Berita PALI

Cerita Warga Desa Curup PALI Tidur di Atas Genangan Banjir, Bertahan di Rumah Meski Sudah Terendam

Dua pekan terdampak banjir, warga Desa Curup PALI tetap memilih bertahan di rumah mereka masing-masing dan belum mengungsi.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/APRIANSYAH ISKANDAR
Dua pekan terdampak banjir, warga Desa Curup PALI tetap memilih bertahan di rumah mereka masing-masing dan belum mengungsi. Manaf warga Dusun II Desa Curup menunjukkan kondisi rumah nya, yang selama seminggu ini terendam banjir, Selasa (16/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Selama dua pekan terdampak banjir, warga Desa Curup Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan (Sumsel) mayoritas warga tetap memilih bertahan di rumah mereka masing-masing dan belum mengungsi.

Desa Curup yang berada di Kecamatan Tanah Abang merupakan titik terparah yang terdampak banjir yang sudah memasuki hari ke-13 karena berada di bantaran Sungai Lematang dan merupakan wilayah terendah di Kabupaten PALI.

Manaf warga Dusun II Desa Curup saat ditemui dirumahnya menceritakan kalau sudah seminggu ini dirinya bersama Istri dan anaknya tidur di atas genangan Air.

Diceritakan oleh nya, Air yang merendam dan memasuki rumah nya sudah sejak 7 hari yang lalu.

"Waktu awal banjir kemarin, Air belum masuk ke kamar dan ruang tamu, hanya masuk di bagian dapur dengan ketinggian Air hanya sebatas mata kaki,"ungkapnya, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Banjir di Prabumulih Rendam 1.480 Rumah di Kelurahan Payuputat, Ada yang Hingga Leher Pria Dewasa

Biasanya menurut Manaf, setiap terjadi banjir, rumahnya hanya terendam dibagian dapur saja, karena posisi rumah nya berada di Dusun II dipinggir jalan Desa, agak jauh dari bantaran Sungai Lematang.

Namun dengan ketinggian Air yang terus meningkat selama seminggu ini, kondisi banjir sudah merendam seluruh rumah nya.

Apalagi rumah Manaf merupakan konsep rumah bukan berbentuk rumah panggung, sehingga banjir yang merendam rumah nya dengan ketinggian Air sebatas lutut orang dewasa dibagian ruang tamu, dan sebatas pinggang orang dewasa dibagian dapur.

"Saat ini sebagian barang-barang dirumah sudah saya keluarkan dan ditaruh di teras rumah, sebagian lagi seperti kursi saya titipkan ke tempat tetangga,"ujarnya.

Hal tersebut dilakukan, agar ia bisa memindahkan tempat tidur (Dipan) yang berada dikamar keruangan tamu, karena ketinggian Air diruang tamu agak surut dibandingkan ruangan lainnya.

"Sudah seminggu tidur di atas genangan banjir, dipan nya saya pindahkan keruangan tamu karena agak surut, dan ditinggikan lagi dengan di ganjal pakai batako agar bisa ditiduri,"terangnya.

Disebuah Dipan tersebut, digunakan Manaf sebagai tempat beristirahat bersama istri dan satu orang anaknya di malam hari.

"Takut juga sebenarnya kalau Air naik lagi, jadi kalau tidur tidak begitu nyenyak, masih harus siaga,"tuturnya.

Untuk kebutuhan memasak sehari-hari, saat ini istrinya menumpang dirumah tetangga, karena kondisi dapur nya saat ini tidak memungkinkan lagi digunakan untuk aktivitas memasak.

Meski demikian, Manaf bersama keluarga nya tetap memilih bertahan dirumah dan belum memilih untuk mengungsi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved