Berita Palembang

25 Koperasi di Sumsel Siap Salurkan Beras Bulog SPHP 5 Kg dan Produk Pangan Bulog

Sebanyak 25 koperasi di Sumsel siap menyalurkan beras bulog SPHP 5 Kg dan produk pangan bulog lainnya.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Penandatanganan MoU antara Bulog Regional Sumsel Babel, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumsel dan Koperasi di Sumsel di Aula Kantor Bulog Kanwil Sumsel Babel, Selasa (14/11/2023). Sebanyak 25 koperasi di Sumsel siap menyalurkan beras bulog SPHP 5 kg dan produk pangan lainnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) semakin getol menggencarkan pendistribusian beras SPHP hingga ke pelosok daerah sebagai upaya stabilisasi harga dan menekan laju inflasi di wilayah tersebut.

Langkah itu berkaca pada periode September hingga Oktober 2023, dimana komoditas beras menjadi sorotan lantaran memberikan andil besar terhadap laju kenaikan inflasi masing-masing sebesar 0,792 dan 0,850 poin secara year on year (yoy).

Pimpinan Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) Mohammad Alexander mengatakan untuk memasifkan pendistribusian beras SPHP kepada masyarakat, pihaknya telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumsel serta 25 koperasi yang ada di Sumsel.

"Tujuannya supaya bisa membantu semua anggota koperasi memenuhi kebutuhan pangan. Ini juga menjadi tugas kami (Bulog) untuk bagaimana bahan pokok ini bisa menyentuh masyarakat secara menyeluruh," katanya, usai Penandatanganan MoU antara Bulog Regional Sumsel Babel, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumsel dan Koperasi di Sumsel di Aula Kantor Bulog Kanwil Sumsel Babel, Selasa (14/11/2023).

Baca juga: Gajah Liar Masuk Permukiman Warga di Musi Rawas, Temuan BKSDA Ternyata Buka Lahan di Habibat

Alex menjelaskan untuk penyediaan beras SPHP di masing-masing koperasi nantinya akan menggunakan mekanisme yang sama seperti outlet binaan Bulog yakni Rumah Pangan Kita (RPK).

Begitu juga dengan harga, beras yang dijual melalui koperasi akan tetap mengikuti harga eceran tertinggi (HET) SPHP yang telah ditetapkan Rp 10.900 per kg.

"Jadi nanti koperasi mengajukan PO (pre order) ke Bulog sesuai dengan kebutuhannya, bisa juga dengan bahan pangan lain seperti gula, minyak sayur dan lain-lain," jelasnya.

Alex menambahkan saat ini stok beras di seluruh gudang Bulog Kantor wilayah Sumsel dan Babel sebanyak 16.900 ton dan rencananya akan mendapatkan tambahan penerimaan impor kurang lebih sebesar 20 ribu sampai dengan 30 ribu ton yang ditunjukkan untuk memperkuat cadangan stok cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 2024.

"Nantinya stok yang dikuasai Bulog akan cukup sampai dengan bulan Maret tahun 2024 mendatang," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumsel, Amiruddin mengatakan jumlah keseluruhan koperasi yang ada di wilayah Sumsel saat ini mencapai 6.789 koperasi.

"Sementara ini, baru sebanyak 25 koperasi yang melakukan kerja sama dengan Bulog untuk menyalurkankan beras dan menekan laju inflasi," katanya

Ia pun berharap, penyaluran bahan pokok, utamanya beras ini bisa sampai ke pelosok. Oleh karenanya melalui koperasi yang banyak di desa, beras ini bisa tersalurkan secara lebih merata.

Amiruddin menilai penjualan beras melalui koperasi ini memberikan dampak positif baik dari sisi masyarakat yang mendapatkan harga terjangkau, maupun dari sisi koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendapat keuntungan.

"Sebagai badan usaha untuk memperoleh keuntungan, meskipun tidak besar. Tapi secara sosial juga koperasi membantu masyarakat," katanya.

Amiruddin menegaskan penjualan beras melalui koperasi nantinya diutamakan untuk para anggota koperasi, karena anggota koperasi biasanya terdiri dari masyarakat setempat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved