Gunung Marapi Erupsi
Kepikiran Lihat Video Zhafirah Minta Tolong, Dika Nekat ke Puncak Gunung Marapi Selamatkan Korban
Zhafirah ternyata awalnya diselamatkan oleh Dika yang merupakan warga Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Bermodal senter ke puncak
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM- Dika dan Tomi, dua dari sejumlah relawan yang pertama kali mencapai puncak Gunung Marapi untuk mengevakuasi para korban akibat erupsi, bercerita bagaimana mereka rela menolong para korban.
Dika dan Tomi muncul di Podcast Youtube Deddy Corbuzier mengungkapkan momen mencekam saat menjadi mengevakuasi para korban gunung Marapi.
Seperti diketahui, Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.
Ada total 75 korban dalam peristiwa itu, 23 diantaranya meninggal dunia.
Baca juga: Teriakan Zhafira Minta Tolong di Dalam Lubang Terdengar Prada Arifin, Cerita Evakuasi Korban Marapi
Dika mengaku hanya bermodal nekat menolong para korban.
"Kalau dibilang bahaya ya bahaya (modal senter), awalnya cuma insting aja karena kayaknya kita bisa bantu," ungkap Dika salah satu relawan, dilansir dari Youtube Deddy Corbuzier, Jumat, (15/12/2023).
Saat itu awalnya, ia sempat takut, namun tekadnya untuk menolong semakin kuat setelah viralnya video Zhafirah dan Yassirli Amri, mahasiswa pendaki meminta pertolongan.
Hati Dika seakan meronta ingin menolong di tengah erupsi masih terjadi.
"Videonya sudah beredar, saya kan lagi nyantai di rumah lihat-lihat facebook lihatlah video korban ini," ungkap Dika.
"Saya dari Minggu udah naik, saya naiknya cuma 5 orang, tapi ada tim yang ke atas duluan jadi ketemu akhirnya bareng sampai ke Cadas, dan ternyata banyak korban," katanya.
Baca juga: Isak Tangis Warga Iringi Jenazah Awan, Bocah yang Tewas Dibanting Ayah: Anak itu Gak Pernah Nakal
Dika sendiri mengaku awalnya mendapat larangan dari orangtua saat hendak berangkat menuju puncak atas demi menyelamatkan korban.
"Hari pertamanya gak diizinin ibu saya, kan saya mau ke atas saya bilang mau ke pos aja, kata ibu jgn ikut nyari bahaya, cuma ngeliat video itu terus kepikiran yang penting bantu lah, jalan aja sampai ke atas," terangnya.
Setelah tiba di atas puncak, Dika dan Tomi menemukan sejumlah korban dalam kondisi yang mengenaskan dan beberapa anggota tubuh tidak lengkap.
"Kalau yang ketemu dari tim saya, ada tujuh sampai hari Selasa, hari pertama empat, tapi yang saya bawah cuma satu," kata Dika.
Dika saat itu membopong Zhafirah Zahrim Febrina korban yang terjebak di erupsi yang sempat viral.
"Saya gendong (Zhafirah), harusnya 1 orang itu bisa empat orang digendong, inisiatif aja nolong," katanya.
"Ife (panggilan Zhafira) itu selamat," sambungnya.
"Kalau yang satunya viral penuh lumpur (Yassiril Amri) meninggal," lanjutnya.
Dika juga mengatakan bahwa sebelum terjadi erupsi sudah melihat sejumlah tanda-tanda alam, salah satunya
"Biasanya diberitahu, ini gak ada kayak gempa dadakan, itu pun di kampung saya, gunung itu sudah ditutup kabut awan," katanya.
Adapun sebelumnya, dalam video yang beredar, Zhafirah meminta pertolongan dengan kondisi tangan patah dan badan penuh abu.
Mahasiswi Politeknik Negeri Padang itu berusaha menarik nafasnya dalam-dalam lantaran sudah tersesak akibat terjebak erupsi di Gunung Marapi.
Pada akhir video, wanita itu terlihat menyampaikan suatu pesan namun sayangnya tidak terdengar dengan jelas apa yang disebutkannya.
Namun, ia sempat meminta pertolongan.
"Ibu tolong saya, begini keadaan saya terakhir disini," ucap Zhafirah di dalam video saat meminta tolong.
Video yang viral tersebut merupakan video yang dikirim Zhafirah kepada ibunya untuk mengabarkan dirinya yang terjebak di Gunung Marapi.
Cara Zhafirah Kirim Video
Rani Radelani, tante dari Zhafirah Zahrim, pendaki yang selamat dari peristiwa Gunung Marapi mengurai cerita saat tahu keponakannya terkena erupsi.
Zhafirah Zahrim Febrina merupakan pendaki wanita yang sempat mengirimkan video sesaat setelah terkena erupsi gunung Marapi hingga wajahnya penuh abu vulkanik.
Pasca video pesannya viral sesaat setelah erupsi untuk meminta pertolongan, kini sosok Zhafirah Zahrim masih menjadi sorotan.
Kini, tante Zhafirah dan putranya muncul mengungkapkan kejadian saat sang keponakan mengirimkan kabar dirinya terjebak Gunung Marapi.
Rani menyebut pendakian gunung ini merupakan pengalaman pertama bagi Zhafirah.
Sebelumnya, ia pernah trekking, namun tak pernah ke gunung.
"Ini pendakian yang pertama," kata Rani Radelani, tante dari Zhafirah, dilansir dari acara tv FYP Trans 7, Jumat (8/12/2023).
Saat itu, mahasiswa yang akrap disapa Ife ini sempat mengajak sepupunya untuk mendaki lantaran sudah mendapat izin dari ayahnya.
"Karena kebetulan saya mendapat banyak tugas pada saat itu, jadi saya menolak jadi saya lanjut buat tugas," kata Iksan, sepupu Zhafirah.
"Dari 14 cuma delapan yang selamat, dan empat teman-teman saya sudah dinyatakan meninggal dunia," sambungnya.
Mata Rani Radelani pun berkaca-kaca saat menceritakan kronologis keponakannya saat pertama kali mengabarkan orang tuanya terjebak.
Zhafirah mengaku saat itu dirinya sudah tak berdaya merasa kedinginan dan kehausan di atas puncak.
"Jadi waktu awal itu yang dihubungi Ife itu adalah ayahnya, kebetulan saya ada di rumah, pasti ayahnya panik anaknya nelpon dari telepon lain 'ini siapa' 'ini Ife yah, Ife diatas', 'yaudah Ife harus kuat, Ife harus berani', terus katanya 'Ife gak kuat ya dingin, haus', ayahnya berangkat, saya yang pegang hp," terang Rani Radelani.
Sang tante kemudian menyarankan Zhafirah mengirimkan video dari hp temannya tersebut, guna mempermudah pencarian Basarnas.
"Itu baru telepon belum ngirim video, terus Ife sama ibu, ayah berangkat ke atas, ini urusannay dengan saya 'Fe, Ife harus kuat, ini ada ibu, bantu ibu kirimkan sharelock Ife, kalau video call kan jaringannya enggak bagus, susah, jadi ibu suruh video, ibu tahu kondisi Ife," sambungnya.
Diketahui, Zhafirah menghubungi keluarganya dengan menggunakan handphone milik temannya yang tercecer.
Sementara itu, dikabarkan jika pemilik handphone yang dipinjam bernama Muhammad Adnan dinyatakan telah meninggal dunia.
"Kita baru tahu kalau temennya sudah gak ada," kata Rani.
Beruntung, berkat tersebarnya video tersebut, tim gabungan sigap mencari Zhafirah.
"Saya langsung kirim ke grup, ke Basarnas tapi karena hectic lama ya, terus Alhamdulillah temen-temen cepet langsung dibantu kirim ke semuanya," katanya.
Hingga akhirnya, Zhafirah Zahrim Febrina berhasil dievakuasi setelah terjebak Gunung Marapi erupsi pada Selasa, (5/12/2023).
Saat ditemukan, kondisi tubuh Mahasiswi Politeknik Negeri Padang itu sudah penuh luka bakar.
"Kondisi kakak saat itu yang pasti mukanya udah hitam kayak di video, tangannya melepuh, dan diakan pakai jaket, itu bolong-bolong karena panas," ucap Rani.
Baca berita lainnya di google news
Gunung Marapi Erupsi
Erupsi Gunung Marapi
Gunung Marapi
Gunung Marapi Sumbar
Korban Gunung Marapi
Dika
Dika Temukan Zhafira
Tribunsumsel.com
Zhafirah Zahrim Febrina
FAKTA Lain Sosok Zhafirah Zahrim Korban Erupsi Marapi yang Kini Meninggal, Atlet Silat Berprestasi |
![]() |
---|
Curhat Pilu Ayah Wakili Wisuda Siska Afrina yang Tewas karena Erupsi Marapi : Lebih dari Pahlawan |
![]() |
---|
Teriak Histeris Ibu Frengki Saat Hadiri Wisuda Anak Korban Tewas Erupsi Gunung Marapi: Mama Kuat Nak |
![]() |
---|
Momen Zharfa Adik Zhafirah Zahrim Febrina Jadi Imam Salat Jenazah Sang Kakak, Curhat Sendiri Lagi |
![]() |
---|
Seorang Hafiz, Orangtua Frengki Korban Erupsi Gunung Marapi Curhat Gantikan Wisuda: Harum Jenazahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.