Anak Kandung Aniaya Ayah Lansia

Pilunya Ayah Lansia Dianiaya Anak Kandung di Cakung Karena Sudah Pikun, Warga Histeris

Nasib pilu dialami oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) di Cakung, Jakarta Timur dianiaya oleh anak kandung, karena sudah pikun

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
kompas.com/Nabilla Ramadhia
Nasib pilu dialami oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) di Cakung, Jakarta Timur dianiaya oleh anak kandung, karena sudah pikun 

Saat itu, kata Hana, tak ada tetangga yang berani mendekati pelaku dan korban.

"Kita gak tahu kalau dia (pelaku) mau mukul, di sini juga perempuan semua," ujar Hana menjelaskan alasan tak ada yang bernai hentikan pelaku dikutip dari video YouTube SCTV, Rabu (24/1/2024).

"Mungkin kalau ada laki-laki bisa (minta bantuan)," sambungnya.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Aksi Keji Pria Aniaya Wanita di Tempat Kerja, Seret Pacar Hingga Alami Trauma

Penganiayaan bermula saat JS menemukan ayahnya sedang melintas di gang tempat Hana bermukim.

S yang baru saja bertegur sapa dengan Hana dan warga lainnya langsung dihampiri oleh JS.

Kemudian, sang anak menyuruh ayahnya untuk pulang. Awalnya, suara JS masih pelan meski cara bicaranya tegas.

S lantas menjawab bahwa dia ingin mengunjungi rumah adiknya dan akan pulang nanti.

Namun, JS terus memaksa ayahnya untuk pulang.

"Nah, awalnya (tegurannya) pelan. Kok lama-lama teriak-teriak. (Korban) Didorong-dorong sampai ke tempat yang ada motor terparkir," kata Hana.

Saat didorong ke arah motor, S berpegangan pada jok motor itu. Ia menopang dirinya karena salah satu kakinya sedang pincang.

Hana menuturkan, JS terus menyuruh S untuk pulang dengan nada tinggi.

Ia pun menyuruh ayahnya untuk segera beranjak tanpa menghiraukan kondisi kaki sang ayah.

"Dijawab sama bapaknya, 'Iya sebentar, pelan-pelan. Nanti pulangnya sama kamu'. Anaknya ngomong lagi, 'Ya udah pulangnya sama gua! Sekarang!' Bapaknya jawab, 'Iya sebentar'," ucap Hana.

Kemudian, JS kembali mendorong S hingga tangan korban terluka dan berdarah, tetapi sang putra tidak memedulikannya.

S menuruti perintah anaknya. Ia berjalan secara perlahan sambil menopang tubuhnya pada setang motor.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved