Berita Nasional
Arti Kata 'Wahabi', Kalimat Gus Miftah Jadi Pemicu Dilaporkan & Ditantang Ngaji Ketua PKS Lampung
Kata Wahabi itu kini tengah diperbincangkan setelah diucapkan oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah dalam ceramahnya
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
Sejak kelahirannya, aliran wahabi sangat lekat dengan tradisi kekerasan. Bersama Dinasti Saud, kaum wahabi berusaha menundukkan suku-suku di Jazirah Arab di bawah bendera Wahabi/Saudi.
Menyamun, menyerang, dan menjarah suku tetangga adalah praktik yang luas dilakukan suku-suku Badui di Jazirah Arab sepanjang sejarahnya. Setiap suku yang belum masuk wahabi diberi dua tawaran jelas: masuk wahabi atau diperangi sebagai orang-orang musyrik dan kafir (hlm. 119).
Dalam doktrinnya, setiap muslim yang tidak mempunyai pemahaman dan praktik agama Islam yang persis seperti wahabi dianggap murtad dan karenanya memerangi mereka diperbolehkan, atau bahkan diwajibkan.
Razia, penggerebekan dan perampokan pun dilakukan. Dengan demikian, predikat muslim hanya merujuk secara eksklusif kepada para pengikut wahabi, seperti kata “muslim” yang digunakan dalam buku Unwan al-Majd fi Tarikh al-Najd, salah satu buku sejarah resmi wahabisme.
Adapun ormas Islam besar di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU) termasuk salah satu pengkritik keras aliran Wahabi. Mereka membentengi ajaran Ahlu as-Sunnah dari pemikiran Wahabi.
Gus Miftah Sebut Wahabi Identik Dengan PKS
Penceramah Gus Miftah terancam dilaporkan buntut menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) identik sebagai golongan Wahabi.
Ia juga membandingkan cara dakwah yang dilakukan Wahabi dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Hingga Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim menantang Gus Miftah untuk mengaji bersama menafsirkan kitab Ahlussunnah wal Jama’ah.
Hal ini tak lepas berawal dari pernyataan yang disampaikan oleh Gus Miftah lewat ceramahnya menyebutkan soal PKS identik dengan Wahabi.
Pernyataan itu disampaikan Mufti Salim dalam unggahan video di instagram pribadinya @mas.mufti pada Selasa (16/1/2024).

Adapun dalam ceramahnya Gus Miftah, mengatakan di depan ribuan jamaah yang hadir,
"Dakwah yang menyenangkan itu ada di Ahlussunnah wal Jama’ah, yang jamiahnya disebut Nahdatul Ulama, sementara sebaliknya yang menakut-nakuti dan banyak ngasih peringatan, di Indonesia itu identik dengan Wahabi, Wahabi itu identik dengan PKS, makanya saya tidak yakin kalau orang NU bisa maju bersama PKS," ujar Gus Miftah.
Merespon itu Ahmad Mufti Salim pun merasa tidak tidak terima dan menganggap bahwa ceramah sang pedakwah tidak konprehentif.
Oleh karena itu, dirinya menantang mengajak Gus Miftah untuk ngaji bersama dan membuka kitab Ahlussunnah wal Jama’ah di depan para ulama Lampung serta Gubernur dan Ketua MUI Lampung.
Keyakinan Silfester Matutina Sebut Roy Suryo Cs Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu, Sudah Game Over |
![]() |
---|
Bantahan Ditjen Pajak Soal Isu Pemerintah Bakal Pungut Pajak Amplop Kondangan: Tak Ada Rencana Itu |
![]() |
---|
Anggota DPR Ngaku Dengar "Bisik-bisik" Pemerintah Bakal Pungut Pajak Amplop Kondangan : Ini Tragis |
![]() |
---|
Penyebab Koperasi Merah Putih di Tuban Tutup Sehari Usai Diresmikan, Kades Akui Salah Sebut |
![]() |
---|
BKN Bongkar Sistem Baru CPNS 2025-2026 : Ujian Fleksibel dan Bisa Diulang, Hasil Berlaku 2 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.