Pembunuhan di Pasar Induk Jakabaring

Motif Pembunuhan di Pasar Induk Jakabaring, Tomy Tak Terima Dituduh Curi Hp, Diolok-olok

Motif pembunuhan di Pasar Induk Jakabaring Palembang diungkap polisi saat gelar perkara, Jumat (19/1/2024) hari ini.

Penulis: andyka wijaya | Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/ANDYKA WIJAYA
Motif pembunuhan di Pasar Induk Jakabaring Palembang diungkap polisi saat gelar perkara, Jumat (19/1/2024) hari ini. Tomy (25) warga Dusun Semodim Kabupaten OKI mengaku dirinya nekat membunuh karena tidak terima dituduh mencuri dan diolok-oolok. 

"Benar pelaku sudah berhasil kita tangkap, setelah 2 hari Sat Reskrim Polrestabes, Palembang dan Buser Polsek SU I, Palembang, Melakukan penyelidikan," ungkap Harryo saat menggelar perkara pelaku di Polsek SU I, Palembang.

Lanjut Harryo, saat keberadaan pelaku berhasil diendus, petugas langsung bergerak cepat menuju Dusun Semodim, OKI. Dan berhasil menangkap tersangka saat berada di rumahnya keluarganya.

"Tersangka kita tangkap di rumah keluarganya tanpa perlawanan, disitu tersangka bersembunyi," katanya. 

SEBELUMNYA seorang pria tewas dengan sejumlah luka bacok di Pasar Induk Jakabaring, Palembang. Ia menjadi korban pembacokan.

Korban Romansyah, warga Plaju yang ditemukan warga dan pengunjung pasar Induk tergeletak dengan kondisi sudah bersimbah darah. Kejadian itu terjadi pada Minggu (14/1/2023) sekitar waktu Subuh.

Romansyah tewas dengan luka bacok di kepala, leher, dan tangan.

Menurut Marwan, ayah korban mengatakan ia mendapat informasi dari temannya yang mengantarkan sepeda motor korban dan memberitahu bahwa anaknya berkelahi di Pasar Induk Jakabaring.

"Ada yang datang ke rumah, ngasih tahu kalau Romansyah ini berkelahi di Pasar Induk. Tidak tahu jelasnya bagaimana cuman dia mengantarkan motor KTP dan dompet Romansyah," ujar Marwan saat di RSUD Bari Palembang.

Setelah mendapat kabar tersebut, Marwan menuju lokasi namun ternyata sang anak sudah dibawa ke RSUD Bari.

"Pas sampai disana ternyata sudah dibawa ke Rumah Sakit. Saya tunggu sebentar di luar, sekitar pukul 5 pagi lebih sudah tidak bernyawa lagi," katanya.

Seperti biasa, Romansyah yang sehari-hari berprofesi tukang ojek pangkalan sudah keluar rumah sejak sebelum Subuh untuk narik ojek pangkalan. Ia bersama seorang temannya pergi menuju Pasar Induk Jakabaring.

"Anak saya ini ngojek biasanya. Temannya minta anter ke Jakabaring seperti biasa, setelah itu tidak tahu Romansyah ini berkelahi dengan siapa musuhnya belum tahu. Temannya ini yang mengantarkan motor dan dompet korban ke rumah dan memberitahu saya kejadian ini," katanya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved