Wanita Overdosis di Orgen Tunggal

Keluarga Wanita Overdosis di Orgen Tunggal Tak Mau Lapor, Ungkap Kasus Polisi Harus Cari Bukti Lain

Keluarga wanita overdosis di orgen tunggal tersebut tak mau melapor ke polisi, kata pakar hukum pidana polisi harus mencari bukti lain terungkap

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
KOLASE TRIBUN SUMSEL/ISTIMEWA/M ARDIANSYAH
Keluarga wanita overdosis di orgen tunggal tersebut tak mau melapor ke polisi, kata pakar hukum pidana Dr Azwar Agus SH MHum polisi harus mencari bukti lain untuk memproses dan agar kasus hukum terungkap. 

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN - Viral video diduga wanita overdosis di orgen tunggal di Desa Suka Pindah Kecamatan Rambutan Banyuasin dan belakangan wanita tersebut ternyata meninggal dunia.

Keluarga wanita overdosis di orgen tunggal tersebut tak mau melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Peristiwa ini juga disorot pakar hukum pidana Palembang Dr Azwar Agus SH MHum. 

Menurut Rektor Universitas Taman Siswa Palembang ini, polisi agak kesulitan untuk memproses perkara ini.

Selain pihak keluarga korban tidak mau lapor, artinya tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini korban.

"Tetapi bisa saja untuk kepentingan hukum, polisi bisa melakukan penyelidikan. Namun, akan terbentur pada sisi korban. Karena, untuk mengetahui penyebab kematian korban secara pasti, harus dilakukan otopsi terhadap mayat korban," kata Ketua DPC Peradi Palembang Ini, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Bukan Pasal 365, Sertu Nasir Ayah Mahasiswa Unsri Tuntut 2 Begal Pembunuh Putrinya Dihukum Mati

Sedangkan, untuk melakukan otopsi terhadap mayat korban harus mendapatkan izin dari pihak keluarga korban.

Polisi akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan kasus ini lebih lanjut. Ditambah lagi, bila tidak ada mau yang menjadi saksi, bertambah gelap pengungkapan kasus ini.

"Bukti video atau rekaman elektronik yang beredar, dalam hukum pidana hanya bisa dijadikan petunjuk saja. Bukan merupakan alat bukti yang sahih. Artinya, polisi harus mencari bukti lain, agar kasus ini bisa diungkap," pungkas akademisi Palembang ini.

SEBELUMNYA viral wanita muda yang disebut bernama Cinderella itu beredar luas di media sosial, Rabu 7 Februari 2024.

Dalam video yang beredar di sosial media, tampak wanita yang sedang kejang-kejang itu berusaha disadarkan oleh teman-temannya.

Di tengah suasana orang yang masih menikmati dentuman musik orgen tunggal, wanita itu duduk dengan kondisi lemas sembari terus berusaha disadarkan.

Namun karena tak kunjung sadar, wanita itu kemudian dibopong untuk kemudian dibawa meninggalkan lokasi hajatan.

Dari keterangan yang beredar, disebutkan wanita itu diduga mengalami overdosis di tengah acara.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Putra Rosa mengatakan, mereka sudah bergerak melakukan penyelidikan dari informasi yang diterima, bukan dari temuan atau laporan polisi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved