Berita Viral
Profil Ponpes Al Hanifiyyah Kediri, Tempat Santri Dianiaya Hingga Tewas, Tak Ada Izin Operasional
Mengenal Pondok Pesantren Al Hanifiyyah heboh santri dianiaya senior hingga tewas, ternyata tak ada izin operasional.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Berikut ini kronologi peristiwa Penganiayaan Santri di salah satu pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur.
Korban menghubungi keluarga untuk meminta dijemput dari pesantren pada tanggal 19 Februari 2024.
Di tanggal 21 Februari 2024, korban didatangi dua orang pelaku di pesantren, guna meminta klarifikasi keluhan korban kepada orang tua tentang kondisi pesantren.
Pelaku kemudian menganiaya korban karena kesal dengan jawaban yang diberikan korban.
Beberapa saat kemudian datang dua pelaku lain yang ikut menganiaya korban.
Aksi kekerasan baru terhenti setelah korban diselamatkan santri yang lain. Diduga, bentuk penganiayaan sangat mematikan sehingga membuat korban meninggal dunia.
Korban terluka dengan cukup parah.
Korban sempat mendapatkan perawatan medis di pondok pesantren yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Arga Husada, namun sayang nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Pelaku Sempat Kirim Chat
Bintang Balqis Maulana (14) sempat mengirim pesan ke ibunya, Suyanti.
Pesan tersebut disampaikan melalui panggilan video dan pesan WhatsApp pada Selasa-Rabu (20-21/2/2024).
Suyanti menjelaskan, Bintang awalnya sempat melakukan panggilan video. Ia mengeluhkan dirinya sakit. Namun panggilan video itu tak berlangsung lama.
Suyanti sempat mendengar suara santri lain meminta Bintang untuk mematikan panggilan video itu.
"Dari belakang ada suara laki-laki menyuruh mematikan," katanya.
Setelah itu, Bintang mengirim pesan ke ibunya melalui aplikasi WhatsApp. Isinya, ia mengaku tak kuat dan meminta tolong ke ibunya. Pesan WhatsApp tersebut tersebar di media sosial.
Isi percakapan yang disampaikan Bintang menunjukkan kondisinya yang tak baik-baik saja.
"Cepet sini. Aku takut ma. Maaa tolong," begitu sebagian isi dari pesan yang dikirim Bintang ke ibunya.
Sang ibu yang tak mengetahui bahwa anaknya mengalami hal yang menyiksa itu tak bisa menyanggupi permintaan Bintang.
"Saya tak bisa. Karena punya anak kecil," tambahnya.
Esok harinya, Bintang kembali menghubungi ibunya melalui panggilan telepon. Saat itu, ia menyampaikan, keluarganya tak perlu cepat-cepat menjemput.
"Katanya, 'sekarang jangan dijemput. Tanggal 17 (Maret) sudah mau libur," katanya.
Telepon tersebut merupakan komunikasi terakhir Suyanti dan anaknya. Suyanti sempat mengirim pesan panjang. Namun pesan itu tak pernah dibalas oleh anaknya.
"Itu pesannya dibuka. Tapi bukan anaknya yang membuka," tuturnya.
Suyanti akhirnya mendapat kabar bahwa anaknya telah meninggal pada Jumat (23/2/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Pengakuan Suryadi, Pelaku Pembunuhan Siswi SMK di Lampung Tengah, Kekasih Gelap Marah Dimintai Uang |
![]() |
---|
Pukuli Guru, Begini Nasib Siswa di Sinjai, Dikeluarkan & Ayahnya yang Polisi Diperiksa Propam |
![]() |
---|
Dilaporkan Hilang usai Demo, Ternyata Eko Purnomo Merantau Kerja jadi Penangkap Ikan di Kalteng |
![]() |
---|
Dipicu Pertengkaran Suami Istri, Ini Kronologi Kontrakan di Cakung Dilalap Api, Pelaku Kabur |
![]() |
---|
VIDEO Detik-detik Evakuasi Pasien Obesitas 300 KG di Sragen, Alami Sesak Mapas Ada Cairan di Perut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.