bahkan mengetahui saat Putu Satria berangkat melanjutkan pendidikan ke salah satu sekolah kedinasan di Jakarta.

"Saya tahu anak ini, sebelum berangkat juga dulu pernah bertemu," ungkapnya.

Putu Satria Ananta Rustika merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Korban merupakan alumni SMAN 2 Semarapura.


Pelaku dan Bukti Diamankan

Kini garis polisi juga sudah terpasang di toilet pria tempat korban terakhir kali ditemukan tak sadarkan diri.

"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu, karena kegiatan ada di kamar mandi, ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga, ini kegiatan perorangan mereka, jadi tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum ya," papar Kapolres.

Baca juga: Dugaan Pemicu Tarsum, Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Depresi Anak Ditagih Utang Judi Rp150 Juta

Setelah mengamankan rekaman CCTV, polisi mengamankan beberapa sosok diduga tersangka.

Bahkan senior taruna STIP Jakarta yang diduga melakukan kekerasan terhadap Putu Satria ikut diamankan untuk diperiksa lebih lanjut.

"Sambil berjalan, kami juga sudah memeriksa 10 orang lebih untuk menceritakan peristiwa kejadiannya seperti apa," kata Gidion.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved