Berita OKU

Target Pemilu 2024 Zero Konflik, KPU OKU Ungkap Peran Media Massa Lawan Hoax

Target Pemilu 2024 zero konflik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Komering Ulu (OKU) mengungkap peran media melawan hoax.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/LENI JUWITA
Target Pemilu 2024 zero konflik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Komering Ulu (OKU) mengungkap peran media massa melawan berita hoax. Foto bersama awak media dan KPU di acara coffee morning bersama awak media, Kamis (14/12/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM.BATURAJA - Target Pemilu 2024 zero konflik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Komering Ulu (OKU) mengungkap peran media massa melawan hoax.

Penyelenggara Pemilu juga seluruh warga masyarakat OKU sepakat mewujudkan Pemilu zero konflik di Pemilu bisa dinikmati bersama karena itu pesta demokrasi.

Hal itu terungkap pada acara Coffee Morning bersama awak media dengan tema Peran Media dalam Mendukung Penyebaran Informasi Pemilu dan Kepemiluan di Grand Jati Hotel Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Kamis (14/12/2023).

Ketua KPU OKU Naning Wijaya SP mengatakan tujuan mensosialisasikan Pemilu 2024 agar partisipasi pemilu sesuai harapan dengan bantuan media sebagai lembaga kontrol sangat potensi untuk membantu penyelengara pemilu untuk menyukseskan partisipasi dan pemilu dan terselenggaranya Pemilu yang Luberjurdil.

"Target partisipasi Pemilu minimal 85 persen sesuai target nasional," kata Ketua KPU OKU Naning Wijaya.

Baca juga: Air Terjun Curug Tinggi di Desa Taba Remanik Musi Rawas,Lokasi Asri dengan Pemandangan Perbukitan

Narasumber dari Polres diwakili Kasi Intel AKP Hendry Atonius, Kajari OKU diwakili Kasubsi Intelijen Kejaksaan Negeri OKU Abdullah Arby SH MH, dari Akademisi oleh Dr Hendra Alvani MIkom, dari Bawaslu diwakili Staf Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa M Riski Avansa SH dan dari KPU OKU disampaikan oleh Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM , Dony Mardiyanto SH.

Di kesempatan itu dibahas tentang peran media massa, khususnya untuk mengcounter berita hoaks yang beredar di mesos.

Sebab yang ada di medsos itu sekedar informasi, hiburan, humor. medsos tidak jelas siapa yang bertanggung jawab.

Sedangkan yang dihasilkan pers itu berita. Pers ada penanggung jawabnya.Untuk itu media melaksanakan fungsi pers secara profesional. (sripoku/leni juwita)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved